Seperti yang telah saya singgung pada artikel sebelumnya, berikut ini adalah alih bahasa yang saya lakukan terhadap risalah ilmiah Syekh Ahmad Muhammad Syฤkir yang berjudul: Awฤ-il al-Syuhลซr al-`Arabiyyah Hal Yajลซzu Syar`an Itsbฤtuhฤ bi al-Hisฤb al-Falakiy.

Versi hasil scan dari risalah yang berbicara tentang penggunaan metode hisab untuk penentuan awal Hijriah ini dapat diunduh antara lain melalui alamat: http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=91477 (versi cetakan ke-2 Maktabah Ibn Taymiyyah, tahun 1407 H).

Versi teks Arab dari risalah tersebut juga saya cantumkan di bawah, setelah edisi bahasa Indonesia. (Asalnya dari situs: http://ahmadmuhammadshakir.blogspot.com/)

Semoga Allah menjadikan usaha saya untuk mengalihbahasakan risalah ini sebagai amal saleh yang memberi manfaat kepada umat pada umumnya, dan juga khususnya bagi diri saya sendiri kelak pada hari Kiamat. ฤ€mฤซn

~adni kurniawan, 
 http://adniku.blogspot.com 

———————————————————— 

PENGGUNAAN METODE HISAB UNTUK PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIAH

*******

Judul Asli: Awฤ-il al-Syuhลซr al-`Arabiyyah Hal Yajลซzu Syar`an Itsbฤtuhฤ bi al-Hisฤb al-Falakiy
Karya:   Syekh Ahmad Muhammad Syฤkir rahimahullฤh
Alih Bahasa: Adni Kurniawan [http://adniku.blogspot.com, adni.kurniawan@gmail.com]
Keterangan Lainnya: Cetak tebal (bold) adalah dari penerjemah
*******

Bismillฤhirrahmฤnirrahฤซm.

Mahkamah Tinggi Syariah di Mesir menetapkan bahwa permulaan bulan Dzul Hijjah tahun ini (1357 H) jatuh pada hari Sabtu, sehingga `ฤชdul Adlha jatuh pada hari Senin (30 Januari 1939).

Beberapa hari kemudian, dipublikasikan di al-Muqattam bahwa pemerintah Arab Saudi belum menetapkan bahwa hari Sabtu sebagai permulaan bulan Dzul Hijjah [karena hilal belum terlihat di sana], sehingga awal bulan jatuh pada hari Ahad. Dengan demikian, wuquf di `Arafah jatuh pada hari Senin, sedangkan `ฤชdul Adlha jatuh pada hari Selasa (31 Januari 1939).

Pada hari Jumat, 21 Dzul Hijjah (10 Februari 1939) surat kabar al-Balฤgh mempublikasikan kabar dari korespondennya di Bombay, India, bahwa pada awal Februari 1939 kaum Muslim di Bombay berbeda pendapat tentang hari `ฤชdul Adlha. Kemudian ditetapkanlah `ฤชdul Adlha itu jatuh pada hari Rabu, berbeda dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya. Maknanya adalah, kaum Muslim di sana belum dapat menetapkan bahwa awal bulan jatuh pada hari Sabtu maupun Ahad [karena hilal belum terlihat], sehingga ditetapkanlah bahwa awal bulan jatuh pada hari Senin. 

Demikianlah yang terjadi pada kebanyakan bulan-bulan yang terkait dengan musim-musim ibadah, di mana kaum Muslim merukyat hilal di berbagai negeri-negeri Islam.  Kadang, hilal tersebut terlihat di salah satu negeri, namun negeri yang lain belum dapat merukyatnya. Akibatnya, terjadi perbedaan penentuan waktu pelaksanaan musim ibadah di negeri-negeri kaum Muslim. Sebagian negeri berpuasa ketika sebagian lain sedang berbuka. Sebagian negeri melaksanakan `ฤชdul Adlha ketika sebagian lain sedang berpuasa hari `Arafah. 

Ulama telah menuliskan pembahasan yang sangat berharga tentang mekanisme penetapan hilal, baik melalui literatur tafsir, hadits, fiqh maupun selainnya. Kalimat mereka sepakat, atau hampir sepakat, bahwa yang menjadi patokan dalam penetapan bulan hanyalah rukyat semata; dan bahwa metode hisab posisi bulan maupun perhitungan munajjim (ahli nujum, ahli perbintangan) tidak dapat dianggap. Hanya saja, dihikayatkan adanya suatu pendapat dalam madzhab Syฤfi`iy bahwa boleh bagi ahli hisab atau munajjim untuk mengamalkan hasil hisabnya itu bagi dirinya sendiri. Ada pula pendapat lain di kalangan mereka bahwa diperbolehkan bagi selain ahli hisab dan munajjim untuk bertaklid kepada keduanya; serta ada pula yang menyatakan bahwa yang boleh diikuti adalah ahli hisab, sementara munajjim tidak boleh diikuti. [Lihat: al-Majmลซ`, karya al-Nawawiy, vol. VI, hlm. 279 – 280.] 

Yang menjadi pegangan dalam bab ini adalah hadits-hadits shahih yang tidak diragukan lagi validitasnya: 

ุตُูˆْู…ُูˆْุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ ูˆَุฃَูْุทِุฑُูˆْุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ، ูَุฅِู†َّ ุบُู…َّ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูَุฃَูƒْู…ِู„ُูˆْุง ุดَุนْุจَุงู†َ ุซَู„ุงَุซِูŠْู†َ.

“Berpuasalah kalian ketika melihat hilal dan berbukalah ketika kalian melihatnya. Jika kondisi mendung menghalangi kalian, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya`bฤn menjadi tiga puluh hari.”  

ู„ุงَ ุชَุตُูˆْู…ُูˆْุง ุญَุชَّู‰ ุชَุฑَูˆْุง ุงู„ْู‡ِู„ุงَู„َ ูˆَู„ุงَ ุชُูْุทِุฑُูˆْุง ุญَุชَّู‰ ุชَุฑَูˆْู‡ُ ูَุฅِู†ْ ุบُู…َّ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูَุงู‚ْุฏُุฑُูˆْุง ู„َู‡ُ.

“Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat hilal, dan jangan kalian berbuka hingga kalian melihatnya. Jika kondisi mendung, maka perhitungkanlah.”

Terdapat redaksi hadits-hadits shahih lainnya yang semakna dengan hadits di atas. [Lihat: Shahฤซh al-Bukhฤriy, vol. III, hlm. 27 – 28, cet. al-Sulthฤniyyah; Nayl al-Awthฤr, vol. IV, hlm. 258 – 267, karya al-Syawkฤniy; Nashb al-Rฤyah vol. II, hlm. 437 – 440; dan Tharh al-Tatsrฤซb, vol. IV, hlm. 111 -  114.] 

Kemudian terdapat perbedaan di kalangan ulama terkait hal ini: apakah perbedaan mathla` itu diperhitungkan atau tidak? Artinya, apabila hilal terlihat di suatu negeri, apakah hukum rukyat tersebut juga berlaku bagi negeri lainnya atau tidak, meskipun jarak kedua negeri tersebut jauh, dan mathla` keduanya berbeda? Ataukah, masing-masing negeri memiliki rukyat sendiri-sendiri, sehingga hasil rukyat yang ada di Mesir dapat berbeda dengan Hijaz, Irak dan selainnya? 

Kalangan madzhab Syฤfi`iy berpendapat bahwa setiap negeri memiliki rukyat masing-masing. Namun mereka berselisih tentang perhitungan dekat dan jauhnya jarak antar negeri yang berimplikasi pada perbedaan rukyat: apakah yang menjadi patokan adalah perbedaan mathla`, atau perbedaan musim, atau jarak yang menyebabkan seorang dapat meng-qashr shalat? 

Al-Nawawiy berkata dalam al-Majmลซ`, setelah merinci perbedaan pendapat dimaksud, “Cabang: Tentang Madzhab Ulama Jika Penduduk Suatu Negeri Melihat Hilal sementara Negeri yang Lain Tidak Melihatnya. Kami telah menyebutkan rincian pendapat dalam madzhab kami mengenai hal tersebut. Ibn al-Mundzir menukil dari `Ikrimah, al-Qฤsim, Sฤlim dan Ishaq ibn Rฤhawayh bahwa rukyat hilal tersebut tidak melazimkan penduduk negeri lainnya; sedangkan dinukil dari al-Layts, al-Syฤfi`iy, dan Ahmad bahwa mereka berpendapat sebaliknya. Ia berkata, ‘Saya tidak mengetahui hal itu kecuali merupakan pendapat ahli Madinah dan ahli Kลซfah.’ Maksud beliau adalah Imam Mฤlik dan Abลซ Hanฤซfah.” [Lihat: al-Majmลซ`, vol. VI, hlm. 273 – 274. Lihat pula: Ma`ฤlim al-Sunan, vol. II, hlm. 98, karya al-Khaththฤbiy; dan Tafsฤซr al-Qurthลซbiy, vol. II, hlm. 274 – 276.] 

Terdapat banyak sekali diskusi berulang mengenai permasalahan tersebut pada tahun-tahun belakangan ini, dikarenakan kecepatan komunikasi antar berbagai belahan bumi, dengan adanya sarana telepon dan telegraph pada awalnya, yang kemudian dilanjutkan dengan adanya radio. Ini menyebabkan negeri-negeri Islam seolah-olah menjadi satu negeri dalam hal kecepatan sampainya kabar tentang penetapan bulan baru maupun penafiannya. Orang-orang pun menjadi tidak sabar atas kegaduhan bertahun-tahun sehubungan dengan masalah syariah yang krusial ini. Mereka ingin keluar dari problema tersebut, selama masih ada jalan untuk penyatuan kalimat. 

Saya ingat, setahun atau dua tahun lalu, ada pertanyaan rinci dari India kepada ulama al-Az-har yang mulia tentang hal ini. Salinan surat itu lantas dikirimkan juga kepada para ulama senior, agar masing-masing mereka dapat memberikan pendapatnya. Ayah saya juga menerima salinannya. Namun saya tidak tahu bagaimana kelanjutan nasib surat tersebut. Yang jelas, ayah saya terhalang oleh penyakitnya sehingga beliau tidak dapat menulis atau memberikan pendapatnya. Semoga Allah menyembuhkan beliau. 

Pembahasan ini telah menyita pikiran saya dalam jangka waktu yang lama setelah saya menguatkan suatu pendapat, yang saya harap pendapat itu benar. Kemudian, terjadilah perbedaan penetapan hari `Arafah pada tahun ini, hari haji akbar dan musim ibadah Islam yang paling agung. Bulan Dzul Hijjah adalah bulan yang paling riskan, karena hari `Arafah, hari kesembilan dalam bulan Dzul Hijjah, adalah waktu yang sangat terbatas untuk melaksanakan rukun ibadah Haji, yaitu wuquf di `Arafah. Ini tidak terjadi melainkan hanya sekali dalam setahun. Di sisi lain, mayoritas pelaku ibadah Haji tidak melaksanakan ibadah ini melainkan hanya sekali seumur hidup. Karena itu, tampaknya mereka khawatir bahwa jika mereka meleset dalam pelaksanaan wuquf dari hari yang sebenarnya, maka kewajiban ibadah Haji mereka menjadi tidak tertunaikan. 

Hal itulah yang memotivasi saya untuk menuliskan pendapat saya tentang penetapan hilal, untuk saya tampilkan kepada para pakar dan ahli ilmu, baik dari kalangan ahli fiqh, ahli hadits dan lain-lain, di berbagai penjuru dunia Islam.

Termasuk hal yang tidak diragukan lagi, bangsa Arab sebelum kedatangan Islam dan juga pada masa awal kedatangan Islam tidaklah mengetahui ilmu-ilmu falak secara ilmiah dan mumpuni. Mereka adalah kaum yang buta huruf, tidak dapat menulis dan berhitung. Kalaupun ada di antara mereka yang mengetahui ilmu falak, maka itu hanya dasarnya atau kulitnya saja, yang pengetahuannya itu didapatkan dari pengamatan dan observasi, atau dari mendengar dan pengabaran, dan bukan pengetahuan yang dibangun di atas kaidah matematis atau bukti-bukti empiris yang berasal dari premis yang pasti.

Karena itulah, Rasulullah r menjadikan rujukan penetapan bulan dengan perkara yang pasti dan terindera, yang hal ini mampu dilakukan oleh setiap orang dari mereka, atau mayoritas mereka, yaitu rukyat hilal dengan mata telanjang. Hal ini lebih bijaksana dan lebih tepat untuk penetapan waktu syiar dan ibadah mereka. Hal itulah yang sampai pada derajat yakin dan percaya yang mampu mereka lakukan. Dan Allah tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.

Tidaklah sejalan dengan hikmah pembuat syariat apabila menjadikan pijakan penetapan hilal dengan hisab dan ilmu falak, sementara mereka tidak mengetahui sedikit pun tentang hal itu di kota-kota tempat tinggal mereka. Terlebih lagi, banyak dari mereka yang merupakan orang-orang Badui, yang tidak sampai kepadanya kabar dari kota, kecuali selang beberapa masa kemudian, bahkan terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekiranya dijadikan penetapan hilal itu dengan ilmu hisab dan falak maka tentulah hal tersebut akan memberatkan mereka. Tidaklah mengetahui tentang ilmu hisab dan falak melainkan segelintir orang yang langka di daerah pedalaman, itu pun berasal dari kabar yang datang. Penduduk kota pun tidak mengetahui ilmu hisab dan falak kecuali dengan bertaklid kepada sebagian ahli hisab, yang mayoritasnya, atau bahkan seluruhnya, berasal dari kalangan Ahli Kitab.

Setelah itu, kaum Muslim menaklukkan dunia, memegang kendali pengetahuan dan mengembangkan setiap jenis ilmu. Mereka menerjemahkan literatur generasi terdahulu, mendalaminya, mengungkapkan rahasia terpendamnya, serta mewariskannya untuk generasi setelahnya, termasuk ilmu falak, astronomi dan hisab. [Lihat kitab `Ilm al-Falak wa Tฤrฤซkhuhu `Inda al-`Arab, cet. Roma, tahun 1911.] 

Dahulu, mayoritas ahli fiqh dan ahli hadits tidak mengetahui tentang ilmu falak, atau mereka hanya mengetahui beberapa dasarnya. Sebagian, atau bahkan banyak dari mereka, yang tidak percaya kepada orang yang mengetahui ilmu tersebut. Bahkan, sebagian mereka menuduh orang yang belajar ilmu ini dengan penyimpangan dan kebid`ahan. Hal ini karena persangkaan mereka bahwa ilmu itu menyebabkan pemiliknya mengklaim pengetahuan ilmu ghaib (tanjฤซm/astrologi). Dan, memang benar bahwa sebagian orang yang mempelajari ilmu falak melakukan hal yang dituduhkan tersebut. Hal itu membuat dirinya dan ilmu yang dipelajarinya menjadi tercemar. Para ahli fiqh tersebut memiliki udzur dalam hal ini. 

Sebagian ahli fiqh dan ulama yang mengetahui ilmu ini tidak mampu menegaskan penempatan posisinya secara tepat terhadap agama dan fiqh. Namun, ia hanya memberi isyarat untuk itu dengan sikap khawatir (hati-hati). 

Perhatikan misalnya Taqiyuddฤซn al-Subkiy. Ia menyebutkan dalam Fatฤwฤ-nya [vol. I, hlm. 219 – 220] bahwa apabila hisab yang memiliki premis yang pasti menunjukkan ketiadaan kemungkinan rukyat hilal maka persaksian orang-orang yang melihatnya menjadi tertolak. Persaksian itu dinilai sebagai kedustaan atau kekeliruan. Kemudian ia berkata, 

ู„ุฃู† ุงู„ุญุณุงุจ ู‚ุทุนูŠ، ูˆุงู„ุดู‡ุงุฏุฉ ูˆุงู„ุฎุจุฑ ุธู†ูŠุงู†، ูˆุงู„ุธู† ู„ุง ูŠุนุงุฑุถ ุงู„ู‚ุทุน، ูุถู„ุงً ุนู† ุฃู† ูŠู‚ุฏู… ุนู„ูŠู‡، ูˆุงู„ุจูŠู†ุฉ ุดุฑุทู‡ุง ุฃู† ูŠูƒูˆู† ู…ุง ุดู‡ุฏุช ุจู‡ ู…ู…ูƒู†ุงً ุญุณุงً ูˆุนู‚ู„ุงً ูˆุดุฑุนุงً، ูุฅุฐุง ูุฑุถ ุฏู„ุงู„ุฉ ุงู„ุญุณุงุจ ู‚ุทุนุงً ุนู„ู‰ ุนุฏู… ุงู„ุงู…ูƒุงู† ุงุณุชุญุงู„ ุงู„ู‚ุจูˆู„ ุดุฑุนุงً، ู„ุงุณุชุญุงู„ุฉ ุงู„ู…ุดู‡ูˆุฏ ุจู‡، ูˆุงู„ุดุฑุน ู„ุง ูŠุฃุชูŠ ุจุงู„ู…ุณุชุญูŠู„ุงุช

Sebab, hisab itu pasti (qath`iy), sedangkan persaksian dan pengabaran itu bersifat zhanniy (dugaan yang memungkinkan adanya kesalahan). Dugaan tidak mungkin melawan kepastian, apalagi untuk lebih diunggulkan. Syarat bukti adalah hal yang dipersaksikan itu memungkinkan baik secara indera, akal maupun syariah. Jika terdapat penunjukan hisab yang sifatnya pasti terhadap ketidakmungkinan rukyat, maka secara syariah rukyat tersebut tidak dapat diterima, karena kemustahilan persaksian tersebut. Karena syariah tidak datang dengan hal-hal yang mustahil.” 

Setelah itu, beliau berkata, 

ูˆุงุนู„ู… ุงู†ู‡ ู„ูŠุณ ู…ู† ู…ุฑุงุฏู†ุง ุจุงู„ู‚ุทุน ู‡ู‡ู†ุง ุงู„ุฐูŠ ูŠุญุตู„ ุจุงู„ุจุฑู‡ุงู† ุงู„ุฐูŠ ู…ู‚ุฏู…ุงุชู‡ ูƒู„ู‡ุง ุนู‚ู„ูŠุฉ، ูุฅู† ุงู„ุญุงู„ ู‡ู†ุง ู„ูŠุณ ูƒุฐู„ูƒ، ูˆุงู†ู…ุง ู‡ูˆ ู…ุจู†ูŠ ุนู„ู‰ ุงุฑุตุงุฏ ูˆุชุฌุงุฑุจ ุทูˆูŠู„ุฉ، ูˆุชุณูŠูŠุฑ ู…ู†ุงุฒู„ ุงู„ุดู…ุณ ูˆุงู„ู‚ู…ุฑ، ูˆู…ุนุฑูุฉ ุญุตูˆู„ ุงู„ุถูˆุก ุงู„ุฐูŠ ููŠู‡. ุจุญูŠุซ ูŠุชู…ูƒู† ุงู„ู†ุงุณ ู…ู† ุฑุคูŠุชู‡، ูˆุงู„ู†ุงุณ ูŠุฎุชู„ููˆู† ููŠ ุญุฏุฉ ุงู„ุจุตุฑ. ุงู„ู‰ ุขุฎุฑ ูƒู„ุงู…ู‡.

Ketahuilah, bukan maksud kami bahwa yang dimaksud dengan ‘kepastian’ di sini adalah dalil yang seluruh premisnya bersumber dari akal. Kondisinya dalam hal ini tidaklah seperti itu. Ia dibangun atas dasar observasi dan percobaan yang panjang, pergerakan posisi matahari dan bulan, dan pengetahuan terhadap cahaya bulan, sehingga dengan hal itu orang-orang dapat merukyat hilal dengan tepat, sekalipun mereka berbeda-beda dalam hal ketajaman penglihatan.” Demikian seterusnya ucapan beliau. 

Perhatikan ucapan Imam Besar Taqiyuddฤซn Ibn Daqฤซq al-`ฤชd. Beliau berkata dalam Syarh `Umdah al-Ahkฤm, vol. II, hlm. 206, 

ูˆุงู„ุฐูŠ ุฃู‚ูˆู„ ุจู‡ ุงู† ุงู„ุญุณุงุจ ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ุงู† ูŠุนุชู…ุฏ ุนู„ูŠู‡ ููŠ ุงู„ุตูˆู… ุจู…ูุงุฑู‚ุฉ ุงู„ู‚ู…ุฑ ู„ู„ุดู…ุณ، ุนู„ู‰ ู…ุง ูŠุฑุงู‡ ุงู„ู…ู†ุฌู…ูˆู† ู…ู† ุชู‚ุฏู… ุงู„ุดู‡ุฑ ุจุงู„ุญุณุงุจ ุนู„ู‰ ุงู„ุดู‡ุฑ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ ุจูŠูˆู… ุงูˆ ูŠูˆู…ูŠู†، ูุฅู† ุฐู„ูƒ ุงุญุฏุงุซ ู„ุณุจุจ ู„ู… ูŠุดุฑุนู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆุฃู…ุง ุงุฐุง ุฏู„ ุงู„ุญุณุงุจ ุนู„ู‰ ุงู† ุงู„ู‡ู„ุงู„ ู‚ุฏ ุทู„ุน ู…ู† ุงู„ุงูู‚ ุนู„ู‰ ูˆุฌู‡ ูŠุฑู‰ ู„ูˆู„ุง ูˆุฌูˆุฏ ุงู„ู…ุงู†ุน، ูƒุงู„ุบูŠู… ู…ุซู„ุงً -: ูู‡ุฐุง ูŠู‚ุชุถูŠ ุงู„ูˆุฌูˆุจ، ู„ูˆุฌูˆุฏ ุงู„ุณุจุจ ุงู„ุดุฑุนูŠ، ูˆู„ูŠุณ ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ุจู…ุดุฑูˆุทุฉٍ ููŠ ุงู„ู„ุฒูˆู…، ู„ุฃู† ุงู„ุงุชูุงู‚ ุนู„ู‰ ุงู† ุงู„ู…ุญุจูˆุณ ููŠ ุงู„ู…ุทู…ูˆุฑุฉ ุงุฐุง ุนู„ู… ุจุงู„ุญุณุงุจ ุจุงูƒู…ุงู„ ุงู„ุนุฏุฉ، ุฃูˆ ุจุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ุจุงู„ุฃู…ุงุฑุงุช، ุงู† ุงู„ูŠูˆู… ู…ู† ุฑู…ุถุงู†: ูˆุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตูˆู…، ูˆุฅู† ู„ู… ูŠุฑ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ูˆู„ุง ุฃุฎุจุฑู‡ ู…ู† ุฑุขู‡.

Yang menjadi pendapatku, hisab tidak dapat dijadikan sebagai sandaran dalam hal penetapan puasa dengan berpisahnya bulan terhadap matahari (setelah konjugasi matahari dan bulan), sebagaimana pandangan ahli nujum (perbintangan), bahwa penetapan awal bulan dengan hisab lebih cepat sehari atau dua hari dibandingkan rukyat. Ini adalah hal mengada-ada (ihdฤts) karena tidak disyariatkan oleh Allah Ta`ฤlฤ. Adapun jika hisab menunjukkan bahwa hilal telah terbit di ufuk dengan kondisi yang memungkinkan untuk dilihat sekiranya tidak terdapat penghalang seperti mendung misalnya, maka ini berimplikasi pada kewajiban puasa, dikarenakan adanya sebab syar`i. Dan tidaklah rukyat hakiki dipersyaratkan dalam kelaziman tersebut. Karena, orang yang tertahan dalam penjara, jika ia mengetahui dengan hisab untuk menyempurnakan bulan Sya`bฤn, atau berijtihad dengan (mengamati) berbagai indikasi, bahwa hari itu telah masuk Ramadhฤn maka ia wajib berpuasa, meskipun ia sendiri tidak melihat hilal ataupun mendapat kabar dari orang yang melihat hilal.” 

[Ibn Daqฤซq al-`ฤชd termasuk Imam madzhab Mฤlikiy dan madzhab Syฤfi`iy, bahkan merupakan sandaran bagi kedua madzhab tersebut. Beliau lahir tahun 625, dan wafat di Kairo tahun 702. Biografi beliau termuat secara apik dalam al-Thฤli` al-Sa`ฤซd hlm. 317, Tadzkirah al-Huffฤzh, vol IV, hlm. 262, Fawฤt al-Wafayฤt, vol. II, hlm. 305, dan Thabaqฤt al-Syฤfi`iyyah, vol. VI, hlm. 2.] 

Demikianlah kondisi ulama. Hal ini mengingat ilmu alam dahulu tidaklah tersebar sebagaimana ilmu-ilmu agama, sementara kaidah-kaidah ilmu alam tersebut belum mencapai derajat kepastian menurut ulama. 

Akan tetapi, ini adalah syariah yang cemerlang, lapang dan kekal, sampai dengan Allah mengizinkan kemusnahan kehidupan dunia. Ini adalah syariah untuk setiap umat dan setiap masa. Karena itu, kita melihat pada teks-teks Quran dan Sunnah terdapat berbagai isyarat yang halus atas perkara-perkara yang akan terjadi. Jika datang saat kebenarannya, hal-hal itu akan mampu ditafsirkan dan diketahui, meskipun generasi pendahulu menafsirkannya secara tidak sesuai dengan hakikatnya. 

Sungguh, Sunnah yang valid telah mengisyaratkan apa yang sedang kita bahas. Al-Bukhฤriy telah meriwayatkan dari hadits Ibn `Umar, dari Nabi r, bahwa beliau bersabda, 

ุฅِู†َّุง ุฃُู…َّุฉٌ ุฃُู…ِّูŠَّّุฉٌ، ู„ุงَ ู†َูƒْุชُุจُ ูˆَู„ุงَ ู†َุญْุณุจُ، ุงู„ุดَّู‡ْุฑُ ู‡ูƒَุฐَุง ูˆَู‡ูƒَุฐَุง. ูŠَุนْู†ِูŠ ู…َุฑَّุฉً ุชِุณْุนَุฉ ูˆَุนِุดْุฑِูŠْู†، ูˆَู…َุฑَّุฉً ุซَู„ุงَุซِูŠْู†َ

Sesungguhnya kami adalah umat yang buta huruf. Kami tidak menulis dan tidak pula berhitung. Bulan itu demikian dan demikian. Maksud beliau, kadang dua puluh sembilan hari dan kadang tiga puluh hari.” [Shahฤซh al-Bukhฤriy, vol. III, hlm. 27 – 28, cet. al-Sulthฤniyyah, Shahฤซh Muslim, vol. I, hlm. 299, cet. Bลซlฤq, Sunan Abลซ Dฤwลซd, vol. II, hlm. 266 – 267 (dari Syarh `Awn al-Ma`bลซd), dan Sunan al-Nasฤ-iy, vol. I, hlm. 302 – 303.]

Juga diriwayatkan oleh Mฤlik dalam al-Muwaththa’ [vol. I, hlm. 269], juga al-Bukhฤriy, Muslim, dan lain-lain, dengan redaksi: 

ุงู„ุดَّู‡ْุฑُ ุชِุณْุนَุฉٌ ูˆَุนِุดْุฑُูˆْู†َ، ูَู„ุงَ ุชَุตُูˆْู…ُูˆْุง ุญَุชَّู‰ ุชَุฑَูˆْุง ุงู„ْู‡ِู„ุงَู„َ، ูˆَู„ุงَ ุชُูْุทِุฑُูˆْุง ุญَุชَّู‰ ุชَุฑَูˆْู‡ُ، ูَุฅِู†ْ ุบُู…َّ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูَุงู‚ْุฏُุฑُูˆْุง ู„َู‡ُ

Bulan itu dua puluh sembilan hari. Karena itu, janganlah kalian berpuasa hingga kalian hilal, dan jangan kalian berbuka hingga kalian melihatnya. Jika kondisi mendung, maka perhitungkanlah.” 

Sungguh, telah benar ulama kita terdahulu, rahimahumullฤh, dalam menafsirkan makna hadits, namun mereka keliru dalam takwilnya. Pernyataan yang paling komprehensif mengenai pendapat ulama terdahulu dapat ditemukan antara lain pada ucapan al-Hฤfizh Ibn Hajar [dalam Fat-h al-Bฤrฤซ, vol. IV, hlm. 108 - 109], 

ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุงู„ุญุณุงุจ ู‡ู†ุง ุญุณุงุจ ุงู„ู†ุฌูˆู… ูˆุชุณูŠูŠุฑู‡ุง، ูˆู„ู… ูŠูƒูˆู†ูˆุง ูŠุนุฑููˆู† ู…ู† ุฐู„ูƒ ุงู„ุง ุงู„ู†ุฒุฑ ุงู„ูŠุณูŠุฑ. ูุนู„ู‚ ุงู„ุญูƒู… ุจุงู„ุตูˆู… ูˆุบูŠุฑู‡ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ، ู„ุฑูุน ุงู„ุญุฑุฌ ุนู†ู‡ู… ููŠ ู…ุนุงู†ุงุฉ ุงู„ุชุณูŠูŠุฑ، ูˆุงุณุชู…ุฑ ุงู„ุญูƒู… ููŠ ุงู„ุตูˆู… ูˆู„ูˆ ุญุฏุซ ุจุนุฏู‡ู… ู…ู† ูŠุนุฑู ุฐู„ูƒ. ุจู„ ุธุงู‡ุฑ ุงู„ุณูŠุงู‚ ูŠู†ููŠ ุชุนู„ูŠู‚ ุงู„ุญูƒู… ุจุงู„ุญุณุงุจ ุฃุตู„ุงً. ูˆูŠูˆุถุญู‡ ู‚ูˆู„ู‡ ููŠ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ู…ุงุถูŠ: ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุงู„ุนุฏุฉ ุซู„ุงุซูŠู†. ูˆู„ู… ูŠู‚ู„ ูุณู„ูˆุง ุฃู‡ู„ ุงู„ุญุณุงุจ. ูˆุงู„ุญูƒู…ุฉ ููŠู‡ ูƒูˆู† ุงู„ุนุฏุฏ ุนู†ุฏ ุงู„ุงุบู…ุงุก ูŠุณุชูˆูŠ ููŠู‡ ุงู„ู…ูƒู„ููˆู†، ููŠุฑุชูุน ุงู„ุงุฎุชู„ุงู ูˆุงู„ู†ุฒุงุน ุนู†ู‡ู…. ูˆู‚ุฏ ุฐู‡ุจ ู‚ูˆู… ุงู„ู‰ ุงู„ุฑุฌูˆุน ุงู„ู‰ ุงู‡ู„ ุงู„ุชุณูŠูŠุฑ ููŠ ุฐู„ูƒ، ูˆู‡ู… ุงู„ุฑูˆุงูุถ، ูˆู†ู‚ู„ ุนู† ุจุนุถ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ู…ูˆุงูู‚ุชู‡ู…. ู‚ุงู„ ุงู„ุจุงุฌูŠ: ูˆุงุฌู…ุงุน ุงู„ุณู„ู ุงู„ุตุงู„ุญ ุญุฌุฉ ุนู„ูŠู‡ู…. ูˆู‚ุงู„ ุงุจู† ุจุฒูŠุฒุฉ: ูˆู‡ูˆ ู…ุฐู‡ุจ ุจุงุทู„، ูู‚ุฏ ู†ู‡ุช ุงู„ุดุฑุนูŠุฉ ุนู† ุงู„ุฎูˆุถ ููŠ ุนู„ู… ุงู„ู†ุฌูˆู…، ู„ุฃู†ู‡ุง ุญุฏุซ ูˆุชุฎู…ูŠู†، ู„ูŠุณ ููŠู‡ุง ู‚ุทุน ูˆู„ุง ุธู† ุบุงู„ุจ، ู…ุน ุงู†ู‡ ู„ูˆ ุงุฑุชุจุท ุงู„ุงู…ุฑ ุจู‡ุง ู„ุถุงู‚، ุงุฐ ู„ุง ูŠุนุฑูู‡ุง ุฅู„ุง ุงู„ู‚ู„ูŠู„

“Yang dimaksud dengan hisab pada permasalahan ini adalah hisab perbintangan dan garis edarnya. Mereka dahulu tidak mengetahuinya kecuali hanya sedikit saja. Karena itu, hukum penentuan waktu puasa dan selainnya dikaitkan dengan rukyat, untuk menghilangkan kesulitan mereka terhadap (perhitungan) garis edar, dan hukum ini terus berlaku meskipun pada generasi setelah mereka terdapat orang-orang yang memiliki pengetahuan terhadap hisab tersebut. Bahkan, zahir redaksi hadits menafikan keterkaitan hukum tersebut dengan hisab secara prinsip. Hal ini ditegaskan oleh perkataan Nabi r, ‘Jika kondisi mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan itu menjadi tiga puluh hari.’ Nabi r tidak berkata, ‘Tanyakanlah hal itu kepada ahli hisab.’ Hikmahnya adalah, terdapat kesetaraan antara para mukallaf pada penentuan bilangan dalam kondisi mendung tersebut, sehingga tidak terjadi perbedaan dan perselisihan pendapat. Ada suatu kaum yang berpendapat agar merujuk kepada ahli astronomi dalam hal tersebut, yaitu kaum Rฤfidhah[1], dan terdapat nukilan dari sebagian ahli fiqh bahwa mereka menyetujui hal itu. Al-Bฤji berkata, ‘Ijma` kaum Salaf yang shalih menjadi hujjah yang menentang pendapat mereka.’ Ibn Bazฤซzah berkata, ‘Ini adalah pendapat yang batil, karena syariat telah melarang untuk mendalami ilmu nujum (perbintangan), karena itu tidak lain adalah dugaan dan spekulasi. Ilmu itu tidak memberikan kepastian, maupun prediksi yang kuat (zhann ghฤlib). Di sini lain, apabila perkara ini dikaitkan dengan ilmu tersebut, maka tentu akan menyulitkan, karena tidak yang menguasai ilmu itu kecuali segelintir orang.’”   

[1. Catatan: Kami tidak mengetahui siapakah yang dimaksud oleh al-Hฤfizh Ibn Hajar tentang kaum Rฤfidhah tersebut. Jika yang beliau maksud adalah Syi`ah Imฤmiyyah, maka yang kami ketahui adalah mereka berpendapat bahwa ilmu hisab tidak diperkenankan. Namun jika yang beliau maksud adalah sekte yang lain, maka kami tidak tahu tentang mereka.] 

Tafsir di atas benar, bahwa yang menjadi patokan adalah rukyat dan bukan hisab. Namun, takwilnya keliru, yaitu bahwa sekiranya pun ada orang yang mengetahui ilmu hisab, hukum penentuan puasa dengan rukyat tetap berlaku. Sebab, perintah untuk bersandar hanya kepada rukyat memilki `illat yang tercantum secara tekstual, bahwa umat di masa Nabi r adalah umat yang ummiy (buta huruf), tidak menulis dan tidak pula berhitung. Sementara, eksistensi ‘illat itu menyertai eksistensi hukum, baik dalam hal penetapan maupun penafian. 

Oleh karena itu, jika umat ini telah keluar dari kondisi ke-ummiy-annya, dan menjadi melek huruf serta mampu berhitung; maksud saya, umat ini secara komunal telah menguasai ilmu-ilmu tersebut; dan di sisi lain masyarakat, baik orang awam maupun para pakarnya, mampu mencapai derajat keyakinan dan kepastian dalam penentuan awal bulan secara hisab, sehingga mereka percaya dengan hasil hisab tersebut sebagaimana mereka percaya dengan hasil rukyat, atau bahkan kepercayaan dengan hasil hisab itu lebih kuat; apabila demikian halnya kondisi umat ini secara komunal dan `illat ke-ummiy-an itu telah hilang, maka merupakan keharusan untuk merujuk kepada hal yang yakin dan tetap, serta mengambil hisab semata dalam penentuan hilal, dan tidak merujuk kepada rukyat kecuali dalam kondisi ilmu hisab itu sulit diterapkan. Misalnya untuk kondisi masyarakat yang hidup di desa atau pedalaman yang tidak terjangkau oleh informasi dari ahli hisab. 

Dengan demikian, menjadi keniscayaan untuk merujuk kepada hisab semata dikarenakan hilangnya `illat yang melarangnya. Merupakan keharusan pula untuk merujuk pada penerapan hisab hakiki terhadap hilal, dengan membuang kriteria kemungkinan atau ketidakmungkinan rukyat (imkฤn al-ru’yah, visibilitas rukyat). Oleh karena itu, permulaan bulan yang hakiki adalah malam yang hilal tenggelam setelah tenggelamnya matahari, meskipun jedanya hanya sesaaat. 

Negeri kami ini, Mesir, merupakan sentra penelitian yang menakjubkan. Di dalamnya terdapat ulama falak dan ahli astronomi, baik dari kalangan universitas al-Az-har maupun selainnya, yang mampu memperhitungkan posisi bulan setelah tenggelamnya matahari secara akurat pada setiap waktu dan setiap bulan. Mereka memproduksi keputusan yang pasti dan valid yang memberikan konsekuensi wajib untuk diyakini, menurut istilah ulama. Kenapa kita harus khawatir untuk percaya pada hasil hisab mereka untuk masalah penentuan awal bulan, padahal di sisi lain kita percaya dengan hasil hisab mereka untuk penentuan waktu-waktu shalat dan ibadah lainnya? Kenapa pula kita harus khawatir, sementara kita bisa percaya dengan informasi dari telegraph, telepon atau radio mengenai bahwa suatu negeri, seperti Mesir, Sudan atau yang lain, telah menetapkan hilal dengan rukyat? 

Dahulu, sejak lebih dari dua puluh tahun lalu, ketika menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung Syariah, Grand Master Syekh al-Maraghiy berpendapat bahwa persaksian saksi yang melihat hilal tertolak apabila hasil hisab memastikan ketidakmungkinan rukyat tersebut, sebagaimana pendapat Taqiyuddฤซn al-Subkiy yang saya nukil di sini. Pendapat beliau ini kemudian menimbulkan kontroversi dan perdebatan yang sengit. Dahulu, saya, ayah saya dan sebagian saudara saya termasuk kalangan yang menentang pendapat beliau. Namun sekarang, saya tegaskan bahwa beliau benar. Dan, saya (bahkan) menambahkan tentang keharusan penetapan hilal dengan hisab untuk setiap kondisi, kecuali bagi orang-orang yang tidak terjangkau oleh ilmu ini. 

Pendapat saya ini bukanlah pendapat yang baru dan mengada-ada (bid`ah), karena perbedaan kondisi mukallaf dapat menyebabkan perbedaan hukum. Hal semacam ini banyak terdapat di dalam syariat, sebagaimana yang umum diketahui oleh ulama dan selainnya. Salah satu contohnya adalah permasalahan kita. 

Hadits: “Jika kondisi mendung, maka perhitungkanlah,” diriwayatkan dengan beberapa redaksi lain, yang sebagiannya berbunyi: “Jika kondisi mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan itu menjadi tiga puluh hari.” Ulama menafsirkan kata yang bersifat global: “perhitungkanlah” dengan periwayatan yang lebih spesifik: “sempurnakanlah bilangan bulan itu.” 

Namun demikian, terdapat seorang imam yang agung dari kalangan madzhab Syฤfi`iy, yaitu Abลซ al-`Abbฤs Ahmad ibn `Umar ibn Surayj[2] yang menggabungkan kedua riwayat tersebut. Beliau jadikan masing-masing dari keduanya untuk dua kondisi yang berbeda. Redaksi: “perhitungkanlah” bermakna: “perhitungkanlah sesuai posisi bulan,” dan ini berlaku bagi orang-orang yang diberikan oleh Allah kekhususan dengan ilmu tersebut, sedangkan redaksi: “sempurnakanlah bilangan bulan itu” berlaku untuk orang-orang awam [3]

[2. Abลซ al-`Abbฤs Ibn Surayj wafat tahun 306 H. Terdapat banyak kesalahan penulisan dalam berbagai buku cetakan sehingga tertulis “Syurayh”. Ibn Surayj adalah murid Imam Abลซ Dฤwลซd, penyusun kitab Sunan. Abลซ Is-haq al-Syirฤziy berkata tentang beliau, dalam Thabaqฤt al-Fuqahฤ’, “Beliau termasuk pembesar madzhab Syฤfi`iy dan imam kaum Muslim. Beliau lebih diunggulkan atas seluruh sahabat Imam al-Syฤfi`iy, bahkan atas al-Muzaniy sekalipun.” Biografi beliau cukup banyak, antara lain Tฤrikh al-Baghdฤd, karya al-Khathฤซb al-Baghdฤdiy, vol IV, hlm. 278 – 290; Ibn Khallikฤn vol I, hlm. 21; dan Thabaqฤt al-Syฤfi`iyyah, karya Ibn al-Subkiy, vol II, hlm. 67 – 96.] 

[3. Lihat misalnya penjelasan al-Qฤdhiy Abลซ Bakr ibn al-`Arabiy terhadap Sunan al-Tirmidziy, vol. III, hlm. 207 – 208; Tharh al-Tatsrฤซb, vol. IV, hlm. 111 – 113; dan Fat-h al-Bฤrฤซ, vol IV, hlm. 104.] 

Pendapat saya hampir mirip dengan pendapat Ibn Surayj. Hanya saja, pendapat beliau khusus untuk kondisi mendung yang menyebabkan hilal tidak dapat dirukyat. Beliau jadikan hisab berlaku untuk golongan minoritas orang-orang yang mengetahui hisab pada masa beliau, dimana kondisi ucapan dan hasil perhitungan ahli hisab saat itu sulit untuk dipercayai, sementara informasi penetapan hilal dari negeri lain tidak dapat diterima dengan segera. Adapun pendapat saya (justru terbalik), metode hisab yang teliti dan terpercaya berlaku umum untuk setiap orang, karena kecepatan penyebaran informasi saat ini. Menjadikan rukyat sebagai sandaran (pada masa sekarang justru) berlaku bagi kalangan minoritas yang tidak terjangkau oleh informasi dan tidak terdapat orang yang kompeten terhadap ilmu falak dan astronomi di kalangan mereka

Saya memandang pendapat saya merupakan pendapat yang paling adil (pertengahan), paling dekat terhadap fiqh yang selamat, dan merupakan pemahaman yang benar terhadap hadits-hadits yang terkait dengan bab ini. 

*****

Selanjutnya tersisa satu permasalahan detail yang merupakan derivasi dari pendapat kami. Ini sebenarnya telah kami isyaratkan di awal pembahasan, yaitu masalah perbedaan mathla’

Termasuk hal yang umum diketahui bahwa (secara realitas) terdapat perbedaan mathla` sesuai posisi (daerah tertentu) terhadap garis lintang dan garis bujur. Kondisi perbedaan mathla` tersebut berlaku baik untuk penetapan bulan berdasarkan rukyat maupun hisab. Kami juga telah menjelaskan perbedaaan pendapat ulama terdahulu sehubungan dengan perbedaan mathla` ini. Bahkan, yang tampak bagi kami dari penukilan sejumlah ulama, mayoritas ahli fiqh tidak menjadikan perbedaan mathla` sebagai sandaran (ia tidak memiliki implikasi hukum). Ini sebagaimana nukilan al-Nawawiy dari Ibn al-Mundzir. Dari nukilan tersebut dapat dipahami bahwa itulah yang menjadi pendapat Empat Imam dan al-Layts ibn Sa`d, meskipun para pengikut mereka berbeda pendapat pada era berikutnya.

Demikian pula halnya yang dinyatakan oleh al-Qarฤfiy di dalam al-Furลซq [vol. II, hlm. 203 – 204, cet. Tunisia, dan lembar 132 dari manuskrip yang kami miliki]: “Sesungguhnya madzhab Mฤlikiy menjadikan rukyat hilal di suatu negeri menjadi sebab bagi kewajiban puasa bagi setiap penjuru bumi dan ini disepakati oleh madzhab Hanbaliy.” 

Namun selanjutnya al-Qarฤfiy menguatkan pendapat yang menyelisihi madzhabnya sendiri, padahal beliau bermadzhab Mฤlikiy. Ia berkata, “Jika telah terdapat kesepakatan bahwa terdapat perbedaan waktu shalat sesuai dengan perbedaan ufuk, dan bahwa tiap kaum memiliki waktu fajar, zawฤl dan waktu lainnya masing-masing, maka konsekuensinya adalah hal yang sama juga berlaku untuk masalah hilal. Sebab, bisa jadi hilal dapat dirukyat oleh negeri-negeri sebelah Barat, sedangkan ia tidak dapat dirukyat oleh negeri-negeri sebelah Timur. Ini adalah salah satu sebab perbedaan rukyat hilal di antara sebab-sebab lain yang disebutkan dalam ilmu alam yang bukan tempatnya untuk disebutkan di sini. Namun yang saya sebutkan hanyalah untuk mempermudah pemahaman. Jika kondisi hilal itu berbeda sesuai dengan perbedaan ufuk, maka wajib bagi tiap kaum untuk melaksanakan rukyat hilal masing-masing, sebagaimana halnya tiap kaum memiliki waktu fajar sendiri-sendiri, demikian pula waktu-waktu shalat lainnya. Ini adalah kebenaran yang nyata dan pasti. Adapun kewajiban puasa atas seluruh penjuru bumi dengan rukyat hilal di salah satu daerah, maka hal ini jauh dari kaidah, dan dalil-dalil yang ada pun tidak menuntut konsekuensi tersebut.” 

Pendapat al-Qarฤfiy ini telah didahului oleh al-Hฤfizh Abลซ `Amr ibn Abd al-Barr, bahkan ia mengklaim adanya ijmฤ` atas hal tersebut untuk kondisi negeri-negeri yang sangat berjauhan. Sedangkan, al-`Allฤmah al-Syawkฤniy menukilkan perbedaan pendapat ulama masalah ini [Lihat:  Nayl al-Awthฤr, vol. IV , hlm. 267 - 269]. Kemudian beliau berkata, “Yang seharusnya menjadi sandaran adalah pendapat yang menyatakan bahwa apabila penduduk suatu negeri merukyat hilal, maka hukumnya berlaku untuk seluruh negeri. Ini adalah pendapat madzhab Mฤlikiy, jamaah dari Zaydiyyah dan pilihan al-Mahdiy, serta nukilan al-Qurthubiy dari guru-guru beliau. Tidak perlu dihiraukan pernyataan Ibn `Abd al-Barr bahwa pendapat di atas menyelisihi ijmฤ`, dimana ia berkata, ‘Karena mereka telah sepakat bahwa rukyat tidak berlaku untuk negeri yang jauh, seperi Khurasฤn dan Spanyol.’ Pernyataan ini tidak dianggap karena ijmฤ` yang beliau klaim tidak sempurna (terealisasi), sementara terdapat penyelisihan dari jamaah ulama.” 

Merupakan aksioma, yang tidak memerlukan dalil, bahwa penentuan awal bulan tidak menjadi berbeda hanya karena perbedaan tempat atau jauhnya tempat yang satu dengan yang lain. Meskipun tempat terbitnya bulan antara satu tempat dan yang lain (pastilah) berbeda. Jika hilal tenggelam setelah terbenamnya matahari, maka bulan baru telah dimulai. Adapun korelasi kewajiban ibadah dengan rukyat, maka telah kami jelaskan sebelumnya bahwa hal tersebut dikarenakan `illat tertentu yang tercantum secara tekstual di dalam Sunnah yang valid, sedangkan eksistensi hukum tergantung dari eksistensi `illat-nya. 

Adapun ulama yang berpendapat bahwa perbedaan mathla` memiliki implikasi hukum, dan bahwa setiap negeri memiliki rukyat masing-masing, maka mereka membangun pendapatnya itu atas pemberlakuan metode rukyat. Sebab, itulah kadar kesanggupan pada saat itu (menurut mereka).  Perbedaan mathla’ bukan merupakan patokan untuk penentuan awal bulan, yang menyebabkan setiap negeri memiliki bulan sendiri, sebagaimana halnya setiap negeri memiliki rukyat masing-masing. 

Perbedaan mathla` tersebut, menurut pemahaman kami, hanyalah merupakan keterkaitan perintah taklฤซf kepada para mukallaf. Artinya, siapa yang sampai kepadanya ilmu tentang kewajibannya, dengan melalui jalan yang dijadikan oleh pembuat syariat sebagai sebab untuk mendapatkan ilmu tersebut, misalnya rukyat bagi kaum yang ummiy, maka ia terkena dan dituntut untuk melaksanakan beban taklฤซf tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan.

Adapun ulama yang berpendapat bahwa perbedaan mathla` tidak dianggap dan bahwa hasil rukyat di suatu negeri berlaku untuk seluruh negeri di penjuru bumi, maka mereka hanya semata-mata mempertimbangkan realitas, yaitu awal bulan untuk satu bumi haruslah merupakan satu hari (yang sama). Ini adalah kebenaran yang tidak diragukan lagi. 

Selanjutnya, perincian sebelumnya (tentang apakah perbedaan mathla` berimplikasi terhadap penentuan hukum awal bulan) menjadi tidak logis (relevan) jika disandingkan dengan penggunaan metode hisab, sebagaimana pendapat yang kami pilih dan kuatkan. Dengan metode hisab, hari pertama dari tiap bulan Hijriah adalah satu hari (yang sama) bagi seluruh penjuru bumi. Tidak ada perbedaan antara satu tempat dengan yang lain, meskipun satu sama lain saling berjauhan. 

Namun, ada perkara detail yang menjadi concern saya: apakah penentuan awal bulan dengan metode hisab dapat didasarkan pada setiap tempat di penjuru bumi atau harus merujuk pada satu titik tertentu? 

Pendapat yang salah pillih adalah hal tersebut harus merujuk kepada satu titik tertentu, yaitu Mekah, sebagaimana diisyaratkan oleh dua pegangan pokok dalam syariat: Quran dan Sunnah. 

Perhatikan Firman Allah Ta`ฤlฤ

ูŠَุณْุฃَู„ُูˆู†َูƒَ ุนَู†ِ ุงู„ุฃู‡ِู„َّุฉِ ู‚ُู„ْ ู‡ِูŠَ ู…َูˆَุงู‚ِูŠุชُ ู„ِู„ู†َّุงุณِ ูˆَุงู„ْุญَุฌِّ

Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakanlah: ‘Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.’” (QS al-Baqarah/2: 189.) 

Allah memberikan petunjuk kepada manusia tentang faidah dari posisi-posisi bulan dan perubahan bentuk hilal, baik membesar atau mengecil, bahwa semua itu untuk menunjukkan waktu bagi manusia terhadap setiap urusan mereka, serta untuk penentuan waktu hari-hari pelaksanaan ibadah haji. 

Saya memandang penyebutan masa pelaksanaan ibadah haji secara khusus setelah penyebutan waktu secara umum memberikan isyarat halus bahwa penetapan waktu berkaitan dengan satu tempat, yaitu tempat pelaksanaan haji: Mekah. 

Adapun dalil Sunnah, al-Tirmidziy meriwayatkan dalam Sunan-nya [Sunan al-Tirmidziy dengan Syarh Tuhfah al-Ahwadziy, vol. II, hlm. 37; dan dengan Syarh Ibn al-`Arabiy, vol. III, hlm. 216], dari jalur Is-hฤq ibn Ja`far ibn Muhammad ibn al-Husayn, yakni suami dari Sayyidah Nafฤซsah bint al-Hasan ibn Zayn al-`ฤ€bidฤซn, dari `Abdullฤh ibn Ja`far al-Makhramiy al-Zuhriy, dari `Utsmฤn ibn Muhammad al-Akhnasiy, dari al-Maqbariy, dari Abลซ Hurayrah, bahwa Nabi r bersabda, 

ุงู„ุตَّูˆْู…ُ ูŠَูˆْู…َ ุชَุตُูˆْู…ُูˆْู†َ، ูˆَุงู„ْูِุทْุฑُ ูŠَูˆْู…َ ุชُูْุทِุฑُูˆْู†َ، ูˆَุงู„ุฃَุถْุญَู‰ ูŠَูˆْู…َ ุชُุถَุญُّูˆْู†َ.

Puasa adalah hari kalian berpuasa; `ฤชdul Fithri adalah hari kalian berbuka; dan `ฤชdul Adlha adalah hari kalian berkurban.” 

Al-Tirmidziy berkata, “Ini adalah hadits gharฤซb hasan.” 

Kami katakan: Bahkan, ini adalah hadits shahih. Sesungguhnya al-Tirmidziy (sendiri) telah menshahihkan hadits dari riwayat al-Mu`allฤ ibn Manshลซr, dari `Abdullฤh ibn Ja`far, dengan isnฤd tersebut. [Lihat: Tuhfah al-Ahwadziy, vol. I, hlm. 279; dan Syarh Ibn al-`Arabiy, vol. II, hlm. 141 – 142.] 

Selain itu, Is-hฤq ibn Ja`far tidak bersendirian dalam riwayat di atas. Hadits itu juga diriwayatkan oleh Abลซ Sa`id Maulฤ Banฤซ Hฤsyim dan Muhammad ibn `Umar al-Wฤqidiy, keduanya dari `Abdullฤh ibn Ja`far al-Makhramiy dengan isnad tersebut. [Riwayat Abลซ Sa`ฤซd tersebut terdapat dalam al-Sunan al-Kubrฤ, karya al-Bayhaqiy, vol. IV, hlm. 252. Sementara riwayat al-Wฤqidiy terdapat dalam Sunan al-Dฤruquthniy, hlm. 231. Menurut kami, al-Wฤqidiy adalah perawi yang tsiqah (terpercaya), berbeda dengan pendapat ulama yang melemahkannya.] 

Kemudian, `Abdullฤh ibn Ja`far al-Makhramiy juga tidak bersendirian. Al-Wฤqidiy juga meriwayatkannya, dari Dฤwลซd ibn Khฤlid, Tsฤbit ibn Qays dan Muhammad ibn Muslim, ketiganya dari al-Maqbariy, dari Abลซ Hurayrah [Riwayat dimaksud juga tercantum dalam Sunan al-Dฤruquthniy]. Karena itu, dalam Syarh-nya terhadap Sunan al-Tirmidziy, al-Qฤdhiy Abลซ Bakr ibn al-`Arabiy merajihkan bahwa hadits ini shahih. 

Abลซ Dฤwลซd juga meriwayatkan dalam Sunan-nya [Lihat: Syarh `Awn al-Ma`bลซd, vol. II, hlm. 269], dari jalur Hammฤd ibn Zayd, dari Ayyลซb, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari Abลซ Hurayrah secara marfลซ` (sampai kepada Nabi r): 

ูِุทْุฑُูƒُู…ْ ูŠَูˆْู…َ ุชُูْุทِุฑُูˆْู†َ، ูˆَุฃَุถْุญَุงูƒُู…ْ ูŠَูˆْู…َ ุชُุถَุญُّูˆْู†َ، ูˆَูƒُู„ُّ ุนَุฑَูَุฉ ู…َูˆْู‚ِู، ูˆَูƒُู„ُّ ู…ِู†ู‰ ู…ِู†ْุญَุฑٌ، ูˆَูƒُู„ُّ ูِุฌَุงุฌِ ู…َูƒَّุฉَ ู…ِู†ْุญَุฑٌ، ูˆَูƒُู„ُّ ุฌู…ุนٍ ู…َูˆْู‚ِูٌ

`ฤชdul Fithri kalian adalah hari kalian berbuka dan `ฤชdul Adlha adalah hari kalian berkurban. Seluruh `Arafah adalah tempat wuquf. Seluruh mina adalah tempat menyembelih. Segenap penjuru Mekah adalah tempat menyembelih. Seluruh Muzdalifah adalah tempat wuquf.” 

Demikian pula al-Dฤruquthniy meriwayatkan dari jalur di atas, dan dari jalur Rawh ibn al-Qฤsim, dari Ibn al-Munkadir. Al-Bayhaqiy juga meriwayatkan dalam al-Sunan al-Kubrฤ, vol. IV, hlm. 251 – 252, dari jalur `Abd al-Wฤrits dan Rลซh ibn al-Qฤsim, dari Ibn al-Munkadir. Beliau juga meriwayatkan [dalam al-Sunan al-Kubrฤ, vol. V, hlm. 175] dari jalur Hammad ibn Zayd, seperti halnya riwayat Abลซ Dฤwลซd. 

Al-Dฤruquthniy dan al-Bayhaqiy juga meriwayatkan dari jalur Ismฤ`ฤซl ibn `Ulayyah dan `Abdul Wahhฤb al-Tsaqafiy, dari Ayyลซb, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari Abลซ Hurayrah secara mawqลซf [yakni merupakan ucapan Abลซ Hurayrah. Lihat: al-Sunan al-Kubrฤ, vol. IV, hlm. 251 - 252], bahwa beliau berkata: 

ุฅู†ู…ุง ุงู„ุดู‡ุฑ ุชุณุน ูˆุนุดุฑูˆู† ูู„ุง ุชุตูˆู…ูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆู‡، ูˆู„ุง ุชูุทุฑูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆู‡، ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุงู„ุนุฏุฉ ุซู„ุงุซูŠู†. ูุทุฑูƒู… ูŠูˆู… ุชูุทุฑูˆู†، ูˆุฃุถุญุงูƒู… ูŠูˆู… ุชุถุญูˆู†، ูˆูƒู„ ุนุฑูุฉ ู…ูˆู‚ู، ูˆูƒู„ ู…ู†ู‰ ู…ู†ุญุฑ، ูˆูƒู„ ูุฌุงุฌ ู…ูƒุฉ ู…ู†ุญุฑ.

“Sesungguhnya bulan itu adalah dua puluh sembilan hari. Karena itu, janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, dan janganlah kalian berbuka sampai kalian melihat hilal. Jika kondisi mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan menjadi tiga puluh hari. `ฤชdul Fithri kalian adalah hari kalian berbuka dan `ฤชdul Adlha adalah hari kalian berkurban. Seluruh `Arafah adalah tempat wuquf. Seluruh mina adalah tempat menyembelih. Segenap penjuru Mekah adalah tempat menyembelih.” 

Ibn Mฤjah juga meriwayatkan dalam Sunan-nya, vol. I, hlm. 262, dari jalur Hammad ibn Zayd, dari Ayyลซb, dari Muhammad ibn Sฤซrฤซn, dari Abลซ Hurayrah, beliau mengatakan bahwa Rasulullฤh r bersabda, 

ุงู„ْูِุทْุฑُ ูŠَูˆْู…َ ุชُูْุทِุฑُูˆْู†َ، ูˆَุงู„ุฃَุถْุญَู‰ ูŠَูˆْู…َ ุชُุถَุญُّูˆْู†َ.

“`ฤชdul Fithri kalian adalah hari kalian berbuka dan `ฤชdul Adlha adalah hari kalian berkurban.” 

Seluruh isnฤd di atas shahih. Satu sama lain saling menguatkan. Hal ini membantah pernyataan al-Tirmidziy bahwa hadits tersebut gharฤซb, karena ia datang dari berbagai jalur yang shahih. 

Namun, apa makna hadits di atas? 

Ulama klasik menafsirkan hadits tersebut dengan berbagai makna. Kadang ditafsirkan dengan makna yang merupakan zahir redaksi hadits. Al-Tirmidziy berkata dalam Sunan-nya, “Sebagian ulama menafsirkan hadits ini dengan mengatakan bahwa makna hadits ini adalah puasa dan `ฤชdul Fithri dilaksanakan bersama jamaah dan mayoritas manusia.”

Al-Khaththฤbiy berkata [dalam Ma`ฤlim al-Sunan, vol. II, hlm. 95 - 96]

ู…ุนู†ู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ: ุฃู† ุงู„ุฎุทุฃ ู…ูˆุถูˆุน ุงู„ู†ุงุณ ููŠู…ุง ูƒุงู† ุณุจูŠู„ู‡ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ، ูู„ูˆ ุฃู† ู‚ูˆู…ุงً ุงุฌุชู‡ุฏูˆุง ูู„ู… ูŠุฑูˆุง ุงู„ู‡ู„ุงู„ ุฅู„ุง ุจุนุฏ ุงู„ุซู„ุงุซูŠู† ูู„ู… ูŠูุทุฑูˆุง ุญุชู‰ ุงุณุชูˆููˆุง ุงู„ุนุฏุฏ، ุซู… ุซุจุช ุนู†ุฏู‡ู… ุงู† ุงู„ุดู‡ุฑ ูƒุงู† ุชุณุนุงً ูˆุนุดุฑูŠู†، ูุฅู† ุตูˆู…ู‡ู… ูˆูุทุฑู‡ู… ู…ุงุถ، ูู„ุง ุดูŠุก ุนู„ูŠู‡ู… ู…ู† ูˆุฒุฑ ุฃูˆ ุนุชุจ.

Makna hadits ini adalah, kesalahan manusia yang disebabkan oleh ijtihฤd itu dihapuskan. Misalkan saja ada suatu kaum yang telah ber-itjtihฤd (bersungguh-sungguh) untuk merukyat hilal. Namun mereka tidak dapat melihat hilal kecuali setelah tiga puluh hari. Akibatnya, mereka tidak melaksanakan `ฤชdul Fithri kecuali setelah tiga puluh hari tersebut. Ternyata, selanjutnya diketahui bahwa sebenarnya jumlah hari puasa tersebut hanyalah dua puluh sembilan hari. Pada kondisi tersebut, puasa dan `ฤชdul Fithri mereka tetap berlaku, dan tidak ada dosa atau celaan bagi mereka.” 

Taqiyuddฤซn al-Subkiy berkata dalam Fatฤwฤ-nya [vol. I, hlm. 225], “Maksud dari hadits di atas adalah apabila kaum Muslim sepakat untuk hal tersebut (puasa dan hari raya). Sebab, kaum Muslim tidak mungkin sepakat di atas kesesatan. Di sisi lain, ijmฤ` adalah hujjah.” 

Ada juga ulama yang menafsirkan hadits di atas dengan riwayat al-Tirmidziy, dari hadits Ma`mar, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari `ฤ€isyah, dari Nabi r, bahwa beliau berkata, 

ุงู„ْูِุทْุฑُ ูŠَูˆْู…َ ูŠُูْุทِุฑُ ุงู„ู†َّุงุณُ، ูˆَุงู„ْุฃَุถْุญَู‰ ูŠَูˆْู…َ ูŠُุถَุญِّู‰ ุงู„ู†َّุงุณُ.

ฤชdul Fithri adalah hari dimana manusia berbuka dan `ฤชdul Adlha adalah hari dimana manusia berkurban.” 

Al-Tirmidziy berkata, “Ini adalah hadits hasan gharฤซb shahฤซh, dari perwajahan ini.”

[Lihat: Tuhfah al-Ahwadziy, vol. II, hlm. 71 dan Syarh Ibn al-`Arabiy, vol. IV, hlm. 14. Al-Bayhaqiy juga meriwayatkannya secara makna dari ucapan `ฤ€isyah dengan sanad yang lain, vol. IV, hlm. 353.] 

Selanjutnya, namun kita mengetahui bahwa banyak dari kalangan perawi yang meringkas hadits, dan sebagian hadits tersebut diriwayatkan secara makna (bukan dengan mengutip redaksi hadits yang sebenarnya). Karena itulah para penghapal dan kritikus hadits mengumpulkan berbagai riwayat yang berbeda-beda, mengingat sering kali makna hadits yang ringkas dijelaskan dan ditafsirkan oleh hadits yang panjang. 

Kita dapati bahwa hadits `ฤ€isyah di atas diriwayatkan juga oleh al-Bayhaqiy [dalam al-Sunan al-Kubrฤ, vol. V, hlm. 175], dari jalur Sufyฤn al-Tsawriy, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari `ฤ€isyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullฤh r bersabda, 

ุนَุฑَูَุฉُ ูŠَูˆْู…َ ูŠُุนَุฑِّูُ ุงู„ْุฅِู…َุงู…ُ، ูˆَุงู„ุฃَุถْุญَู‰ ูŠَูˆْู…َ ูŠُุถَุญِّูŠ ุงู„ุฅِู…َุงู…ُ، ูˆَุงู„ْูِุทْุฑُ ูŠَูˆْู…َ ูŠُูْุทِุฑُ ุงู„ْุฅِู…َุงู…ُ

`Arafah adalah hari dimana Imam melakukan wukuf `Arafah. `ฤชdul Adlha adalah hari dimana Imam melaksanakan kurban. `ฤชdul Fithri adalah hari dimana Imam berbuka.” 

Sanad-nya shahih. Riwayat ini menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “manusia” adalah “Imam”, dimana Imam adalah orang yang diikuti oleh mayoritas manusia. 

Kemudian, pada kumpulan riwayat yang kami nukil, dari hadits Abลซ Hurayrah dan `ฤ€isyah, kita dapati suatu irisan pada banyak redaksi hadits yang perlu diteliti dan direnungkan, yaitu penyebutan “`Arafah” sebagai hari dan juga sekaligus tempat, serta penyebutan Mekah, Mina dan Muzdalifah: “Seluruh `Arafah adalah tempat wukuf; `Arafah adalah hari dimana Imam melaksanakan wukuf `Arafah; Setiap Mina adalah tempat menyembelih; Segenap penjuru Mekah adalah tempat menyembelih; dan Seluruh Muzdalifah adalah tempat wukuf.” Dalam riwayat al-Bayhaqiy secara mursal, dari jalur al-Syฤfi`iy, disebutkan: “`Arafah adalah hari dimana kalian melakukan wukuf di `Arafah.” 

Menurut saya, penyebutan tempat-tempat dan waktu haji dalam banyak riwayat hadits tersebut, bahkan pada mayoritasnya, menguatkan bahwa hadits itu terjadi pada perisitiwa haji wadฤ`, yaitu ketika Nabi r mengajarkan syiar-syiar haji kepada manusia, dan beliau berkhutbah di `Arafah, Mina dan selainnya. Selain saat haji wadฤ`, tidak terdapat rekaman bahwa beliau mengajarkan syiar-syiar haji. 

Hal ini dikuatkan bahwa Jabir ibn `Abdillฤh menyifatkan haji wadฤ` dalam hadits panjang yang terkenal di kalangan ahli hadits. Dalam hadits itu terdapat redaksi yang mirip dengan redaksi hadits Abลซ Hurayrah. Jฤbir menyebutkan: Nabi r menyembelih sembelihan dan memakan sebagiannya, kemudian beliau berkata, “Aku menyembelih di sini, dan seluruh Mina adalah tempat penyembelihan.” Nabi r wukuf di `Arafah lalu beliau berkata, “Aku wukuf di sini, dan seluruh `Arafah adalah tempat wukuf.” Beliau juga wukuf di Muzdalifah, lalu beliau berkata, “Aku wukuf di sini, dan seluruh Muzdalifah adalah tempat wukuf.” [Lihat: Musnad al-Imฤm Ahmad, vol. III, hlm. 320 – 321; Shahฤซh Muslim, vol. I, hlm. 346 – 348; `Awn al-Ma`bลซd, vol. II, hlm. 122 – 131; serta al-Bidฤyah wa al-Nihฤyah, karya Ibn Katsฤซr, vol. V, hlm 147 – 149.] 

Dengan demikian, hadits Abลซ Hurayrah yang marfลซ`: “`ฤชdul Fithri adalah hari kalian berbuka … dst.,”ditujukan kepada mitra bicara orang-orang yang mengerjakan ibadah haji di tempat pelaksanaan haji. Demikian pula halnya dengan riwayat-riwayat lain yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk hadits `ฤ€isyah dan selainnya. Seluruhnya merupakan riwayat yang terkait dengan haji wadฤ`. Adapun redaksi hadits: “`ฤชdul Fithri adalah hari dimana manusia berbuka,” atau “`ฤชdul Fithri adalah hari dimana Imam berbuka,maka itu merupakan periwayatan secara makna, dan hadits asalnya ditujukan bagi orang-orang yang berada di tempat ibadah haji. 

Dari penjelasan di atas, kita dapat memahami makna hadits-hadits di atas, bahwa puasa, `ฤชdul Fithri dan `ฤชdul Adlha adalah hari dimana penduduk Mekah dan kawasan sekitarnya melakukan puasa, `ฤชdul Fithri dan `ฤชdul Adlha. Tempat itulah yang menjadi sandaran untuk penetapan hilal, sehingga kaum Muslim dari seluruh penjuru bumi mengikuti mathla` hilal Mekah. 

Ini adalah isyarat yang halus terhadap hikmah dan makna pengkhususan penyebutan haji setelah penyebutan waktu secara umum pada Firman Allah Ta`ฤlฤ

ูŠَุณْุฃَู„ُูˆู†َูƒَ ุนَู†ِ ุงู„ุฃู‡ِู„َّุฉِ ู‚ُู„ْ ู‡ِูŠَ ู…َูˆَุงู‚ِูŠุชُ ู„ِู„ู†َّุงุณِ ูˆَุงู„ْุญَุฌِّ

Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.” (QS al-Baqarah/2: 189.) 

Sekiranya kita (semua) sependapat dengan pandangan dan pemahaman saya, niscaya kalimat kaum Muslim bersatu padu dalam penetapan bulan-bulan Islam. Mekah adalah mata air Islam, tempat turunnya wahyu, dan tempat pertemuan kaum Muslim setiap tahun, seolah-olah mereka saling berjanji untuk bertemu di sana. Mekah adalah tempat kaum Muslim saling mengenal dan mencintai. Di Mekah, terdapat Baytullฤh yang kaum Muslim menghadap kepadanya di dalam shalat, sebagai simbol persatuan mereka. Dengan demikian, Mekah merupakan sentral untuk penentuan waktu bagi kaum Muslim. 

******* 

Wa ba` d:

Pembahasan ini tidaklah saya tulis melainkan setelah melalui proses perenungan, pemikiran dan penelitian, berdasarkan metodologi Salaf yang saleh dari kalangan ulama, (yaitu) untuk mengambil dari Quran dan Sunnah, serta membuang taklid dan fanatisme. Semoga saya menepati kebenaran, dengan pertolongan dan taufik dari Allah.

Saya kemukakan pembahasan ini untuk dicermati oleh ulama dan para peneliti. Saya ucapan terima kasih atas kritik maupun dukungan, yang dengannya kebenaran dan hakikat menjadi terungkap dan teruji. Saya tidak menutut kecuali agar asas pembahasan itu adalah Quran dan Sunnah, serta istinbฤth dan fiqh (pemahaman) dari keduanya.

Adapun hanya melontarkan pendapat dengan pernyataan-pernyataan kosong yang dibangun atas dasar pikiran semata dan hawa nafsu, sebagaimana yang dilakukan oleh mereka yang menamakan dirinya sebagai “para pembaharu” (mujaddidลซn), maka yang demikian itu tidak akan menghasilkan pembahasan ilmiah terperinci untuk menegakkan kebenaran dan menghilangkan kebatilan.

Adapun berpegang dengan pendapat para ahli fiqh, yang oleh sebagian mereka disebut sebagai nash, dimana mereka menyangka bahwa itu menjadi hujjah atas kami dan manusia, maka pendapat-pendapat tersebut, atau mayoritasnya, berada dalam genggaman dan penglihatan kami, dan kami tidak mendebat orang-orang yang berhujjah dengan pendapat itu.

Na`am, saya tidak dapat menghalangi siapapun untuk berpendapat sesuai kehendaknya. Namun, saya dapat mencegah pena saya dari sikap ikut-ikutan.

Kepada Allah saya memohon perlindungan dan taufik.

Ditulis oleh,
Ahmad Muhammad Syฤkir – Hakim Syariah
24 Dzul Hijjah 1357 H atau 13 Februari 1939

====================================
Berikut versi teks Arab dari risalah ilmiah tersebut (didapat dari internet, dengan sedikit editing dari versi scan-nya): 

ุฃูˆุงุฆู„ ุงู„ุดู‡ูˆุฑ ุงู„ุนุฑุจูŠุฉ ู‡ู„ ูŠุฌูˆุฒ ุดุฑุนุงً ุฅุซุจุงุชู‡ุง ุจุงู„ุญุณุงุจ ุงู„ูู„ูƒูŠ
ูƒุชุจู‡ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุญู…ุฏ ู…ุญู…ุฏ ุดุงูƒุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰
__________________________
ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

ุซุจุช ููŠ ู…ุตุฑ ู„ุฏู‰ ุงู„ู…ุญูƒู…ุฉ ุงู„ุนู„ูŠุง ุงู„ุดุฑุนูŠุฉ ุฃู† ุฃูˆู„ ุดู‡ุฑ ุฐูŠ ุงู„ุญุฌุฉ ู…ู† ู‡ุฐุง ุงู„ุนุงู… (ุณู†ุฉ 1357ู‡ู€) ูŠูˆู… ุงู„ุณุจุช، ููƒุงู† ุนูŠุฏ ุงู„ุฃุถุญู‰ ูŠูˆู… ุงู„ุงุซู†ูŠู† (30 ูŠู†ุงูŠุฑ ุณู†ุฉ 1939ู…).
ุจุนุฏ ุจุถุนุฉ ุฃูŠุงู…، ู†ุดุฑ ููŠ ุงู„ู…ู‚ุทู… ุฃู† ุญูƒูˆู…ุฉ ุงู„ู…ู…ู„ูƒุฉ ุงู„ุนุฑุจูŠุฉ ุงู„ุณุนูˆุฏูŠุฉ ู„ู… ูŠุซุจุช ุนู†ุฏู‡ุง ุงู† ุงู„ุณุจุช ุฃูˆู„ ุฐูŠ ุงู„ุญุฌุฉ، ูุตุงุฑ ุฃูˆู„ู‡ ุงู„ุฃุญุฏ، ููƒุงู† ูˆู‚ูˆู ุงู„ุญุฌูŠุฌ ุจุนุฑูุฉ ูŠูˆู… ุงู„ุงุซู†ูŠู†، ูˆุงู„ุนูŠุฏ ูŠูˆู… ุงู„ุซู„ุงุซุงุก  (31  ูŠู†ุงูŠุฑ ุณู†ุฉ 1939ู…).

ูˆููŠ ูŠูˆู… ุงู„ุฌู…ุนุฉ 21 ุฐูŠ ุงู„ุญุฌุฉ (10 ูุจุฑุงูŠุฑ ุณู†ุฉ 1939ู…) ู†ุดุฑุช ุฌุฑูŠุฏุฉ ุงู„ุจู„ุงุบ ุนู† ู…ุฑุงุณู„ู‡ุง ููŠ ุจูˆู…ุจุงูŠ ุงุญุชูู„ูˆุง ุจุนูŠุฏ ุงู„ุฃุถุญู‰ ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุนุงู… “ูŠูˆู… ุงู„ุฃุฑุจุนุงุก، ุฎู„ุงูุงً ู„ู…ุง ุฃุนู„ู† ููŠ ุงู„ู…ู…ุงู„ูƒ ุงู„ุฅุณู„ุงู…ูŠุฉ ุงู„ุฃุฎุฑู‰”. ูˆู…ุนู†ู‰ ู‡ุฐุง ุฃู†ู‡ ู„ู… ูŠุซุจุช ู„ุฏู‰ ู…ุณู„ู…ูŠ ุงู„ู‡ู†ุฏ ุงู† ุฃูˆู„ ุงู„ุดู‡ุฑ ุงู„ุณุจุช ูˆู„ุง ุงู„ุฃุญุฏ، ูุงุนุชุจุฑูˆุง ุฃูˆู„ู‡ ูŠูˆู… ุงู„ุงุซู†ูŠู†.

ูˆู‡ูƒุฐุง ููŠ ุฃูƒุซุฑ ุงุดู‡ุฑ ุงู„ู…ูˆุงุณู…، ูŠุชุฑุงุกู‰ ุงู„ู†ุงุณ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ููŠ ุงู„ุจู„ุงุฏ ุงู„ุฅุณู„ุงู…ูŠุฉ، ููŠุฑู‰ ููŠ ุจู„ุฏ ูˆู„ุง ูŠุฑู‰ ููŠ ุจู„ุฏ ุขุฎุฑ، ุซู… ุชุฎุชู„ู ู…ูˆุงุณู… ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ููŠ ุจู„ุงุฏ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู†، ูุจู„ุฏ ุตุงุฆู… ูˆุจู„ุฏ ู…ูุทุฑ، ูˆุจู„ุฏ ู…ุถุญ ูˆุจู„ุฏ ูŠุตูˆู… ุฃู‡ู„ู‡ ุนุฑูุฉ.

ู‚ุฏ ูƒุชุจ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุงุซุจุงุช ุงู„ุงู‡ู„ุฉ ุงุจุญุงุซุงً ู‚ูŠู…ุฉ ู†ููŠุณุฉ، ููŠ ูƒุชุจ ุงู„ุชูุณูŠุฑ ูˆุงู„ุญุฏูŠุซ ูˆุงู„ูู‚ู‡ ูˆุบูŠุฑู‡ุง، ูˆุงุชูู‚ุช ูƒู„ู…ุชู‡ู… – ุฃูˆ ูƒุงุฏุช – ุนู„ู‰ ุงู† ุงู„ุนุจุฑุฉ ููŠ ุซุจูˆุช ุงู„ุดู‡ุฑ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ ูˆุญุฏู‡ุง، ูˆุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุนุชุจุฑ ุญุณุงุจ ู…ู†ุงุฒู„ ุงู„ู‚ู…ุฑ ูˆู„ุง ุญุณุงุจ ุงู„ู…ู†ุฌู…، ุฅู„ุง ุดูŠุฆุงً ูŠุญูƒู‰ ููŠ ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ุดุงูุนูŠ: ุฃู†ู‡ ูŠุฌูˆุฒ ู„ู„ุญุงุณุจ ุฃูˆ ุงู„ู…ู†ุฌู… ุงู† ูŠุนู…ู„ ููŠ ู†ูุณู‡ ุจุญุณุงุจู‡، ูˆุงู„ุง ุดูŠุฆุงً ุขุฎุฑ ุนู†ุฏู‡ู…: ุฃู†ู‡ ูŠุฌูˆุฒ ู„ุบูŠุฑู‡ู…ุง ุชู‚ู„ูŠุฏู‡ู…ุง، ุฃูˆ ูŠุฌูˆุฒ ุชู‚ู„ูŠุฏ ุงู„ุญุงุณุจ ุฏูˆู† ุงู„ู…ู†ุฌู…. [ุงู†ุธุฑ: ุงู„ู…ุฌู…ูˆุน ู„ู„ู†ูˆูˆูŠ (ุฌ 1 ุต 279 – 280).]

ูˆุงู„ุนู…ุฏุฉ ููŠ ุงู„ุจุงุจ ุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซ ุงู„ุตุญูŠุญุฉ ุงู„ุชูŠ ู„ุง ุดูƒ ููŠ ุตุญุชู‡ุง: “ุตูˆู…ูˆุง ู„ุฑุคูŠุชู‡ ูˆุงูุทุฑูˆุง ู„ุฑุคูŠุชู‡، ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุดุนุจุงู† ุซู„ุงุซูŠู†”. “ู„ุงุชุตูˆู…ูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆุง ุงู„ู‡ู„ุงู„ ูˆู„ุง ุชูุทุฑูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆู‡ ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุงู‚ุฏุฑูˆุง ู„ู‡”. ูˆู…ุง ุฌุงุก ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ู…ุนู†ู‰ ู…ู† ุงู„ูุงุธ ุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซ ุงู„ุตุญูŠุญุฉ. [ุงู†ุธุฑ ุตุญูŠุญ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ (ุฌ 3 ุต 27 – 28 ู…ู† ุงู„ุทุจุนุฉ ุงู„ุณู„ุทุงู†ูŠุฉ)، ูˆู†ูŠู„ ุงู„ุฃูˆุทุงุฑ (ุฌ 4 ุต 258 – 267)، ูˆู†ุตุจ ุงู„ุฑุงูŠุฉ (ุฌ 2 ุต 437 – 440) ูˆุทุฑุญ ุงู„ุชุซุฑูŠุจ (ุฌ 6 ุต 111 – 114).]

ุซู… ุงุฎุชู„ู ุงู„ุนู„ู…ุงุก: ู‡ู„ ูŠุนุชุจุฑ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ุทุงู„ุน ุฃูˆ ู„ุง ูŠุนุชุจุฑ؟ ุฃูŠ ุงู†ู‡ ุงุฐุง ุฑุคู‰ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ููŠ ุจู„ุฏ، ู‡ู„ ูŠุณุฑูŠ ุญูƒู… ุงู„ุฑุคูŠุฉ ูˆุซุจูˆุช ุงู„ุดู‡ุฑ ุนู„ู‰ ุบูŠุฑู‡ ู…ู† ุงู„ุจู„ุงุฏ، ูˆุงู† ุจุนุฏ ู…ุง ุจูŠู†ู‡ุง، ูˆุงู† ุงุฎุชู„ู ุงู„ู…ุทู„ุน ููŠ ูƒู„ ู…ู†ู‡ู…ุง؟ ุงูˆ ูŠูƒูˆู† ู„ูƒู„ ุจู„ุฏ ุฑุคูŠุชู‡، ููŠูƒูˆู† ููŠ ู…ุตุฑ ุนู„ู‰ ุบูŠุฑ ู…ุง ููŠ ุงู„ุญุฌุงุฒ ุฃูˆ ุงู„ุนุฑุงู‚ ุฃูˆ ู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ؟

ุงู…ุง ุงู„ุดุงูุนูŠุฉ ูุฅู†ู‡ู… ุฐู‡ุจูˆุง ุงู„ู‰ ุงู† ู„ูƒู„ ุจู„ุฏ ุฑุคูŠุชู‡ู…، ุนู„ู‰ ุฎู„ุงู ุนู†ุฏู‡ู… ููŠู…ุง ูŠุนุชุจุฑ ุจู‡ ุงู„ุจุนุฏ ูˆุงู„ู‚ุฑุจ: ุฃู‡ูˆ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ุทุงู„ุน، ุฃู… ุงุชุญุงุฏ ุงู„ุงู‚ุงู„ูŠู… ูˆุงุฎุชู„ุงูู‡ุง، ุฃู… ู…ุณุงูุฉ ุงู„ู‚ุตุฑ؟!
ู‚ุงู„ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ููŠ ุงู„ู…ุฌู…ูˆุน ุจุนุฏ ุงู† ูุตّู„ ุฐู„ูƒ[1]: “ูุฑุน ููŠ ู…ุฐุงู‡ุจ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ููŠู…ุง ุฅุฐุง ุฑุฃู‰ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ุฃู‡ู„ ุจู„ุฏ ุฏูˆู† ุบูŠุฑู‡ู…: ู‚ุฏ ุฐูƒุฑู†ุง ุชูุตูŠู„ ู…ุฐู‡ุจู†ุง. ูˆู†ู‚ู„ ุงุจู† ุงู„ู…ู†ุฐุฑ ุนู† ุนูƒุฑู…ุฉ ูˆุงู„ู‚ุงุณู… ูˆุณุงู„ู… ูˆุงุณุญุงู‚ ุจู† ุฑุงู‡ูˆูŠู‡: ุงู†ู‡ ู„ุง ูŠู„ุฒู… ุบูŠุฑ ุงู‡ู„ ุจู„ุฏ ุงู„ุฑุคูŠุฉ، ูˆุนู† ุงู„ู„ูŠุซ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠ ูˆุฃุญู…ุฏ: ูŠู„ุฒู…، ู‚ุงู„: ูˆู„ุง ุฃุนู„ู…ู‡ ุฅู„ุง ู‚ูˆู„ ุงู„ู…ุฏู†ูŠ ูˆุงู„ูƒูˆููŠ. ูŠุนู†ูŠ ู…ุงู„ูƒุงً ูˆุฃุจุง ุญู†ูŠูุฉ[2]“.
[1. ุงู„ู…ุฌู…ูˆุน (ุฌ 6 ุต 273 – 274).]
[2. ุงู†ุธุฑ ุฃูŠุถุง ู…ุนุงู„ู… ุงู„ุณู†ู† ู„ู„ุฎุทุงุจูŠ (ุฌ 2 ุต 98) ูˆุชูุณูŠุฑ ุงู„ู‚ุฑุทุจูŠ (ุฌ 2 ุต 274 – 276).]

ูˆู‚ุฏ ูƒุซุฑ ุงู„ูƒู„ุงู… ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุณู†ูŠู† ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ู…ุนู†ู‰ ูˆุชูƒุฑุฑ، ู…ู† ุฃุฌู„ ุณุฑุนุฉ ุงู„ุงุชุตุงู„ ุจูŠู† ุงู‚ุทุงุฑ ุงู„ุฃุฑุถ، ุจู…ุง ุงุณุชุญุฏุซ ู…ู† ุงู„ุชู„ุบุฑุงู ูˆุงู„ุชู„ูŠููˆู† ุฃูˆู„ุงً، ุซู… ุจุงู„ุฑุงุฏูŠูˆ ุฃุฎูŠุฑุงً. ูˆุตุงุฑุช ุจู„ุงุฏ ุงู„ุงุณู„ุงู… ูƒุฃู†ู‡ุง ุจู„ุฏ ูˆุงุญุฏ ููŠ ูˆุตูˆู„ ุงู„ุงุฎุจุงุฑ ุจุฅุซุจุงุช ุงู„ุดู‡ุฑ ูˆู†ููŠู‡، ูˆูŠุฑู‰ ุงู„ู†ุงุณ ุงู† ู‡ุฐุง ุงู„ุงุถุทุฑุงุจ ููŠ ู…ุณุงุฆู„ ุดุฑุนูŠุฉ ู‡ุงู…ุฉ ู…ุคู‚ุชุฉ ุจูˆู‚ูˆุช ุณู†ูˆูŠุฉ ุฃูˆ ุดู‡ุฑูŠุฉ، ู…ู…ุง ู„ุง ูŠุตุจุฑูˆู† ุนู„ู‰ ุจู‚ุงุฆู‡. ูˆูŠุญุงูˆู„ูˆู† ุงู† ูŠุฎุฑุฌูˆุง ู…ู†ู‡، ู…ุง ูˆุฌุฏูˆุง ู„ุชูˆุญูŠุฏ ุงู„ูƒู„ู…ุฉ ููŠู‡ุง ุณุจูŠู„ุงً.

ูˆุงุฐูƒุฑ ุงู†ู‡ ุฌุงุก ููŠ ุงู„ุนุงู… ุงู„ู…ุงุถูŠ ุฃูˆ ู‚ุจู„ู‡ ุณุคุงู„ ู…ูุตู„ ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ู…ุนู†ู‰ ู…ู† ุงู„ู‡ู†ุฏ ุงู„ู‰ ู…ุดูŠุฎุฉ ุงู„ุงุฒู‡ุฑ ุงู„ุดุฑูŠู، ูˆุงุฑุณู„ุช ุงู„ู…ุดูŠุฎุฉ ู†ุณุฎุงً ู…ู†ู‡ ุงู„ู‰ ุฌู…ุงุนุฉ ูƒุจุงุฑ ุงู„ุนู„ู…ุงุก، ู„ูŠุฌูŠุจ ูƒู„ ู…ู† ุญุถุฑุงุชู‡ู… ุจู…ุง ูŠุฑุงู‡ ุงูˆ ูŠุนู„ู…ู‡، ูˆุฌุงุกุช ู†ุณุฎุชู‡ ุงู„ู‰ ูˆุงู„ุฏ، ูˆู„ุง ุงุฏุฑูŠ ู…ุงุฐุง ูƒุงู† ู…ู† ุดุฃู† ุงู„ุณุคุงู„ ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ.

ุฃู…ุง ูˆุงู„ุฏูŠ ูู‚ุฏ ุญุจุณู‡ ุงู„ู…ุฑุถ ุนู† ุงู„ุชุตุฑู ุจุงู„ู‚ูˆู„ ุงูˆ ุจุงู„ูƒุชุงุจุฉ، ุดูุงู‡ ุงู„ู„ู‡.

ูˆู‚ุฏ ุงุฏุฑุช ู‡ุฐุง ุงู„ุจุญุซ ููŠ ููƒุฑูŠ ุทูˆูŠู„ุงً، ุจุนุฏ ุงู† ุจุฏุง ู„ูŠ ููŠู‡ ุฑุฃูŠ، ุฃุฑุฌูˆ ุงู† ูŠูƒูˆู† ุตูˆุงุจุงً، ุซู… ุฌุงุก ุงู„ุฎู„ุงู ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุนุงู… ููŠ ูŠูˆู… ุนุฑูุฉ، ูˆู‡ูˆ ูŠูˆู… ุงู„ุญุฌ ุงู„ุฃูƒุจุฑ، ูˆู‡ูˆ ุงุนุธู… ุงู„ู…ูˆุงุณู… ุงู„ุงุณู„ุงู…ูŠุฉ، ูˆุดู‡ุฑ ุฐูŠ ุงู„ุญุฌุฉ ุฃุฎุทุฑ ุงู„ุดู‡ูˆุฑ ุงุซุฑุงً، ุงุฐ ุงู† ูŠูˆู… ุนุฑูุฉ، ูˆู‡ูˆ ุงู„ูŠูˆู… ุงู„ุชุงุณุน ู…ู†ู‡: ุธุฑู ู…ุญุฏูˆุฏ ู„ุฃุฏุงุก ุฑูƒู† ุงู„ุญุฌ، ูˆู‡ูˆ ุงู„ูˆู‚ูˆู ุจุนุฑูุฉ، ูˆู‡ูˆ ู„ุง ูŠุฏูˆุฑ ุฅู„ุง ู…ุฑุฉ ูˆุงุญุฏุฉ ููŠ ุงู„ุณู†ุฉ،ูˆุฃูƒุซุฑ ุงู„ุญุฌุงุฌ ู„ุง ูŠุญุฌูˆู† ุงู„ุง ู…ุฑุฉ ูˆุงุญุฏุฉ ููŠ ุงู„ุนู…ุฑ، ูู„ุนู„ู‡ู… ุงู† ุงุฎุทุฃู‡ู… ุงู„ูˆู‚ูˆู ููŠ ูŠูˆู…ู‡ ุงู„ุญู‚ูŠู‚ูŠ ูŠุฎุดูˆู† ุฃู† ู„ุง ูŠูƒูˆู†ูˆุง ู‚ุฏ ุฃุฏูˆุง ุงู„ูุฑูŠุถุฉ ุนู† ุงู†ูุณู‡ู….

ููƒุงู† ู‡ุฐุง ุญุงูุฒุงً ู„ูŠ ุนู„ู‰ ูƒุชุงุจุฉ ู…ุง ุฑุฃูŠุชู‡ ููŠ ุงุซุจุงุช ุงู„ุงู‡ู„ุฉ، ู„ุงุนุฑุถู‡ ุนู„ู‰ ุงู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ูˆุงู„ู†ุธุฑ، ู…ู† ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ูˆุงู„ู…ุญุฏุซูŠู† ูˆุบูŠุฑู‡ู…، ููŠ ุงู†ุญุงุก ุงู„ุนุงู„ู… ุงู„ุงุณู„ุงู…ูŠ.

ูู…ู…ุง ู„ุง ุดูƒ ููŠู‡ ุงู† ุงู„ุนุฑุจ ู‚ุจู„ ุงู„ุงุณู„ุงู… ูˆููŠ ุตุฏุฑ ุงู„ุงุณู„ุงู… ู„ู… ูŠูƒูˆู†ูˆุง ูŠุนุฑููˆุงู† ุงู„ุนู„ูˆู… ุงู„ูู„ูƒูŠุฉ ู…ุนุฑูุฉ ุนู„ู…ูŠุฉ ุฌุงุฒู…ุฉ، ูƒุงู†ูˆุง ุฃู…ุฉ ุงู…ูŠูŠู†، ู„ุง ูŠูƒุชุจูˆู† ูˆู„ุง ูŠุญุณุจูˆู†، ูˆู…ู† ุดุฏุง ู…ู†ู‡ู… ุดูŠุฆุงً ู…ู† ุฐู„ูƒ ูุฅู†ู…ุง ูŠุนุฑู ู…ุจุงุฏุฆ ุฃูˆ ู‚ุดูˆุฑุงً، ุนุฑูู‡ุง ุจุงู„ู…ู„ุงุญุธุฉ ูˆุงู„ุชุชุจุน، ุงูˆ ุจุงู„ุณู…ุงุน ูˆุงู„ุฎุจุฑ، ู„ู… ุชุจู† ุนู„ู‰ ู‚ูˆุงุนุฏ ุฑูŠุงุถูŠุฉ، ูˆู„ุง ุนู„ู‰ ุจุฑุงู‡ูŠู† ู‚ุทุนูŠุฉ ุชุฑุฌุน ุงู„ู‰ ู…ู‚ุฏู…ุงุช ุฃูˆู„ูŠุฉ ูŠู‚ูŠู†ูŠุฉ، ูˆู„ุฐู„ูƒ ุฌุนู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ุฑุฌุน ุงุซุจุงุช ุงู„ุดู‡ุฑ ููŠ ุนุจุงุฏุชู‡ู… ุงู„ู‰ ุงู„ุงู…ุฑ ุงู„ู‚ุทุนูŠ ุงู„ู…ุดุงู‡ุฏ، ุงู„ุฐูŠ ู‡ูˆ ููŠ ู…ู‚ุฏูˆุฑ ูƒู„ ูˆุงุญุฏ ู…ู†ู‡ู…، ุฃูˆ ููŠ ู…ู‚ุฏูˆุฑ ุฃูƒุซุฑู‡ู…، ูˆู‡ูˆ ุฑุคูŠุฉ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ุจุงู„ุนูŠู† ุงู„ู…ุฌุฑุฏุฉ، ูุฅู† ู‡ุฐุง ุงุญูƒู… ูˆุงุถุจุท ู„ู…ูˆุงู‚ูŠุช ุดุนุงุฆุฑู‡ู… ูˆุนุจุงุฏุงุชู‡ู…، ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฐูŠ ูŠุตู„ ุงู„ูŠู‡ ุงู„ูŠู‚ูŠู† ูˆุงู„ุซู‚ุฉ ู…ู…ุง ููŠ ุงุณุชุทุงุนุชู‡ู…. ูˆู„ุง ูŠูƒู„ู ุงู„ู„ู‡ ู†ูุณุงً ุงู„ุง ูˆุณุนู‡ุง.

ูˆู„ู… ูŠูƒู† ู…ู…ุง ูŠูˆุงูู‚ ุญูƒู…ุฉ ุงู„ุดุงุฑุน ุงู† ูŠุฌุนู„ ู…ู†ุงุท ุงู„ุงุซุจุงุช ููŠ ุงู„ุฃู‡ู„ุฉ ุงู„ุญุณุงุจ ูˆุงู„ูู„ูƒ، ูˆู‡ู… ู„ุง ูŠุนุฑููˆู† ุดูŠุฆุงً ู…ู† ุฐู„ูƒ ููŠ ุญูˆุงุถุฑู‡ู…، ูˆูƒุซูŠุฑ ู…ู†ู‡ู… ุจุงุฏูˆู† ู„ุง ุชุตู„ ุงู„ูŠู‡ู… ุงู†ุจุงุก ุงู„ุญูˆุงุถุฑ، ุฅู„ุง ููŠ ูุชุฑุงุช ู…ุชู‚ุงุฑุจุฉ ุญูŠู†ุงً ูˆู…ุชุจุงุนุฏุฉ ุฃุญูŠุงู†ุงً. ูู„ูˆ ุฌุนู„ู‡ ู„ู‡ู… ุจุงู„ุญุณุงุจ ูˆุงู„ูู„ูƒ ู„ุงุนู†ุชู‡ู…، ูˆู„ู… ูŠุนุฑูู‡ ู…ู†ู‡ู… ุงู„ุง ุงู„ุดุงุฐ ูˆุงู„ู†ุงุฏุฑ ููŠ ุงู„ุจูˆุงุฏูŠ، ุนู† ุณู…ุงุน ุงู† ูˆุตู„ ุงู„ูŠู‡ู…، ูˆู„ู… ูŠุนุฑูู‡ ุฃู‡ู„ ุงู„ุญูˆุงุถุฑ ุงู„ุง ุชู‚ู„ูŠุฏุงً ู„ุจุนุถ ุฃู‡ู„ ุงู„ุญุณุงุจ، ูˆุฃูƒุซุฑู‡ู… ุฃูˆ ูƒู„ู‡ู… ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ูƒุชุงุจ.

ุซู… ูุชุญ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุงู„ุฏู†ูŠุง. ูˆู…ู„ูƒูˆุง ุฒู…ุงู… ุงู„ุนู„ูˆู…، ูˆุชูˆุณุนูˆุง ููŠ ูƒู„ ุฃูู†ุงู†ู‡ุง، ูˆุชุฑุฌู…ูˆุง ุนู„ูˆู… ุงู„ุฃูˆุงุฆู„، ูˆู†ุจุบูˆุง ููŠู‡ุง، ูˆูƒุดููˆุง ูƒุซูŠุฑุงً ู…ู† ุฎุจุงูŠุงู‡ุง، ูˆุญูุธูˆุง ู„ู…ู† ุจุนุฏู‡ู…، ูˆู…ู†ู‡ุง ุนู„ูˆู… ุงู„ูู„ูƒ ูˆุงู„ู‡ูŠุฆุฉ ูˆุญุณุงุจ ุงู„ู†ุฌูˆู…[1.].
[1. ุงู†ุธุฑ ูƒุชุงุจ (ุนู„ู… ุงู„ูู„ูƒ ูˆุชุงุฑูŠุฎู‡ ุนู†ุฏ ุงู„ุนุฑุจ ู„ู„ุฃุณุชุงุฐ ู†ู„ูŠู†ูˆ) ุทุจุนุฉ ุฑูˆู…ุฉ ุณู†ุฉ 1911.]

ูˆูƒุงู† ุฃูƒุซุฑ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ูˆุงู„ู…ุญุฏุซูŠู† ู„ุง ูŠุนุฑููˆู† ุนู„ูˆู… ุงู„ูู„ูƒ، ุฃูˆู‡ู… ูŠุนุฑููˆู† ุจุนุถ ู…ุจุงุฏุฆู‡ุง، ูˆูƒุงู† ุจุนุถู‡ู…، ุฃูˆ ูƒุซูŠุฑ ู…ู†ู‡ู… ู„ุง ูŠุซู‚ ุจู…ู† ูŠุนุฑูู‡ุง ูˆู„ุง ูŠุทู…ุฆู† ุงู„ูŠู‡، ุจู„ ูƒุงู† ุจุนุถู‡ู… ูŠุฑู…ูŠ ุงู„ู…ุดุชุบู„ ุจู‡ุง ุจุงู„ุฒูŠุบ ูˆุงู„ุงุจุชุฏุงุน، ุธู†ุงً ู…ู†ู‡ ุฃู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ุนู„ูˆู… ูŠุชูˆุตู„ ุจู‡ุง ุฃู‡ู„ู‡ุง ุงู„ู‰ ุงุฏุนุงุก ุงู„ุนู„ู… ุจุงู„ุบูŠุจ ( ุงู„ุชู†ุฌูŠู…)، ูˆูƒุงู† ุจุนุถู‡ู… ูŠุฏุนูŠ ุฐู„ูƒ ูุนู„ุงً، ูุฃุณุงุก ุงู„ู‰ ู†ูุณู‡ ูˆุฅู„ู‰ ุนู„ู…ู‡، ูˆุงู„ูู‚ู‡ุงุก ู…ุนุฐูˆุฑูˆู†. ูˆู…ู† ูƒุงู† ู…ู† ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ูˆุงู„ุนู„ู…ุงุก ูŠุนุฑู ู‡ุฐู‡ ุงู„ุนู„ูˆู… ู„ู… ูŠูƒู† ุจู…ุณุชุทูŠุน ุงู† ูŠุญุฏุฏ ู…ูˆู‚ูู‡ุง ุงู„ุตุญูŠุญ ุจุงู„ู†ุณุจุฉ ุงู„ู‰ ุงู„ุฏูŠู† ูˆุงู„ูู‚ู‡، ุจู„ ูƒุงู† ูŠุดูŠุฑ ุงู„ูŠู‡ุง ุนู„ู‰ ุชุฎูˆّูٍ.

ูุงู†ุธุฑ – ู…ุซู„ุงً – ุงู„ู‰ ุชู‚ูŠ ุงู„ุฏูŠู† ุงู„ุณุจูƒูŠ، ูŠุฐูƒุฑ ููŠ ูุชุงูˆูŠู‡ [ุฌ 1 ุต 219 - 220] ุงู† ุงู„ุญุณุงุจ ุฅุฐุง ุฏู„ ุจู…ู‚ุฏู…ุงุช ู‚ุทุนูŠุฉ ุนู„ู‰ ุนุฏู… ุงู…ูƒุงู† ุฑุคูŠุฉ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ู„ู… ูŠู‚ุจู„ ููŠู‡ ุดู‡ุงุฏุฉ ุงู„ุดู‡ูˆุฏ، ูˆุชุญู…ู„ ุนู„ู‰ ุงู„ูƒุฐุจ ุงูˆ ุงู„ุบู„ุท، ุซู… ูŠู‚ูˆู„: “ู„ุฃู† ุงู„ุญุณุงุจ ู‚ุทุนูŠ، ูˆุงู„ุดู‡ุงุฏุฉ ูˆุงู„ุฎุจุฑ ุธู†ูŠุงู†، ูˆุงู„ุธู† ู„ุง ูŠุนุงุฑุถ ุงู„ู‚ุทุน، ูุถู„ุงً ุนู† ุฃู† ูŠู‚ุฏู… ุนู„ูŠู‡، ูˆุงู„ุจูŠู†ุฉ ุดุฑุทู‡ุง ุฃู† ูŠูƒูˆู† ู…ุง ุดู‡ุฏุช ุจู‡ ู…ู…ูƒู†ุงً ุญุณุงً ูˆุนู‚ู„ุงً ูˆุดุฑุนุงً، ูุฅุฐุง ูุฑุถ ุฏู„ุงู„ุฉ ุงู„ุญุณุงุจ ู‚ุทุนุงً ุนู„ู‰ ุนุฏู… ุงู„ุงู…ูƒุงู† ุงุณุชุญุงู„ ุงู„ู‚ุจูˆู„ ุดุฑุนุงً، ู„ุงุณุชุญุงู„ุฉ ุงู„ู…ุดู‡ูˆุฏ ุจู‡، ูˆุงู„ุดุฑุน ู„ุง ูŠุฃุชูŠ ุจุงู„ู…ุณุชุญูŠู„ุงุช”. ุซู… ูŠู‚ูˆู„ ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ: “ูˆุงุนู„ู… ุงู†ู‡ ู„ูŠุณ ู…ู† ู…ุฑุงุฏู†ุง ุจุงู„ู‚ุทุน ู‡ู‡ู†ุง ุงู„ุฐูŠ ูŠุญุตู„ ุจุงู„ุจุฑู‡ุงู† ุงู„ุฐูŠ ู…ู‚ุฏู…ุงุชู‡ ูƒู„ู‡ุง ุนู‚ู„ูŠุฉ، ูุฅู† ุงู„ุญุงู„ ู‡ู†ุง ู„ูŠุณ ูƒุฐู„ูƒ، ูˆุงู†ู…ุง ู‡ูˆ ู…ุจู†ูŠ ุนู„ู‰ ุงุฑุตุงุฏ ูˆุชุฌุงุฑุจ ุทูˆูŠู„ุฉ، ูˆุชุณูŠูŠุฑ ู…ู†ุงุฒู„ ุงู„ุดู…ุณ ูˆุงู„ู‚ู…ุฑ، ูˆู…ุนุฑูุฉ ุญุตูˆู„ ุงู„ุถูˆุก ุงู„ุฐูŠ ููŠู‡. ุจุญูŠุซ ูŠุชู…ูƒู† ุงู„ู†ุงุณ ู…ู† ุฑุคูŠุชู‡، ูˆุงู„ู†ุงุณ ูŠุฎุชู„ููˆู† ููŠ ุญุฏุฉ ุงู„ุจุตุฑ”. ุงู„ู‰ ุขุฎุฑ ูƒู„ุงู…ู‡.

ูˆุงู†ุธุฑ ุงู„ู‰ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ูƒุจูŠุฑ ุชู‚ูŠ ุงู„ุฏูŠู† ุจู† ุฏู‚ูŠู‚ ุงู„ุนูŠุฏ[1] ูŠู‚ูˆู„ ููŠ ุดุฑุญ ุนู…ุฏุฉ ุงู„ุงุญูƒุงู… (ุฌ 2 ุต 206): “ูˆุงู„ุฐูŠ ุฃู‚ูˆู„ ุจู‡ ุงู† ุงู„ุญุณุงุจ ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ุงู† ูŠุนุชู…ุฏ ุนู„ูŠู‡ ููŠ ุงู„ุตูˆู… ุจู…ูุงุฑู‚ุฉ ุงู„ู‚ู…ุฑ ู„ู„ุดู…ุณ، ุนู„ู‰ ู…ุง ูŠุฑุงู‡ ุงู„ู…ู†ุฌู…ูˆู† ู…ู† ุชู‚ุฏู… ุงู„ุดู‡ุฑ ุจุงู„ุญุณุงุจ ุนู„ู‰ ุงู„ุดู‡ุฑ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ ุจูŠูˆู… ุงูˆ ูŠูˆู…ูŠู†، ูุฅู† ุฐู„ูƒ ุงุญุฏุงุซ ู„ุณุจุจ ู„ู… ูŠุดุฑุนู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆุฃู…ุง ุงุฐุง ุฏู„ ุงู„ุญุณุงุจ ุนู„ู‰ ุงู† ุงู„ู‡ู„ุงู„ ู‚ุฏ ุทู„ุน ู…ู† ุงู„ุงูู‚ ุนู„ู‰ ูˆุฌู‡ ูŠุฑู‰ ู„ูˆู„ุง ูˆุฌูˆุฏ ุงู„ู…ุงู†ุน، ูƒุงู„ุบูŠู… ู…ุซู„ุงً -: ูู‡ุฐุง ูŠู‚ุชุถูŠ ุงู„ูˆุฌูˆุจ، ู„ูˆุฌูˆุฏ ุงู„ุณุจุจ ุงู„ุดุฑุนูŠ، ูˆู„ูŠุณ ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ุจู…ุดุฑูˆุทุฉٍ ููŠ ุงู„ู„ุฒูˆู…، ู„ุฃู† ุงู„ุงุชูุงู‚ ุนู„ู‰ ุงู† ุงู„ู…ุญุจูˆุณ ููŠ ุงู„ู…ุทู…ูˆุฑุฉ ุงุฐุง ุนู„ู… ุจุงู„ุญุณุงุจ ุจุงูƒู…ุงู„ ุงู„ุนุฏุฉ، ุฃูˆ ุจุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ุจุงู„ุฃู…ุงุฑุงุช، ุงู† ุงู„ูŠูˆู… ู…ู† ุฑู…ุถุงู†: ูˆุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตูˆู…، ูˆุฅู† ู„ู… ูŠุฑ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ูˆู„ุง ุฃุฎุจุฑู‡ ู…ู† ุฑุขู‡”.
[1. ูƒุงู† ู…ู† ุฃุฆู…ุฉ ุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠุฉ، ูˆู‡ูˆ ุนู…ุฏุฉ ููŠ ุงู„ู…ุฐู‡ุจูŠู†، ูˆู„ุฏ ุณู†ุฉ 625 ูˆู…ุงุช ุจุงู„ู‚ุงู‡ุฑุฉ ุณู†ุฉ 702، ูˆู„ู‡ ุชุฑุงุฌู… ุฌูŠุฏุฉ ูˆุงููŠุฉ، ููŠ ุงู„ุทุงู„ุน ุงู„ุณุนูŠุฏ (ุต 317) ูˆุชุฐูƒุฑุฉ ุงู„ุญูุงุธ (ุฌ 4 ุต 262) ูˆููˆุงุช ุงู„ูˆููŠุงุช (ุฌ 2 ุต 305) ูˆุทุจู‚ุงุช ุงู„ุดุงูุนูŠุฉ (ุฌ 2 ุต2).]

ู‡ูƒุฐุง ูƒุงู† ุดุฃู†ู‡ู…، ุงุฐ ูƒุงู†ุช ุงู„ุนู„ูˆู… ุงู„ูƒูˆู†ูŠุฉ ุบูŠุฑ ุฐุงุฆุนุฉ ุฐูŠุนุงู† ุงู„ุนู„ูˆู… ุงู„ุฏูŠู†ูŠุฉ ูˆู…ุง ุฅู„ูŠู‡ุง، ูˆู„ู… ุชูƒู† ู‚ูˆุงุนุฏู‡ุง ู‚ุทุนูŠุฉ ุงู„ุซุจูˆุช ุนู†ุฏ ุงู„ุนู„ู…ุงุก.

ูˆู‡ุฐู‡ ุงู„ุดุฑูŠุนุฉ ุงู„ุบุฑุงุก ุงู„ุณู…ุญุฉ، ุจุงู‚ูŠุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุฏู‡ุฑ، ุงู„ู‰ ุงู† ูŠุฃุฐู† ุงู„ู„ู‡ ุจุงู†ุชู‡ุงุก ู‡ุฐู‡ ุงู„ุญูŠุงุฉ ุงู„ุฏู†ูŠุง. ูู‡ูŠ ุชุดุฑูŠุน ู„ูƒู„ ุฃู…ุฉ، ูˆู„ูƒู„ ุนุตุฑ، ูˆู„ุฐู„ูƒ ู†ุฑู‰ ููŠ ู†ุตูˆุต ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ุฅุดุงุฑุงุช ุฏู‚ูŠู‚ุฉ ู„ู…ุง ูŠุณุชุญุฏุซ ู…ู† ุงู„ุดุคูˆู†، ูุฅุฐุง ุฌุงุก ู…ุตุฏุงู‚ู‡ุง ูُุณّุฑุชْ ูˆุนู„ู…ุช، ูˆุงู† ูَุณَุฑَู‡َุง ุงู„ู…ุชู‚ุฏู…ูˆู† ุนู„ู‰ ุบูŠุฑ ุญู‚ูŠู‚ุชู‡ุง.

ูˆู‚ุฏ ุฃุดูŠุฑ ููŠ ุงู„ุณู†ุฉ ุงู„ุตุญูŠุญุฉ ุงู„ู‰ ู…ุง ู†ุญู† ุจุตุฏุฏู‡، ูุฑูˆู‰ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ู…ู† ุญุฏูŠุซ ุงุจู† ุนู…ุฑ ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุงู†ู‡ ู‚ุงู„: ” ุฅู†ุง ุฃู…ุฉ ุฃُู…ูŠّุฉ، ู„ุง ู†ูƒุชุจ ูˆู„ุง ู†ุญุณุจ، ุงู„ุดู‡ุฑ ู‡ูƒุฐุง ูˆู‡ูƒุฐุง. ูŠุนู†ูŠ ู…ุฑุฉ ุชุณุนุฉ ูˆุนุดุฑูŠู†، ูˆู…ุฑุฉ ุซู„ุงุซูŠู†”.[1] ูˆุฑูˆุงู‡ ู…ุงู„ูƒ ููŠ ุงู„ู…ูˆุทุฃ [ุฌ 1 ุต 269] ูˆุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู… ูˆุบูŠุฑู‡ู…ุง ุจู„ูุธ: ” ุงู„ุดู‡ุฑ ุชุณุนุฉ ูˆุนุดุฑูˆู†، ูู„ุง ุชุตูˆู…ูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆุง ุงู„ู‡ู„ุงู„، ูˆู„ุง ุชูุทุฑูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆู‡، ูุฅู† ุบู…ّ ุนู„ูŠูƒู… ูุงู‚ุฏุฑูˆุง ู„ู‡”.
[1. ุตุญูŠุญ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ (ุฌ 3 ุต27 – 28 ู…ู† ุงู„ุทุจุนุฉ ุงู„ุณู„ุทุงู†ูŠุฉ) ูˆุตุญูŠุญ ู…ุณู„ู… (ุฌ 1 ุต 299 ุทุจุนุฉ ุจูˆู„ุงู‚) ูˆุณู†ู† ุฃุจูŠ ุฏุงูˆุฏ (ุฌ 2 ุต 266 – 267ู…ู† ุดุฑุญ ุนูˆู† ุงู„ู…ุนุจูˆุฏ) ูˆุณู†ู† ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ (ุฌ 1 ุต 302 – 303).]

ูˆู‚ุฏ ุฃุตุงุจ ุนู„ู…ุงุคู†ุง ุงู„ู…ุชู‚ุฏู…ูˆู† ุฑุญู…ู‡ู… ุงู„ู„ู‡ ููŠ ุชูุณูŠุฑ ู…ุนู†ู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ، ูˆุงุฎุทุฃูˆุง ููŠ ุชุฃูˆูŠู„ู‡، ูˆู…ู† ุงุฌู…ุน ู‚ูˆู„ ู„ู‡ู… ููŠ ุฐู„ูƒ ู‚ูˆู„ ุงู„ุญุงูุธ ุงุจู† ุญุฌุฑ[1]: “ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุงู„ุญุณุงุจ ู‡ู†ุง ุญุณุงุจ ุงู„ู†ุฌูˆู… ูˆุชุณูŠูŠุฑู‡ุง، ูˆู„ู… ูŠูƒูˆู†ูˆุง ูŠุนุฑููˆู† ู…ู† ุฐู„ูƒ ุงู„ุง ุงู„ู†ุฒุฑ ุงู„ูŠุณูŠุฑ. ูุนู„ู‚ ุงู„ุญูƒู… ุจุงู„ุตูˆู… ูˆุบูŠุฑู‡ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ، ู„ุฑูุน ุงู„ุญุฑุฌ ุนู†ู‡ู… ููŠ ู…ุนุงู†ุงุฉ ุงู„ุชุณูŠูŠุฑ، ูˆุงุณุชู…ุฑ ุงู„ุญูƒู… ููŠ ุงู„ุตูˆู… ูˆู„ูˆ ุญุฏุซ ุจุนุฏู‡ู… ู…ู† ูŠุนุฑู ุฐู„ูƒ. ุจู„ ุธุงู‡ุฑ ุงู„ุณูŠุงู‚ ูŠู†ููŠ ุชุนู„ูŠู‚ ุงู„ุญูƒู… ุจุงู„ุญุณุงุจ ุฃุตู„ุงً. ูˆูŠูˆุถุญู‡ ู‚ูˆู„ู‡ ููŠ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ู…ุงุถูŠ: ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุงู„ุนุฏุฉ ุซู„ุงุซูŠู†. ูˆู„ู… ูŠู‚ู„ ูุณู„ูˆุง ุฃู‡ู„ ุงู„ุญุณุงุจ. ูˆุงู„ุญูƒู…ุฉ ููŠู‡ ูƒูˆู† ุงู„ุนุฏุฏ ุนู†ุฏ ุงู„ุงุบู…ุงุก ูŠุณุชูˆูŠ ููŠู‡ ุงู„ู…ูƒู„ููˆู†، ููŠุฑุชูุน ุงู„ุงุฎุชู„ุงู ูˆุงู„ู†ุฒุงุน ุนู†ู‡ู…. ูˆู‚ุฏ ุฐู‡ุจ ู‚ูˆู… ุงู„ู‰ ุงู„ุฑุฌูˆุน ุงู„ู‰ ุงู‡ู„ ุงู„ุชุณูŠูŠุฑ ููŠ ุฐู„ูƒ، ูˆู‡ู… ุงู„ุฑูˆุงูุถ[2]، ูˆู†ู‚ู„ ุนู† ุจุนุถ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ู…ูˆุงูู‚ุชู‡ู…. ู‚ุงู„ ุงู„ุจุงุฌูŠ: ูˆุงุฌู…ุงุน ุงู„ุณู„ู ุงู„ุตุงู„ุญ ุญุฌุฉ ุนู„ูŠู‡ู…. ูˆู‚ุงู„ ุงุจู† ุจุฒูŠุฒุฉ: ูˆู‡ูˆ ู…ุฐู‡ุจ ุจุงุทู„، ูู‚ุฏ ู†ู‡ุช ุงู„ุดุฑุนูŠุฉ ุนู† ุงู„ุฎูˆุถ ููŠ ุนู„ู… ุงู„ู†ุฌูˆู…، ู„ุฃู†ู‡ุง ุญุฏุซ ูˆุชุฎู…ูŠู†،ู„ูŠุณ ููŠู‡ุง ู‚ุทุน ูˆู„ุง ุธู† ุบุงู„ุจ، ู…ุน ุงู†ู‡ ู„ูˆ ุงุฑุชุจุท ุงู„ุงู…ุฑ ุจู‡ุง ู„ุถุงู‚، ุงุฐ ู„ุง ูŠุนุฑูู‡ุง ุฅู„ุง ุงู„ู‚ู„ูŠู„”.
[1. ูุชุญ ุงู„ุจุงุฑูŠ (ุฌ 4 ุต 107 – 109).]
[2. ู„ุง ู†ุฏุฑูŠ ู…ู† ุฐุง ูŠุฑูŠุฏ ุงู„ุญุงูุธ ุจุงู„ุฑูˆุงูุถ؟ ุฅู† ูƒุงู† ูŠุฑูŠุฏ ุงู„ุดูŠุนุฉ ุงู„ุฅู…ุงู…ูŠุฉ ูุงู„ุฐูŠ ู†ุนุฑูู‡ ู…ู† ู…ุฐู‡ุจู‡ู… ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ุงู„ุฃุฎุฐ ุจุงู„ุญุณุงุจ ุนู†ุฏู‡ู…. ูˆุฅู† ูƒุงู† ูŠุฑูŠุฏ ู†ุงุณุง ุขุฎุฑูŠู† ูู„ุง ู†ุฏุฑูŠ ู…ู† ู‡ู…!]

ูู‡ุฐุง ุงู„ุชูุณูŠุฑ ุตูˆุงุจ، ููŠ ุฃู† ุงู„ุนุจุฑุฉ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ ู„ุง ุจุงู„ุญุณุงุจ، ูˆุงู„ุชุฃูˆูŠู„ ุฎุทุฃ، ููŠ ุงู†ู‡ (ู„ูˆ ุญุฏุซ ู…ู† ูŠุนุฑู ุฐู„ูƒ ุงุณุชู…ุฑ ุงู„ุญูƒู… ููŠ ุงู„ุตูˆู…)، ู„ุฃู† ุงู„ุฃู…ุฑ ุจุงุนุชู…ุงุฏ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ูˆุญุฏู‡ุง ุฌุงุก ู…ุนู„ู„ุงً ุจุนู„ุฉ ู…ู†ุตูˆุตุฉ، ูˆู‡ูˆ ุงู† ุงู„ุฃู…ุฉ ” ุฃู…ูŠุฉ ู„ุง ุชูƒุชุจ ูˆู„ุง ุชุญุณุจ”، ูˆุงู„ุนู„ุฉ ุชุฏูˆุฑ ู…ุน ุงู„ู…ุนู„ูˆู„ ูˆุฌูˆุฏุงً ูˆุนุฏู…ุงً، ูุฅุฐุง ุฎุฑุฌุช ุงู„ุฃู…ุฉ ุนู† ุงู…ูŠุชู‡ุง، ูˆุตุงุฑุช ุชูƒุชุจ ูˆุชุญุณุจ، ุฃู†ูŠ ุตุงุฑุช ููŠ ู…ุฌู…ูˆุนู‡ุง ู…ู…ู† ูŠุนุฑู ู‡ุฐู‡ ุงู„ุนู„ูˆู…، ูˆุฃู…ูƒู† ุงู„ู†ุงุณ – ุนุงู…ุชู‡ู… ูˆุฎุงุตุชู‡ู… – ุงู† ูŠุตู„ูˆุง ุงู„ู‰ ุงู„ูŠู‚ูŠู† ูˆุงู„ู‚ุทุน ููŠ ุญุณุงุจ ุฃูˆู„ ุงู„ุดู‡ุฑ، ูˆุงู…ูƒู† ุงู† ูŠุซู‚ูˆุง ุจู‡ุฐุง ุงู„ุญุณุงุจ ุซู‚ุชู‡ู… ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ ุฃูˆ ุฃู‚ูˆู‰، ุฅุฐุง ุตุงุฑ ู‡ุฐุง ุดุฃู†ู‡ู… ููŠ ุฌู…ุงุนุชู‡ู… ูˆุฒุงู„ุช ุนู„ุฉ ุงู„ุฃู…ูŠุฉ: ูˆุฌุจ ุงู† ูŠุฑุฌุนูˆุง ุงู„ู‰ ุงู„ูŠู‚ูŠู† ุงู„ุซุงุจุช، ูˆุฃู† ูŠุฃุฎุฐูˆุง ููŠ ุงุซุจุงุช ุงู„ุงู‡ู„ุฉ ุจุงู„ุญุณุงุจ ูˆุญุฏู‡، ูˆุฃู† ู„ุง ูŠุฑุฌุนูˆุง ุงู„ู‰ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ุฅู„ุง ุญูŠู† ูŠุณุชุนุตูŠ ุนู„ูŠู‡ู… ุงู„ุนู„ู… ุจู‡، ูƒู…ุง ุงุฐุง ูƒุงู† ู†ุงุณ ููŠ ุจุฏุงูŠุฉ ุฃูˆ ู‚ุฑูŠุฉ، ู„ุง ุชุตู„ ุงู„ูŠู‡ู… ุงู„ุงุฎุจุงุฑ ุงู„ุตุญูŠุญุฉ ุงู„ุซุงุจุชุฉ ุนู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุญุณุงุจ.

ูˆุงุฐุง ูˆุฌุจ ุงู„ุฑุฌูˆุน ุงู„ู‰ ุงู„ุญุณุงุจ ูˆุญุฏู‡ ุจุฒูˆุงู„ ุนู„ุฉ ู…ู†ุนู‡، ูˆุฌุจ ุงูŠุถุงً ุงู„ุฑุฌูˆุน ุงู„ู‰ ุงู„ุญุณุงุจ ุงู„ุญู‚ูŠู‚ูŠ ู„ู„ุฃู‡ู„ุฉ، ูˆุงุทّุฑุงุญ ุงู…ูƒุงู† ุงู„ุฑุคูŠุฉ ูˆุนุฏู… ุงู…ูƒุงู†ู‡ุง، ููŠูƒูˆู† ุฃูˆู„ ุงู„ุดู‡ุฑ ุงู„ุญู‚ูŠู‚ูŠ ุงู„ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ุชูŠ ูŠุบูŠุจ ููŠู‡ุง ุงู„ู‡ู„ุงู„ ุจุนุฏ ุบุฑูˆุจ ุงู„ุดู…ุณ، ูˆู„ูˆ ุจู„ุญุธุฉ ูˆุงุญุฏุฉ.

ูู‡ุฐู‡ ุจู„ุฏู†ุง – ู…ุตุฑ – ููŠู‡ุง ู…ุฑุตุฏ ู…ู† ุงุนุธู… ุงู„ู…ุฑุงุตุฏ، ูˆููŠู‡ุง ุนู„ู…ุงุก ุจุงู„ูู„ูƒ ูˆุงู„ู‡ูŠุฆุฉ، ู…ู† ุงู„ุงุฒู‡ุฑูŠูŠู† ูˆุบูŠุฑู‡ู…، ู…ู…ู† ูŠุณุชุทูŠุนูˆู† ุงู† ูŠุญุณุจูˆุง ุญุณุงุจ ุงู„ู‚ู…ุฑ ุญูŠู† ูŠุบูŠุจ ุจุนุฏ ุงู„ุดู…ุณ ูˆู„ูˆ ุจู„ุญุธุฉ، ููŠ ูƒู„ ูˆู‚ุช ูˆูƒู„ ุดู‡ุฑ، ูˆูŠุญูƒู…ูˆุง ููŠ ุฐู„ูƒ ุงู„ุญูƒู… ุงู„ู‚ุงุทุน ุงู„ุฌุงุฒู…، ุงู„ู…ูˆุฌุจ ู„ู„ูŠู‚ูŠู† ุนู†ุฏ ุงู‡ู„ ุงู„ุนู„ู…. ูู…ุงุฐุง ุนู„ูŠู†ุง ู…ู† ุจุฃุณ ุงุฐุง ุฑุฌุนู†ุง ู„ู‚ูˆู„ู‡ู… ูˆุนู„ู…ู‡ู…، ูˆูˆุซู‚ู†ุง ุจุญุณุงุจู‡ู… ููŠ ุฐู„ูƒ، ุซู‚ุชู†ุง ุจุญุณุงุจู‡ู… ููŠ ู…ูˆุงู‚ูŠุช ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุบูŠุฑู‡ุง ู…ู† ุงู„ุนุจุงุฏุงุช؟ ูˆุซู‚ุชู†ุง ุจุฃุฎุจุงุฑ ุงู„ุชู„ุบุฑุงู ูˆุงู„ุชู„ููˆู† ูˆุงู„ุฑุงุฏูŠูˆ ููŠ ุงุซุจุงุช ุงู„ู‡ู„ุงู„ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ ู…ู† ุฃูŠ ุจู„ุฏ ู…ู† ุจู„ุฏุงู† ู…ุตุฑ ุฃูˆ ุงู„ุณูˆุฏุงู† ุฃูˆ ุบูŠุฑู‡ู…ุง؟

ู„ู‚ุฏ ูƒุงู† ู„ู„ุงุณุชุงุฐ ุงู„ุฃูƒุจุฑ ุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ู…ุฑุงุบูŠ، ู…ู†ุฐ ุงูƒุซุฑ ู…ู† ุนุดุฑ ุณู†ูŠู†، ุญูŠู† ูƒุงู† ุฑุฆูŠุณ ุงู„ู…ุญูƒู…ุฉ ุงู„ุนู„ูŠุง ุงู„ุดุฑุนูŠุฉ – : ุฑุฃูŠ ููŠ ุฑุฏ ุดู‡ุงุฏุฉ ุงู„ุดู‡ูˆุฏ، ุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ุญุณุงุจ ูŠู‚ุทุน ุจุนุฏู… ุงู…ูƒุงู† ุงู„ุฑุคูŠุฉ، ูƒุงู„ุฑุฃูŠ ุงู„ุฐูŠ ู†ู‚ู„ุชู‡ ู‡ู†ุง ุนู† ุชู‚ูŠ ุงู„ุฏูŠู† ุงู„ุณุจูƒูŠ، ูˆุฃุซุงุฑ ุฑุฃูŠู‡ ู‡ุฐุง ุฌุฏุงู„ุงً ุดุฏูŠุฏุงً، ูˆูƒุงู† ูˆุงู„ุฏูŠ ูˆูƒู†ุช ุงู†ุง ูˆุจุนุถ ุงุฎูˆุงู†ูŠ ู…ู…ู† ุฎุงู„ู ุงู„ุงุณุชุงุฐ ุงู„ุฃูƒุจุฑ ููŠ ุฑุฃูŠู‡. ูˆู„ูƒู†ูŠ ุงุตุฑุญ ุงู„ุขู† ุจุฃู†ู‡ ูƒุงู† ุนู„ู‰ ุตูˆุงุจ، ูˆุงุฒูŠุฏ ุนู„ูŠู‡ ูˆุฌูˆุจ ุงุซุจุงุช ุงู„ุฃู‡ู„ุฉ ุจุงู„ุญุณุงุจ، ููŠ ูƒู„ ุงู„ุฃุญูˆุงู„، ุงู„ุง ู„ู…ู† ุงุณุชุนุตู‰ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุนู„ู… ุจู‡.

ูˆู…ุง ูƒุงู† ู‚ูˆู„ูŠ ู‡ุฐุง ุจุฏุนุงً ู…ู† ุงู„ุฃู‚ูˆุงู„: ุงู† ูŠุฎุชู„ู ุงู„ุญูƒู… ุจุงุฎุชู„ุงู ุงุญูˆุงู„ ุงู„ู…ูƒู„ููŠู†، ูุฅู† ู‡ุฐุง ููŠ ุงู„ุดุฑูŠุนุฉ ูƒุซูŠุฑ، ูŠุนุฑูู‡ ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ูˆุบูŠุฑู‡ู…. ูˆู…ู† ุงู…ุซู„ุฉ ุฐู„ูƒ ููŠ ู…ุณุฃู„ุชู†ุง ู‡ุฐู‡: ุงู† ุงู„ุญุฏูŠุซ ” ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุงู‚ุฏุฑูˆุง ู„ู‡” ูˆุฑุฏ ุจุงู„ูุงุธ ุฃุฎุฑ، ููŠ ุจุนุถู‡ุง ” ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุงู„ุนุฏุฉ ุซู„ุงุซูŠู†”. ููุณุฑ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ ุงู„ู…ุฌู…ู„ุฉ “ูุงู‚ุฏุฑูˆุง ู„ู‡” ุจุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ ุงู„ู…ูุณุฑุฉ “ูุงูƒู„ู…ูˆุง ุงู„ุนุฏุฉ”، ูˆู„ูƒู† ุงู…ุงู… ุนุธูŠู…ุงً ู…ู† ุฃุฆู…ุฉ ุงู„ุดุงูุนูŠุฉ، ุจู„ ู‡ูˆ ุงู…ุงู…ู‡ู… ููŠ ูˆู‚ุชู‡، ูˆู‡ูˆ ุงุจูˆ ุงู„ุนุจุงุณ ุงุญู…ุฏ ุจู† ุนู…ุฑ ุณุฑูŠุฌ[1]، ุฌู…ุน ุจูŠู† ุงู„ุฑูˆุงูŠุชูŠู† ููŠ ุญุงู„ูŠู† ู…ุฎุชู„ููŠู†: ุฃู† ู‚ูˆู„ู‡ ” ูุงู‚ุฏุฑูˆุง ู„ู‡” ู…ุนู†ุงู‡: ู‚ุฏุฑูˆู‡ ุจุญุณุจ ุงู„ู…ู†ุงุฒู„، ูˆุงู†ู‡ ุฎุทุงุจ ู„ู…ู† ุฎุตู‡ ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ุฐุง ุงู„ุนู„ู…. ูˆุฃู† ู‚ูˆู„ู‡ ” ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุงู„ุนุฏุฉ”: ุฎุทุงุจ ู„ู„ุนุงู…ุฉ[2].
[1. (ุณุฑูŠุฌ) ุจุงู„ุณูŠู† ุงู„ู…ู‡ู…ู„ุฉ ุงู„ู…ุถู…ูˆู…ุฉ ูˆุขุฎุฑู‡ ุฌูŠู…، ูˆูŠูƒุชุจ ุฎุทุฃ ููŠ ูƒุซูŠุฑ ู…ู† ุงู„ูƒุชุจ ุงู„ู…ุทุจูˆุนุฉ (ุดุฑูŠุญ) ุจุงู„ุดูŠู† ูˆุงู„ุญุงุก، ูˆู‡ูˆ ุชุตุญูŠู. ูˆุฃุจูˆ ุงู„ุนุจุงุณ ู‡ุฐุง ุชูˆููŠ ุณู†ุฉ 306 ูˆู‡ูˆ ู…ู† ุชู„ุงู…ูŠุฐ ุฃุจูŠ ุฏุงูˆุฏ ุตุงุญุจ ุงู„ุณู†ู†. ูˆู‚ุงู„ ููŠ ุดุฃู†ู‡ ุฃุจูˆ ุฅุณุญุงู‚ ุงู„ุดูŠุฑุงุฒูŠ ููŠ ุทุจู‚ุงุช ุงู„ูู‚ู‡ุงุก(ุต 89): "ูƒุงู† ู…ู† ุนุธู…ุงุก ุงู„ุดุงูุนูŠูŠู† ูˆุฃุฆู…ุฉ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู†، ูˆูƒุงู† ูŠูุถู„ ุนู„ู‰ ุฌู…ูŠุน ุฃุตุญุงุจ ุงู„ุดุงูุนูŠ، ุญุชู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฒู†ูŠ." ูˆู„ู‡ ุชุฑุงุฌู… ุฌูŠุฏุฉ ููŠ ุชุงุฑูŠุฎ ุจุบุฏุงุฏ ู„ู„ุฎุทูŠุจ (ุฌ 4 ุต 278 – 290) ูˆุงุจู† ุฎู„ูƒุงู† (ุฌ 1 ุต 21) ูˆุทุจู‚ุงุช ุงู„ุดุงูุนูŠุฉ ู„ุงุจู† ุงู„ุณุจูƒูŠ (ุฌ 2 ุต 67 – 96).]
[2. ุงู†ุธุฑ ุดุฑุญ ุงู„ู‚ุงุถูŠ ุฃุจูŠ ุจูƒุฑ ุงุจู† ุงู„ุนุฑุจูŠ ุนู„ู‰ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ (ุฌ 3 ุต 207 – 208)، ูˆุทุฑุญ ุงู„ุชุซุฑูŠุจ (ุฌ 4 ุต 111 – 113)، ูˆูุชุญ ุงู„ุจุงุฑูŠ (ุฌ 4 ุต104).]

ูู‚ูˆู„ูŠ ู‡ุฐุง ูŠูƒุงุฏ ูŠู†ุธุฑ ุงู„ู‰ ู‚ูˆู„ ุงุจู† ุณุฑูŠุฌ، ุงู„ุง ุงู†ู‡ ุฌุนู„ู‡ ุฎุงุตุงً ุจู…ุง ุงุฐุง ุบู… ุงู„ุดู‡ุฑ ูู„ู… ูŠุฑู‡ ุงู„ุฑุงุคูˆู†، ูˆุฌุนู„ ุญูƒู… ุงู„ุงุฎุฐ ุจุงู„ุญุณุงุจ ู„ู„ุงู‚ู„ูŠู†، ุนู„ู‰ ู…ุง ูƒุงู† ููŠ ูˆู‚ุชู‡ ู…ู† ู‚ู„ุฉ ุนุฏุฏ ุงู„ุนุงุฑููŠู† ุจู‡، ูˆุนุฏู… ุงู„ุซู‚ุฉ ุจู‚ูˆู„ู‡ู… ูˆุญุณุงุจู‡ู…، ูˆุจุทุก ูˆุตูˆู„ ุงู„ุงุฎุจุงุฑ ุงู„ู‰ ุงู„ุจู„ุงุฏ ุงู„ุฃุฎุฑู‰، ุงุฐุง ุซุจุช ุงู„ุดู‡ุฑ ููŠ ุจุนุถู‡ุง. ูˆุงู…ุง ู‚ูˆู„ูŠ ูุฅู†ู‡ ูŠู‚ุถูŠ ุจุนู…ูˆู… ุงู„ุงุฎุฐ ุจุงู„ุญุณุงุจ ุงู„ุฏู‚ูŠู‚ ุงู„ู…ูˆุซูˆู‚ ุจู‡، ูˆุนู…ูˆู… ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ، ุจู…ุง ูŠุณุฑ ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃูŠุงู… ู…ู† ุณุฑุนุฉ ูˆุตูˆู„ ุงู„ุงุฎุจุงุฑ ูˆุฐูŠูˆุนู‡ุง. ูˆูŠุจู‚ู‰ ุงู„ุงุนุชู…ุงุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ู„ู„ุงู‚ู„ ุงู„ู†ุงุฏุฑ، ู…ู…ู† ู„ุง ูŠุตู„ ุงู„ูŠู‡ ุงู„ุงุฎุจุงุฑ، ูˆู„ุง ูŠุฌุฏ ู…ุง ูŠุซู‚ ุจู‡ ู…ู† ู…ุนุฑูุฉ ุงู„ูู„ูƒ ูˆู…ู†ุงุฒู„ ุงู„ุดู…ุณ ูˆุงู„ู‚ู…ุฑ.

ูˆู„ู‚ุฏ ุฃุฑู‰ ุงู† ู‚ูˆู„ูŠ ู‡ุฐุง ุงุนุฏู„ ุงู„ุฃู‚ูˆุงู„، ูˆุงู‚ุฑุจู‡ุง ุงู„ู‰ ุงู„ูู‚ู‡ ุงู„ุณู„ูŠู…، ูˆุงู„ู‰ ุงู„ูู‡ู… ุงู„ุตุญูŠุญ ู„ู„ุฃุญุงุฏูŠุซ ุงู„ูˆุงุฑุฏุฉ ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุจุงุจ.

ุจู‚ูŠุช ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ ู…ุณุฃู„ุฉ ุฏู‚ูŠู‚ุฉ، ุชุชูุฑุน ุงูŠุถุงً ุนู„ู‰ ู…ุง ุฐู‡ุจู†ุง ุงู„ูŠู‡، ูˆู‚ุฏ ุงุดุฑู†ุง ุงู„ูŠู‡ ููŠ ุงูˆู„ ูƒู„ุงู…ู†ุง، ูˆู‡ูŠ ู…ุณุฃู„ุฉ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ุทุงู„ุน:

ูู…ู† ุงู„ู…ุนู„ูˆู… ุงู† ุงู„ู…ุทุงู„ุน ุชุฎุชู„ู ุจุงุฎุชู„ุงู ุฎุทูˆุท ุงู„ุทูˆู„ ูˆุฎุทูˆุท ุงู„ุนุฑุถ، ูˆูƒู…ุง ูŠูƒูˆู† ู‡ุฐุง ููŠ ุงุนุชุจุงุฑ ุงู„ุดู‡ุฑ ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ ูŠูƒูˆู† ููŠ ุงุนุชุจุงุฑู‡ ุจุงู„ุญุณุงุจ. ุงู…ุง ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ุงู„ู…ุชู‚ุฏู…ูˆู† ูู‚ุฏ ุงุฎุชู„ููˆุง ููŠ ุฐู„ูƒ ูƒู…ุง ุงูˆุถุญู†ุง، ุจู„ ุงู„ุธุงู‡ุฑ ู„ู†ุง ู…ู† ู†ู‚ูˆู„ ุจุนุถ ุงู„ู†ุงู‚ู„ูŠู† ุงู† ุงูƒุซุฑ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ู„ุง ูŠุนุชุจุฑูˆู† ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ุทุงู„ุน، ูƒู…ุง ู†ู‚ู„ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุนู† ุงุจู† ุงู„ู…ู†ุฐุฑ، ู…ู…ุง ูŠูู‡ู… ู…ู†ู‡ ุงู†ู‡ ู‚ูˆู„ ุงู„ุงุฆู…ุฉ ุงู„ุฃุฑุจุนุฉ ูˆุงู„ู„ูŠุซ ุจู† ุณุนุฏ، ูˆุงู† ุงุฎุชู„ู ุงุชุจุงุนู‡ู… ููŠู‡ ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ. ูˆูƒุฐู„ูƒ ู‚ุงู„ ุงู„ู‚ุฑุงููŠ ููŠ ุงู„ูุฑูˆู‚[1]: ” ุงู† ุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ุฌุนู„ูˆุง ุฑุคูŠุฉ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ููŠ ุจู„ุฏ ู…ู† ุงู„ุจู„ุงุฏ ุณุจุจุงً ู„ูˆุฌูˆุจ ุงู„ุตูˆู… ุนู„ู‰ ุฌู…ูŠุน ุงู‚ุทุงุฑ ุงู„ุงุฑุถ، ูˆูˆุงูู‚ุชู‡ู… ุงู„ุญู†ุงุจู„ุฉ”. ุซู… ุฑุฌุญ ุงู„ู‚ุฑุงููŠ ู…ุง ูŠุฎุงู„ู ู…ุฐู‡ุจู‡، ูˆู‡ูˆ ู…ุงู„ูƒูŠ، ูู‚ุงู„: ” ุงุฐุง ุชู‚ุฑุฑ ุงู„ุงุชูุงู‚ ุนู„ู‰ ุงู† ุงูˆู‚ุงุช ุงู„ุตู„ูˆุงุช ุชุฎุชู„ู ุจุงุฎุชู„ุงู ุงู„ุขูุงู‚، ูˆุงู† ู„ูƒู„ ู‚ูˆู… ูุฌุฑู‡ู… ูˆุฒูˆุงู„ู‡ู… ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ู…ู† ุงู„ุฃูˆู‚ุงุช: ููŠู„ุฒู… ุฐู„ูƒ ููŠ ุงู„ุงู‡ู„ุฉ، ุจุณุจุจ ุงู† ุงู„ุจู„ุงุฏ ุงู„ู…ุดุฑู‚ูŠุฉ ุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ู‡ู„ุงู„ ููŠู‡ุง ููŠ ุงู„ุดุนุงุน ูˆุจู‚ูŠุช ุงู„ุดู…ุณ ุชุชุญุฑูƒ ู…ุน ุงู„ู‚ู…ุฑ ุฅู„ู‰ ุงู„ุฌู‡ุฉ ุงู„ุบุฑุจูŠุฉ، ูู…ุง ุชุตู„ ุงู„ุดู…ุณ ุฅู„ู‰ ุงูู‚ ุงู„ู…ุบุฑุจ ุงู„ุง ูˆู‚ุฏ ุฎุฑุฌ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ู…ู† ุงู„ุดุนุงุน، ููŠุฑุงู‡ ุงู‡ู„ ุงู„ู…ุบุฑุจ، ูˆู„ุง ูŠุฑุงู‡ ุงู‡ู„ ุงู„ู…ุดุฑู‚. ู‡ุฐู‡ ุงุญุฏ ุฃุณุจุงุจ ุงุฎุชู„ุงู ุฑุคูŠุฉ ุงู„ู‡ู„ุงู„، ูˆู„ู‡ ุฃุณุจุงุจ ุงุฎุฑู‰ ู…ุฐูƒูˆุฑุฉ ููŠ ุนู„ู… ุงู„ู‡ูŠุฆุฉ، ู„ุง ูŠู„ูŠู‚ ุฐูƒุฑู‡ุง ู‡ุงู‡ู†ุง، ุงู†ู…ุง ุฐูƒุฑุช ู…ุง ูŠู‚ุฑุจ ูู‡ู…ู‡. ูˆุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ู‡ู„ุงู„ ูŠุฎุชู„ู ุจุงุฎุชู„ุงู ุงู„ุงูุงู‚ ูˆุฌุจ ุงู† ูŠูƒูˆู† ู„ูƒู„ ู‚ูˆู… ุฑุคูŠุชู‡ู… ููŠ ุงู„ุงู‡ู„ุฉ، ูƒู…ุง ุงู† ู„ูƒู„ ู‚ูˆู… ูุฌุฑู‡ู… ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ู…ู† ุฃูˆู‚ุงุช ุงู„ุตู„ูˆุงุช، ูˆู‡ุฐุง ุญู‚ ุธุงู‡ุฑ، ูˆุตูˆุงุจ ู…ุชุนูŠู†. ุงู…ุง ูˆุฌูˆุจ ุงู„ุตูˆู… ุนู„ู‰ ุฌู…ูŠุน ุงู„ุฃู‚ุงู„ูŠู… ุจุฑุคูŠุฉ ุงู„ู‡ู„ุงู„ ููŠ ู‚ุทุฑ ู…ู†ู‡ุง ูุจุนูŠุฏ ุนู† ุงู„ู‚ูˆุงุนุฏ، ูˆุงู„ุฃุฏู„ุฉ ู„ู… ุชู‚ุชุถ ุฐู„ูƒ.
[1. (ุฌ 2 ุต 203 – 204 ู…ู† ุทุจุนุฉ ุชูˆู†ุณ) ูˆ (ูˆุฑู‚ุฉ 132 ู…ู† ู†ุณุฎุชู†ุง ุงู„ู…ุฎุทูˆุทุฉ).]

ูˆู‚ุฏ ุณุจู‚ู‡ ุฅู„ู‰ ุฐู„ูƒ ุงู„ุญุงูุธ ุฃุจูˆ ุนู…ุฑ ุจู† ุนุจุฏุงู„ุจุฑ، ุจู„ ุงุฏุนู‰ ุงู„ุงุฌู…ุงุน ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ููŠู…ุง ุฅุฐุง ุชุจุงุนุฏุช ุงู„ุจู„ุงุฏ ุฌุฏุงً. ูˆุงู„ุนู„ุงู…ุฉ ุงู„ุดูˆูƒุงู†ูŠ ู†ู‚ู„ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆุงู‚ุงูˆูŠู„ู‡ู… ููŠ ุงู„ู…ุณุฃู„ุฉ[1]، ุซู… ู‚ุงู„: (ูˆุงู„ุฐูŠ ูŠู†ุจุบูŠ ุงุนุชู…ุงุฏู‡ ู‡ูˆ ู…ุง ุฐู‡ุจ ุฅู„ูŠู‡ ุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ูˆุฌู…ุงุนุฉ ู…ู† ุงู„ุฒูŠุฏูŠุฉ، ูˆุงุฎุชุงุฑู‡ ุงู„ู…ู‡ุฏูŠ ู…ู†ู‡ู…، ูˆุญูƒุงู‡ ุงู„ู‚ุฑุทุจูŠ ุนู† ุดูŠูˆุฎู‡: ุงู†ู‡ ุงุฐุง ุฑุขู‡ ุงู‡ู„ ุจู„ุฏ ู„ุฒู… ุงู‡ู„ ุงู„ุจู„ุงุฏ ูƒู„ู‡ุง، ูˆู„ุง ูŠู„ุชูุช ุฅู„ู‰ ู…ุง ู‚ุงู„ู‡ ุงุจู† ุนุจุฏุงู„ุจุฑ ู…ู† ุงู† ู‡ุฐุง ุงู„ู‚ูˆู„ ุฎู„ุงู ุงู„ุงุฌู…ุงุน، ู‚ุงู„: ู„ุฃู†ู‡ู… ู‚ุฏ ุงุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุงู†ู‡ ู„ุง ุชุฑุงุนู‰ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ููŠู…ุง ุจุนุฏ ู…ู† ุงู„ุจู„ุฏุงู†، ูƒุฎุฑุงุณุงู† ูˆุงู„ุงู†ุฏู„ุณ[2]، ูˆุฐู„ูƒ ู„ุงู† ุงู„ุงุฌู…ุงุน ู„ุง ูŠุชู… ูˆุงู„ู…ุฎุงู„ู ู…ุซู„ ู‡ุคู„ุงุก ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ.
[1. ู†ูŠู„ ุงู„ุฃูˆุทุงุฑ (ุฌ 4 ุต 267 – 269).]
[2. ุงู†ุธุฑ ุชูุณูŠุฑ ุงู„ู‚ุฑุทุจูŠ (ุฌ 2  ุต 275) ูˆูุชุญ ุงู„ุจุงุฑูŠ (ุฌ 4 ุต 105).]

ูˆุงู„ุจุฏู‡ูŠ ุงู„ุฐูŠ ู„ุง ูŠุญุชุงุฌ ุฅู„ู‰ ุฏู„ูŠู„: ุงู† ุงูˆุงุฆู„ ุงู„ุดู‡ูˆุฑ ู„ุง ุชุฎุชู„ู ุจุงุฎุชู„ุงู ุงู„ุฃู‚ุทุงุฑ ุฃูˆ ุชุจุงุนุฏู‡ุง، ูˆุงู† ุงุฎุชู„ูุช ู…ุทุงู„ุน ุงู„ู‚ู…ุฑ، ูุฅุฐุง ุบุงุจ ุงู„ู‚ู…ุฑ ุจุนุฏ ู…ุบูŠุจ ุงู„ุดู…ุณ ูู‚ุฏ ุฏุฎู„ ุงู„ุดู‡ุฑ ูˆุจุฏุฃ، ูˆุงู…ุง ุชุนู„ูŠู‚ ูˆุฌูˆุจ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุนู„ู‰ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ูู‚ุฏ ุงุธู‡ุฑู†ุง ูˆุฌู‡ ุชุนู„ูŠู„ู‡ ุจุนู„ุฉ ู…ู†ุตูˆุตุฉ ููŠ ุงู„ุณู†ุฉ ุงู„ุตุญูŠุญุฉ، ูู‡ูˆ ูŠุฏูˆุฑ ู…ุนู‡ุง ูˆุฌูˆุฏุง ูˆุนุฏู…ุงً.

ูุงู„ุฐูŠู† ุฐู‡ุจูˆุง ู…ู† ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุฅู„ู‰ ุงู† ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ุทุงู„ุน ู…ุนุชุจุฑ، ูˆุงู† ู„ูƒู„ ุจู„ุฏ ุฑุคูŠุชู‡ู… ูุงู†ู…ุง ูƒุงู†ูˆุง ู…ู†ุทู‚ูŠูŠู† ุฌุฏุงً ู…ุน ุงู„ุญูƒู… ุจุงู„ุฑุคูŠุฉ، ู„ุงู† ู‡ุฐุง ู‡ูˆ ุงู„ู…ุณุชุทุงุน ุฅุฐ ุฐุงูƒ، ูˆู„ุงู† ุงุนุชุจุงุฑ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ุทุงู„ุน ู„ูŠุณ ู…ุฑุฌุนู‡ ุฅู„ู‰ ุงุนุชุจุงุฑู‡ุง ููŠ ุงูˆุงุฆู„ ุงู„ุดู‡ูˆุฑ، ุญุชู‰ ูŠูƒูˆู† ู„ูƒู„ ุจู„ุฏ ุดู‡ุฑู‡ู…، ูƒู…ุง ู„ูƒู„ ุจู„ุฏ ุฑุคูŠุชู‡ู…، ูˆุฅู†ู…ุง ู‡ูˆ -ููŠู…ุง ู†ูู‡ู…- ุจุงุนุชุจุงุฑ ุชุนู„ู‚ ุฎุทุงุจ ุงู„ุชูƒู„ูŠู ุจุงู„ู…ูƒู„ููŠู†، ูู…ู† ูˆุตู„ ุฅู„ูŠู‡ ุงู„ุนู„ู… ุจู…ุง ูƒู„ู ุจู‡، ุจุงู„ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุฐูŠ ุฌุนู„ู‡ ุงู„ุดุงุฑุน ุณุจุจุงً ู„ู„ุนู„ู…، ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฑุคูŠุฉ ููŠ ุงู…ุฉ ุงู…ูŠุฉ ุชุนู„ู‚ ุจู‡ ุงู„ุฎุทุงุจ، ูˆุตุงุฑ ู…ุทู„ูˆุจุงً ู…ู†ู‡ ุงู„ุนู…ู„ ุงู„ู…ุคู‚ุช ุจูˆู‚ุชู‡.

ูˆุงู„ุฐูŠู† ุงู‡ุฏุฑูˆุง ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ุทุงู„ุน، ูˆุญูƒู…ูˆุง ุจุณุฑูŠุงู† ุงู„ุฑุคูŠุฉ ููŠ ุจู„ุฏ ุนู„ู‰ ุฌู…ูŠุน ุฃู‚ุทุงุฑ ุงู„ุฃุฑุถ ูƒุงู†ูˆุง ู†ุงุธุฑูŠู† ุฅู„ู‰ ุงู„ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุงู„ู…ุฌุฑุฏุฉ، ุงู† ุฃูˆู„ ุงู„ุดู‡ุฑ ูŠุฌุจ ุงู† ูŠูƒูˆู† ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ูƒุฑุฉ ุงู„ุฃุฑุถูŠุฉ ูŠูˆู…ุงً ูˆุงุญุฏุงً، ูˆู‡ูˆ ุงู„ุญู‚ ุงู„ุฐูŠ ู„ุง ู…ุฑูŠุฉ ููŠู‡.

ุซู… ุงู† ู‡ุฐุง ุงู„ุชูุตูŠู„ ู„ุง ูŠุนู‚ู„ ู…ุน ุงู„ุงุฎุฐ ุจุงู„ุญุณุงุจ، ูƒู…ุง ุงุฎุชุฑู†ุง ูˆุฑุฌุญู†ุง، ู„ุงู† ุงู„ูŠูˆู… ุงู„ุฃูˆู„ ู…ู† ูƒู„ ุดู‡ุฑ ู‡ู„ุงู„ูŠ ูŠูˆู… ูˆุงุญุฏ ููŠ ุฌู…ูŠุน ุฃู‚ุทุงุฑ ุงู„ุฃุฑุถ، ู„ุง ูŠุฎุชู„ู ุจุงุฎุชู„ุงู ุงู„ู…ู†ุงุทู‚، ูˆู„ุง ูŠุจุนุฏ ุงู„ุฃู‚ุงู„ูŠู… ุจุนุถู‡ุง ุนู† ุจุนุถ.

ูˆู„ูƒู† ุงู„ุงู…ุฑ ุงู„ุฏู‚ูŠู‚ ุนู†ุฏูŠ: ู‡ู„ ูŠุฌุจ ุงุนุชุจุงุฑ ุฃูˆู„ ุงู„ุดู‡ุฑ ุจุงูŠุฉ ู†ู‚ุทุฉ ููŠ ุงู„ุฃุฑุถ ุบุงุจ ููŠู‡ุง ุงู„ู‚ู…ุฑ ุจุนุฏ ุงู„ุดู…ุณ؟ ุฃูˆ ูŠุฌุจ ุงู† ูŠูƒูˆู† ู„ุฐู„ูƒ ู†ู‚ุทุฉ ู…ุนูŠู†ุฉ ูŠุฑุฌุน ุงู„ูŠู‡ุง ุงู„ุนุงู„ู… ูƒู„ู‡ ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ู†ุธุฑ ูˆุงู„ุงุนุชุจุงุฑ؟

ุงู„ุฐูŠ ุฃุฑุงู‡ ูˆุงุฑุฌุญู‡ ุงู†ู‡ ูŠุฌุจ ุงู„ุฑุฌูˆุน ุฅู„ู‰ ู†ู‚ุทุฉ ูˆุงุญุฏุฉ ู…ุนูŠู†ุฉ ููŠ ุฐู„ูƒ، ุฃุดูŠุฑ ุงู„ูŠู‡ุง ููŠ ุฃุตู„ูŠ ุงู„ุดุฑูŠุนุฉ: ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ، ูˆู‡ูŠ ู…ูƒุฉ.

ุงู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰: (ูŠَุณْุฃَู„ูˆู†َูƒَ ุนَู†ِ ุงู„ุฃَู‡ِู„َّุฉِ ู‚ُู„ْ ู‡ِูŠَ ู…َูˆَุงู‚ِูŠุชُ ู„ِู„ู†َّุงุณِ ูˆَุงู„ْุญَุฌِّ)، ูุงู„ุฐูŠ ุฃุฑุงู‡ ุงู† ุชุฎุตูŠุต ุงู„ุญุฌ ุจุงู„ุฐูƒุฑ ููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ู…ู‚ุงู… ุจุนุฏ ุงู„ุนู…ูˆู…، ุงู†ู…ุง ู‡ูˆ ุงุดุงุฑุฉ ุฏู‚ูŠู‚ุฉ ุฅู„ู‰ ุงุนุชุจุงุฑ ุฃุตู„ ุงู„ุชูˆู‚ูŠุช ุงู„ุฒู…ุงู†ูŠ ู…ุชุตู„ุง ุจู…ูƒุงู† ูˆุงุญุฏ، ู…ูƒุงู† ุงู„ุญุฌ، ูˆู‡ูˆ ู…ูƒุฉ.

ูˆุงู…ุง ุงู„ุณู†ุฉ: ูู‚ุฏ ุฑูˆู‰ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ููŠ ุณู†ู†ู‡[1] ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุงุณุญู‚ ุจู† ุฌุนูุฑ ุจู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุงู„ุญุณูŠู† -ูˆู‡ูˆ ุฒูˆุฌ ุงู„ุณูŠุฏุฉ ู†ููŠุณุฉ ุจู†ุช ุงู„ุญุณู† ุจู† ุฒูŠุฏ ุจู† ุงู„ุญุณู†- ุนู† ุนุจุฏุงู„ู„ู‡ ุจู† ุฌุนูุฑ ุงู„ู…ุฎุฑู…ูŠ ุงู„ุฒู‡ุฑูŠ ุนู† ุนุซู…ุงู† ุจู† ู…ุญู…ุฏ ุงู„ุงุฎู†ุณูŠ ุนู† ุงู„ู…ู‚ุจุฑูŠ ุนู† ุงุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุงู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„: (ุงู„ุตูˆู… ูŠูˆู… ุชุตูˆู…ูˆู†، ูˆุงู„ูุทุฑ ูŠูˆู… ุชูุทุฑูˆู†، ูˆุงู„ุงุถุญู‰ ูŠูˆู… ุชุถุญูˆู†). ู‚ุงู„ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ: (ู‡ุฐุง ุญุฏูŠุซ ุบุฑูŠุจ ุญุณู†). ูˆู†ู‚ูˆู„: ุจู„ ู‡ูˆ ุญุฏูŠุซ ุตุญูŠุญ، ูู‚ุฏ ุตุญุญ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ุญุฏูŠุซุงً ู…ู† ุฑูˆุงูŠุฉ ุงู„ู…ุนู„ูŠ ุจู† ู…ู†ุตูˆุฑ ุนู† ุนุจุฏุงู„ู„ู‡ ุจู† ุฌุนูุฑ، ุจู‡ุฐุง ุงู„ุงุณู†ุงุฏ[2]. ุซู… ุงู† ุงุณุญู‚ ุจู† ุฌุนูุฑ ู„ู… ูŠู†ูุฑุฏ ุจู‡، ูู‚ุฏ ุฑูˆุงู‡ ุฃูŠุถุงً ุฃุจูˆ ุณุนูŠุฏ ู…ูˆู„ู‰ ุจู†ูŠ ู‡ุงุดู…، ูˆู…ุญู…ุฏ ุจู† ุนู…ุฑ ุงู„ูˆุงู‚ุฏูŠ، ูƒู„ุงู‡ู…ุง ุนู† ุนุจุฏุงู„ู„ู‡ ุจู† ุฌุนูุฑ ุงู„ู…ุฎุฑู…ูŠ ุจู‡ุฐุง ุงู„ุงุณู†ุงุฏ[3]. ุซู… ุงู† ุนุจุฏุงู„ู„ู‡ ุจู† ุฌุนูุฑ ุงู„ู…ุฎุฑู…ูŠ ู„ู… ูŠู†ูุฑุฏ ุจู‡ ุฃูŠุถุงً، ูู‚ุฏ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ูˆุงู‚ุฏูŠ ุนู† ุฏุงูˆุฏ ุจู† ุฎุงู„ุฏ ูˆุซุงุจุช ุจู† ู‚ูŠุณ ูˆู…ุญู…ุฏ ุจู† ู…ุณู„ู…، ุซู„ุงุซุชู‡ู… ุนู† ุงู„ู…ู‚ุจุฑูŠ ุนู† ุงุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ[4]. ูˆู„ุฐู„ูƒ ุฑุฌุญ ุงู„ู‚ุงุถูŠ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ุจู† ุงู„ุนุฑุจูŠ ููŠ ุดุฑุญู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ุงู†ู‡ ุญุฏูŠุซ ุตุญูŠุญ.
[1. ุณู†ู† ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ุจุดุฑุญ ุชุญูุฉ ุงู„ุฃุญูˆุฐูŠ (ุฌ2 ุต 37) ูˆุจุดุฑุญ ุงุจู† ุงู„ุนุฑุจูŠ (ุฌ 3 ุต 216).]
[2. ุชุญูุฉ ุงู„ุฃุญูˆุฐูŠ (ุฌ 1 ุต 279) ูˆุดุฑุญ ุงุจู† ุงู„ุนุฑุจูŠ (ุฌ 2 ุต 141 - 142).]
[3. ุฑูˆุงุจุฉ ุฃุจูŠ ุณุนูŠุฏ ููŠ ุงู„ุณู†ู† ุงู„ูƒุจุฑู‰ ู„ู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ (ุฌ 4 ุต 252) ูˆุฑูˆุงูŠุฉ ุงู„ูˆุงู‚ุฏูŠ ููŠ ุณู†ู† ุงู„ุฏุงุฑู‚ุทู†ูŠ (ุต 231)، ูˆุงู„ูˆุงู‚ุฏูŠ ุนู†ุฏู†ุง ุซู‚ุฉ ุฎู„ุงูุง ู„ู…ู† ุถุนูู‡.]
[4. ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ ุฃูŠุถุง ููŠ ุณู†ู† ุงู„ุฏุงุฑู‚ุทู†ูŠ]

ูˆุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ููŠ ุณู†ู†ู‡[1] ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุญู…ุงุฏ ุจู† ุฒูŠุฏ ุนู† ุฃูŠูˆุจ ุนู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุงู„ู…ู†ูƒุฏุฑ ุนู† ุงุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ู…ุฑููˆุนุงً: (ูุทุฑูƒู… ูŠูˆู… ุชูุทุฑูˆู†، ูˆุงุถุญุงูƒู… ูŠูˆู… ุชุถุญูˆู†، ูˆูƒู„ ุนุฑูุฉ ู…ูˆู‚ู، ูˆูƒู„ ู…ู†ู‰ ู…ู†ุญุฑ، ูˆูƒู„ ูุฌุงุฌ ู…ูƒุฉ ู…ู†ุญุฑ، ูˆูƒู„ ุฌู…ุน ู…ูˆู‚ู).
[1. ุณู†ู† ุฃุจูŠ ุฏุงูˆุฏ ุจุดุฑุญ ุนูˆู† ุงู„ู…ุนุจูˆุฏ (ุฌ 2  ุต 169).]

ูˆูƒุฐู„ูƒ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุฏุงุฑู‚ุทู†ูŠ ู…ู† ู‡ุฐุง ุงู„ุทุฑูŠู‚ ูˆู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุฑูˆุญ ุจู† ุงู„ู‚ุงุณู… ุนู† ุงุจู† ุงู„ู…ู†ูƒุฑ، ูˆุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ ููŠ ุงู„ุณู†ู† ุงู„ูƒุจุฑู‰ [ุฌ 4 ุต 251 - 252] ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุนุจุฏุงู„ูˆุงุฑุซ ูˆุฑูˆุญ ุจู† ุงู„ู‚ุงุณู… ุนู† ุงุจู† ุงู„ู…ู†ูƒุฏุฑ، ูˆุฑูˆุงู‡ ุฃูŠุถุงً ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุญู…ุงุฏ ุจู† ุฒูŠุฏ ูƒุฑูˆุงูŠุฉ ุงุจูŠ ุฏุงูˆุฏ[1].
[1. ุงู„ุณู†ู† ุงู„ูƒุจุฑู‰ (ุฌ 1 ุต 175).]

ูˆุฑูˆุงู‡ ุงู„ุฏุงุฑู‚ุทู†ูŠ ูˆุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุฅุณู…ุงุนูŠู„ ุจู† ุนู„ูŠุฉ ูˆุนุจุฏุงู„ูˆู‡ุงุจ ุงู„ุซู‚ููŠ ุนู† ุฃูŠูˆุจ ุนู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุงู„ู…ู†ูƒุฑ ุนู† ุงุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ู…ูˆู‚ูˆูุงً[1] ู‚ุงู„: (ุงู†ู…ุง ุงู„ุดู‡ุฑ ุชุณุน ูˆุนุดุฑูˆู† ูู„ุง ุชุตูˆู…ูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆู‡، ูˆู„ุง ุชูุทุฑูˆุง ุญุชู‰ ุชุฑูˆู‡، ูุฅู† ุบู… ุนู„ูŠูƒู… ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุงู„ุนุฏุฉ ุซู„ุงุซูŠู†. ูุทุฑูƒู… ูŠูˆู… ุชูุทุฑูˆู†، ูˆุฃุถุญุงูƒู… ูŠูˆู… ุชุถุญูˆู†، ูˆูƒู„ ุนุฑูุฉ ู…ูˆู‚ู، ูˆูƒู„ ู…ู†ู‰ ู…ู†ุญุฑ، ูˆูƒู„ ูุฌุงุฌ ู…ูƒุฉ ู…ู†ุญุฑ).
[1. ูŠุนู†ูŠ ู…ู† ูƒู„ุงู… ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ. ูˆุงู†ุธุฑ ุงู„ุณู†ู† ุงู„ูƒุจุฑู‰ (ุฌ 4 ุต251 – 252).]
ูˆุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ ููŠ ุณู†ู†ู‡ [ุฌ 1 ุต 262] ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุญู…ุงุฏ ุจู† ุฒูŠุฏ ุนู† ุฃูŠูˆุจ ุนู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุณูŠุฑูŠู† ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ู‚ุงู„: ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: (ุงู„ูุทุฑ ูŠูˆู… ุชูุทุฑูˆู†، ูˆุงู„ุฃุถุญู‰ ูŠูˆู… ุชุถุญูˆู†).

ูู‡ุฐู‡ ุฃุณุงู†ูŠุฏ ูƒู„ู‡ู…ุง ุตุญุงุญ، ูŠุดุฏ ุจุนุถู‡ุง ุจุนุถุงً، ูˆูŠุคูŠุฏ ุจุนุถู‡ุง ุจุนุถุงً، ูˆู‡ูŠ ุชุฑุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ุงุณุชุบุฑุงุจู‡ ู„ู„ุญุฏูŠุซ، ูู‚ุฏ ูˆุฑุฏ ู…ู† ุทุฑู‚ ุตุญูŠุญุฉ ู…ุชุนุฏุฏุฉ.

ูˆู„ูƒู† ู…ุง ู…ุนู†ู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ؟

ุฃู…ุง ุงู„ู…ุชู‚ุฏู…ูˆู† ู…ู† ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูู‚ุฏ ุฐู‡ุจูˆุง ููŠ ุชูุณูŠุฑู‡ ุฅู„ู‰ ู…ุนู†ู‰ ู‚ุฏ ูŠูƒูˆู† ู‡ูˆ ุงู„ู…ุนู†ู‰ ุงู„ุธุงู‡ุฑ ู…ู† ุงู„ู„ูุธ، ูู‚ุงู„ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ููŠ ุงู„ุณู†ู†: (ูˆูุณุฑ ุจุนุถ ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ูู‚ุงู„: ุฅู†ู…ุง ู…ุนู†ู‰ ู‡ุฐุง: ุงู„ุตูˆู… ูˆุงู„ูุทุฑ ู…ุน ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ูˆุนุธู… ุงู„ู†ุงุณ[1]) ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุฎุทุงุจูŠ[2]: (ู…ุนู†ู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ: ุฃู† ุงู„ุฎุทุฃ ู…ูˆุถูˆุน ุงู„ู†ุงุณ ููŠู…ุง ูƒุงู† ุณุจูŠู„ู‡ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ، ูู„ูˆ ุฃู† ู‚ูˆู…ุงً ุงุฌุชู‡ุฏูˆุง ูู„ู… ูŠุฑูˆุง ุงู„ู‡ู„ุงู„ ุฅู„ุง ุจุนุฏ ุงู„ุซู„ุงุซูŠู† ูู„ู… ูŠูุทุฑูˆุง ุญุชู‰ ุงุณุชูˆููˆุง ุงู„ุนุฏุฏ، ุซู… ุซุจุช ุนู†ุฏู‡ู… ุงู† ุงู„ุดู‡ุฑ ูƒุงู† ุชุณุนุงً ูˆุนุดุฑูŠู†، ูุฅู† ุตูˆู…ู‡ู… ูˆูุทุฑู‡ู… ู…ุงุถ، ูู„ุง ุดูŠุก ุนู„ูŠู‡ู… ู…ู† ูˆุฒุฑ ุฃูˆ ุนุชุจ).
[1. (ุนุธْู… ุงู„ู†ุงุณ) ุจุถู… ุงู„ุนูŠู† ุฃูˆ ูุชุญู‡ุง ู…ุน ุณูƒูˆู† ุงู„ุธุงุก، ุฃูŠ ู…ุนุธู‡ู….]
[2. ู…ุนุงู„ู… ุงู„ุณู†ู† (ุฌ 2 ุต 95 – 96).]

ูˆู‚ุงู„ ุชู‚ูŠ ุงู„ุฏูŠู† ุงู„ุณุจูƒูŠ ููŠ ูุชุงูˆูŠู‡ [ุฌ 1 ุต 225]: (ุงู„ู…ุฑุงุฏ ู…ู†ู‡: ุฅุฐุง ุงุชูู‚ูˆุง ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ، ูุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ู„ุง ูŠุชูู‚ูˆู† ุนู„ู‰ ุถู„ุงู„ุฉ، ูˆุงู„ุฅุฌู…ุงุน ุญุฌุฉ).

ูˆู‚ุฏ ูŠูƒูˆู† ู„ุชูุณูŠุฑู‡ู… ู‡ุฐุง ุชุฃูŠูŠุฏ ุจู…ุง ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ู…ู† ุญุฏูŠุซ ู…ุนู…ุฑ ุจู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุงู„ู…ู†ูƒุฏุฑ ุนู† ุนุงุฆุดุฉ[1] ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„: (ุงู„ูุทุฑ ูŠูˆู… ูŠูุทุฑ ุงู„ู†ุงุณ، ูˆุงู„ุฃุถุญู‰ ูŠูˆู… ูŠุถุญู‰ ุงู„ู†ุงุณ) ู‚ุงู„ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ: (ู‡ุฐุง ุญุฏูŠุซ ุญุณู† ุบุฑูŠุจ ุตุญูŠุญ ู…ู† ู‡ุฐุง ุงู„ูˆุฌู‡).
[1. ุชุญูุฉ ุงู„ุฃุญูˆุฐูŠ (ุฌ 1 ุต 71) ูˆุดุฑุญ ุงุจู† ุงู„ุนุฑุจูŠ (ุฌ 4 ุต 41) ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ ู…ุนู†ุงู‡ ู…ู† ูƒู„ุงู… ุนุงุฆุดุฉ ุจุฅุณู†ุงุฏ ุขุฌุฑ (ุฌ 4 ุต353).]

ูˆู„ูƒู†ุง ู†ุนุฑู ุฃู† ูƒุซูŠุฑุง ู…ู† ุงู„ุฑูˆุงุฉ ูŠุฎุชุตุฑูˆู† ุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซ، ูˆูŠุฑูˆูˆู† ุจุนุถู‡ุง ุจุงู„ู…ุนู†ู‰، ูˆู„ุฐู„ูƒ ูƒุงู† ุญูุงุธ ุงู„ุญุฏูŠุซ ูˆู†ู‚ุงุฏู‡ ูŠุฌู…ุนูˆู† ุงู„ุฑูˆุงูŠุงุช ุงู„ู…ู…ุชุฏุฉ، ูˆูƒุซูŠุฑุงً ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ู…ูุณุฑ ุงู„ู…ุทูˆู„ ู…ุจูŠู†ุงً ู„ู…ุนู†ู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ู…ุฎุชุตุฑ، ูู†ุฌุฏ ุญุฏูŠุซ ุนุงุฆุดุฉ ู‡ุฐุง ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ [ุณู†ู† ุงู„ูƒุจุฑู‰ (ุฌ 5  ุต 175] ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุณููŠุงู† ุงู„ุซูˆุฑู‰ ุนู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุงู„ู…ู†ูƒุฏุฑ ุนู† ุนุงุฆุดุฉ ู‚ุงู„ุช: ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: (ุนุฑูุฉ ูŠูˆู… ูŠُุนَุฑِّู ุงู„ุฅู…ุงู…[1]، ูˆุงู„ุฃุถุญู‰ ูŠูˆู… ูŠุถุญูŠ ุงู„ุฅู…ุงู…، ูˆุงู„ูุทุฑ ูŠูˆู… ูŠูุทุฑ ุงู„ุฅู…ุงู…) ูˆุฅุณู†ุงุฏู‡ ุตุญูŠุญ. ูู‡ุฐู‡ ุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ ุงู„ู…ูุณุฑุฉ ุชุนู†ูŠ ุฃู† ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจู€ (ุงู„ู†ุงุณ) ุงู„ุฅู…ุงู…، ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฐูŠ ูŠูƒูˆู† ู…ุนู‡ ุนุธู… ุงู„ู†ุงุณ.
[1. ุงู„ุชุนุฑูŠู: ุงู„ูˆู‚ูˆู ุจุนุฑูุงุช، ุนุฑู ุงู„ู‚ูˆู…: ูˆู‚ููˆุง ุจุนุฑูุฉ.]

ุซู… ุฅู†ู†ุง ู†ุฌุฏ ููŠ ู…ุฌู…ูˆุน ุงู„ุฑูˆุงูŠุงุช ุงู„ุชูŠ ู†ู‚ู„ู†ุง، ู…ู† ุญุฏูŠุซ ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ูˆุนุงุฆุดุฉ: ุดูŠุฆุงً ู…ุดุชุฑูƒุงً ุจูŠู† ูƒุซูŠุฑ ู…ู† ุฃู„ูุงุธู‡ุง، ูŠุญุชุงุฌ ุฅู„ู‰ ู†ุธุฑ ูˆุชุฃู…ู„، ูˆู‡ูˆ ุฐูƒุฑ (ุนุฑูุฉ) ูŠูˆู…ุงً ุฃูˆ ู…ูƒุงู†ุงً، ูˆุฐูƒุฑ ู…ูƒุฉ ูˆู…ู†ู‰ ูˆู…ุฒุฏู„ูุฉ: (ูƒู„ ุนุฑูุฉ ู…ูˆู‚ู) (ุนุฑูุฉ ูŠูˆู… ูŠุนุฑู ุงู„ุฅู…ุงู…) ูˆููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ ู…ุฑุณู„ุฉ ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุดุงูุนูŠ ุนู†ุฏ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ (ูˆุนุฑูุฉ ูŠูˆู… ุชุนุฑููˆู†) (ูˆูƒู„ ู…ู†ู‰ ู…ู†ุญุฑ، ูˆูƒู„ ูุฌุงุฌ ู…ูƒุฉ ู…ู†ุญุฑ، ูˆูƒู„ ุฌู…ุน ู…ูˆู‚ู).

ูุฐูƒุฑ ุฃู…ุงูƒู† ุงู„ุญุฌ ูˆุฒู…ุงู†ู‡ ููŠ ูƒุซูŠุฑ ู…ู† ุฑูˆุงูŠุงุช ุงู„ุญุฏูŠุซ، ุจู„ ููŠ ุฃูƒุซุฑู‡ุง، ูŠุฑุฌุญ ุนู†ุฏูŠ ุฃู† ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฅู†ู…ุง ูƒุงู† ููŠ ุญุฌุฉ ุงู„ูˆุฏุงุน، ุญูŠู† ูƒุงู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠุนู„ู… ุงู„ู†ุงุณ ุดุนุงุฆุฑ ุงู„ุญุฌ، ูˆูŠุฎุทุจู‡ู… ููŠ ุนุฑูุฉ ูˆููŠ ู…ู†ู‰ ูˆููŠ ุบูŠุฑู‡ู…ุง، ูู„ู… ูŠุญูุธ ุนู†ู‡ ุฃู†ู‡ ุนู„ู… ุงู„ู†ุงุณ ุดุนุงุฆุฑ ุงู„ุญุฌ ููŠ ุบูŠุฑ ุญุฌุฉ ุงู„ูˆุฏุงุน، ูˆูŠุคูŠุฏ ุฐู„ูƒ ุฃู† ุฌุงุจุฑ ุจู† ุนุจุฏุงู„ู„ู‡ ูˆุตู ุญุฌุฉ ุงู„ูˆุฏุงุน ููŠ ุญุฏูŠุซ ุทูˆูŠู„ ู…ุนุฑูˆู ุนู†ุฏ ุงู„ู…ุญุฏุซูŠู†، ูˆููŠู‡ ู…ุง ูŠุดุจู‡ ุจุนุถ ุญุฏูŠุซ ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ، ููŠุฐูƒุฑ ุฌุงุจุฑ ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู†ุญุฑ ุงู„ู‡ุฏู‰ ูˆุฃูƒู„ ู…ู†ู‡ ุซู… ู‚ุงู„: ู‚ุฏ ู†ุญุฑุช ู‡ุงู‡ู†ุง، ูˆู…ู†ู‰ ูƒู„ู‡ุง ู…ู†ุญุฑ، ูˆูˆู‚ู ุจุนุฑูุฉ ูู‚ุงู„: ูˆู‚ูุช ู‡ุงู‡ู†ุง ูˆุนุฑูุฉ ูƒู„ู‡ุง ู…ูˆู‚ู، ูˆูˆู‚ู ุจุงู„ู…ุฒุฏู„ูุฉ ูู‚ุงู„: ู‚ุฏ ูˆู‚ูุช ู‡ุงู‡ู†ุง، ูˆุงู„ู…ุฒุฏู„ูุฉ ูƒู„ู‡ุง ู…ูˆู‚ู. [ุงู†ุธุฑ ู…ุณู†ุฏ ุงู„ุฅู…ุงู… ุฃุญู…ุฏ (ุฌ 3 ุต 320 – 321) ูˆุตุญูŠุญ ู…ุณู„ู… (ุฌ 1 ุต 346 – 347) ูˆุนูˆู† ุงู„ู…ุนุจูˆุฏ (ุฌ 2 ุต 122 – 131) ูˆุงู„ุจุฏุงูŠุฉ ูˆุงู„ู†ู‡ุงูŠุฉ ู„ุงุจู† ูƒุซูŠุฑ (ุฌ 5 ุต 147 ูˆ 149).]

ููŠูƒูˆู† ุญุฏูŠุซ ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุงู„ู…ุฑููˆุน (ูุทุฑูƒู… ูŠูˆู… ุชูุทุฑูˆู†) ุงู„ุฎ ุฎุทุงุจุงً ู„ุฃู‡ู„ ุงู„ุญุฌ ููŠ ู…ูƒุงู† ุงู„ุญุฌ، ู„ู…ุง ุฐูƒุฑ ู…ุนู‡ ู…ู† ุดุฃู† ุนุฑูุฉ ูˆู…ูƒุฉ ูˆุงู„ู…ุฒุฏู„ูุฉ، ูˆูŠูƒูˆู† ุญุฏูŠุซ ุงู„ุขุฎุฑ ุงู„ู…ุฑููˆุน ุฃูŠุถุงً (ุงู„ุตูˆู… ูŠูˆู… ุชุตูˆู…ูˆู†) ุงู„ุฎ ู…ู† ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ู†ูุณู‡، ูˆูŠูƒูˆู† ุฃูŠุถุงً ุฎุทุงุจุงً ู„ุฃู‡ู„ ุงู„ุญุฌ ููŠ ู…ูƒุงู† ุงู„ุญุฌ، ูˆูƒุฐู„ูƒ ุณุงุฆุฑ ุงู„ุฑูˆุงูŠุงุช، ู…ู† ุญุฏูŠุซ ุนุงุฆุดุฉ ูˆุบูŠุฑู‡ุง، ุฅู†ู…ุง ุชุญู…ู„ ุนู„ู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ู…ุนู†ู‰: ุฃู†ู‡ุง ูƒู„ู‡ุง ุฑูˆุงูŠุงุช ุนู† ุญุฌุฉ ุงู„ูˆุฏุงุน، ูˆุฃู† ู…ู† ุฑูˆู‰ ุจู„ูุธ (ูŠูˆู… ูŠูุทุฑ ุงู„ู†ุงุณ) ุฃูˆ (ูŠูˆู… ูŠูุทุฑ ุงู„ุฅู…ุงู…) ุฅู†ู…ุง ุฑูˆู‰ ุจุงู„ู…ุนู†ู‰، ูˆุฃู† ุฃุตู„ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฎุทุงุจ ู„ู…ู† ูƒุงู† ููŠ ุฃู…ุงูƒู† ุงู„ุญุฌ.

ูˆุจุฐู„ูƒ ู†ูู‡ู… ู…ู† ู…ุนู†ู‰ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซ ุฃู† ุงู„ุตูˆู… ูŠูˆู… ูŠุตูˆู… ุฃู‡ู„ ู…ูƒุฉ ูˆู…ุง ุญูˆู„ู‡ุง، ูˆุฃู† ุงู„ูุทุฑ ูŠูˆู… ูŠูุทุฑูˆู†، ูˆุฃู† ุงู„ุฃุถุญู‰ ูŠูˆู… ูŠุถุญูˆู†، ูˆุฃู† ุนุฑูุฉ ูŠูˆู… ูŠุนุฑููˆู†، ูู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ุงูƒู† ู‡ูŠ ุงู„ู…ุนุชู…ุฏุฉ ููŠ ุฅุซุจุงุช ุงู„ุฃู‡ู„ุฉ، ูˆู‡ูŠ ุงู„ุชูŠ ูŠูƒูˆู† ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ููŠ ุฃู‚ุทุงุฑ ุงู„ุฃุฑุถ ุฃู† ูŠุชุจุนูˆุง ู…ุทุงู„ุน ุงู„ุฃู‡ู„ุฉ ููŠู‡ุง، ูˆูŠูƒูˆู† ููŠ ู‡ุฐุง ุฅุดุงุฑุฉ ุฏู‚ูŠู‚ุฉ ุฅู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุงู„ุญูƒู…ุฉ ูˆุงู„ู…ุนู†ู‰ ููŠ ุชุฎุตูŠุต ุฐูƒุฑ ุงู„ุญุฌ ุจุนุฏ ุนู…ูˆู… ุงู„ู…ูˆุงู‚ูŠุช، ููŠ ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰: (ู‡ูŠ ู…ูˆุงู‚ูŠุช ู„ู„ู†ุงุณ ูˆุงู„ุญุฌ).

ูู„ูˆ ุฐู‡ุจู†ุง ุฅู„ู‰ ู…ุง ุฑุฃูŠุชู‡ ูˆูู‡ู…ุชู‡، ุชูˆุญุฏุช ูƒู„ู…ุฉ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ููŠ ุฅุซุจุงุช ุงู„ุดู‡ูˆุฑ ุงู„ู‚ู…ุฑูŠุฉ، ูˆูƒุงู†ุช ู…ูƒุฉ، ูˆู‡ูŠ ู…ู†ุจุน ุงู„ุฅุณู„ุงู… ูˆู…ู‡ุจุท ุงู„ูˆุญูŠ، ูˆู‡ูŠ ู…ู„ุชู‚ู‰ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ููŠ ูƒู„ ุนุงู… ูƒุฃู†ู‡ู… ุนู„ู‰ ู…ูŠุนุงุฏ، ูŠุชุนุงุฑููˆู† ููŠู‡ุง ูˆูŠุชูˆุงุฏูˆู†، ูˆููŠู‡ุง ุจูŠุช ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ู†ุญูˆู‡ ูŠุชูˆุฌู‡ูˆู† ููŠ ุตู„ุงุชู‡ู…، ูƒุงู†ุช ู…ูƒุฉ ู‡ุฐู‡ ู…ุฑูƒุฒ ุงู„ุฏุงุฆุฑุฉ ู„ู‡ู… ููŠ ุชุญุฏูŠุฏ ู…ูˆุงู‚ูŠุชู‡ู….

ูˆุจุนุฏ: ูู‡ุฐุง ุจุญุซ ู„ู… ุฃูƒุชุจู‡ ุฅู„ุง ุจุนุฏ ุฑูˆูŠุฉ ูˆููƒุฑ، ูˆุชุฏุจุฑ ูˆู†ุธุฑ، ุนู„ู‰ ุทุฑูŠู‚ุฉ ุณู„ูู†ุง ุงู„ุตุงู„ุญ ู…ู† ุงู„ุนู„ู…ุงุก، ููŠ ุงู„ุฃุฎุฐ ุจุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ، ูˆู†ุจุฐ ุงู„ุชู‚ู„ูŠุฏ ูˆุงู„ุนุตุจูŠุฉ، ู„ุนู„ูŠ ุฃุตุจุช ููŠู‡ ูˆุฌู‡ ุงู„ุตูˆุงุจ، ุจุนูˆู† ุงู„ู„ู‡ ูˆุชูˆููŠู‚ู‡، ุฃุนุฑุถู‡ ู„ุฃู†ุธุงุฑ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆุงู„ุจุงุญุซูŠู†، ู…ุชู‚ุจู„ุงً ุงู„ู†ู‚ุฏ ูˆุงู„ุชุฃูŠูŠุฏ ุจุงู„ุดูƒุฑ ูˆุงู„ุซู†ุงุก، ู„ุชุชู…ุญุต ุงู„ุญู‚ูŠู‚ุฉ ูˆูŠูƒุดู ุนู† ูˆุฌู‡ ุงู„ุตูˆุงุจ، ูˆู„ุง ุฃุทู„ุจ ุฅู„ุง ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุฃุณุงุณ ุงู„ุจุญุซ ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ، ูˆุงู„ุงุณุชู†ุจุงุท ู…ู†ู‡ู…ุง، ูˆุงู„ูู‚ู‡ ููŠู‡ู…ุง.ุฃู…ุง ุฅู„ู‚ุงุก ุงู„ู‚ูˆู„ ุนู„ู‰ ุนูˆุงู‡ู†ู‡ ุจุฃู‚ูˆุงู„ ุฌูˆูุงุก، ู…ุจู†ูŠุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุฑุฃูŠ ูˆุงู„ู‡ูˆู‰، ูƒู…ุง ูŠูุนู„ ู…ู† ูŠุณู…ูˆู† ุฃู†ูุณู‡ู… (ุงู„ู…ุฌุฏุฏูŠู†)، ูุฅู†ู‡ ูŠุฎุฑุฌ ุจุงู„ุจุญุซ ุนู† ุญุฏู‡ ุงู„ุนู„ู…ูŠ ุงู„ุฏู‚ูŠู‚، ูˆู„ุง ูŠุญู‚ ุญู‚ุงً، ูˆู„ุง ูŠุจุทู„ ุจุงุทู„ุงً.

ูˆุฃู…ุง ุงู„ุงุณุชู…ุณุงูƒ ุจุฃู‚ูˆุงู„ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ุงู„ุชูŠ ูŠุณู…ูŠู‡ุง ุจุนุถู‡ู… (ู†ุตูˆุตุงً) ูˆูŠุฒุนู…ูˆู†ู‡ุง ุญุฌุฉ ุนู„ูŠู†ุง ูˆุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ، ูุฅู†ู‡ุง ุฃูˆ ุฃูƒุซุฑู‡ุง ููŠ ู…ุชู†ุงูˆู„ ุฃูŠุฏูŠู†ุง ูˆุชุญุช ุฃู†ุธุงุฑู†ุง، ูู„ุง ู†ุฌุงุฏู„ ู…ู† ูŠุญุชุฌ ุจู‡ุง.

ู†ุนู…، ู„ุง ุฃุณุชุทูŠุน ุงู† ุงู…ู†ุน ู…ู† ุดุงุก ุฃู† ูŠู‚ูˆู„ ู…ุง ุดุงุก، ูˆู„ูƒู† ุฃุณุชุทูŠุน ุฃู† ุฃู…ู†ุน ู‚ู„ู…ูŠ ุฃู† ูŠุฎูˆุถ ู…ุน ุงู„ุฎุงุฆุถูŠู†.

ูˆุงุณุฃู„ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุนุตู…ุฉ ูˆุงู„ุชูˆููŠู‚.

ูˆูƒุชุจ
ุฃุญู…ุฏ ู…ุญู…ุฏ ุดุงูƒุฑ
ุงู„ู‚ุงุถูŠ ุงู„ุดุฑุนูŠ
24 ุฐูˆ ุงู„ุญุฌุฉ ุณู†ุฉ 1357
13 ูุจุฑุงูŠุฑ ุณู†ุฉ 1939

Post a Comment

  1. https://firanda.com/1768-penentuan-awal-ramadhan-dan-idul-fitri-fatwa-dpp-perhimpunan-al-irsyad.html

    ustadz brgkali bs jadi pertimbangan juga

    ReplyDelete

 
Top