Seperti yang telah saya singgung pada
artikel sebelumnya, berikut ini adalah alih bahasa yang saya lakukan
terhadap risalah ilmiah Syekh Ahmad Muhammad Syฤkir yang berjudul: Awฤ-il al-Syuhลซr al-`Arabiyyah Hal Yajลซzu Syar`an Itsbฤtuhฤ bi al-Hisฤb al-Falakiy.
Versi hasil scan dari risalah
yang berbicara tentang penggunaan metode hisab untuk penentuan awal
Hijriah ini dapat diunduh antara lain melalui alamat: http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=91477 (versi cetakan ke-2 Maktabah Ibn Taymiyyah, tahun 1407 H).
Versi teks Arab dari risalah tersebut juga saya cantumkan di bawah, setelah edisi bahasa Indonesia. (Asalnya dari situs: http://ahmadmuhammadshakir.blogspot.com/)
Semoga Allah menjadikan usaha saya untuk
mengalihbahasakan risalah ini sebagai amal saleh yang memberi manfaat
kepada umat pada umumnya, dan juga khususnya bagi diri saya sendiri
kelak pada hari Kiamat. ฤmฤซn.
~adni kurniawan,
http://adniku.blogspot.com
————————————————————
PENGGUNAAN METODE HISAB UNTUK PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIAH
*******
Judul Asli: Awฤ-il al-Syuhลซr al-`Arabiyyah Hal Yajลซzu Syar`an Itsbฤtuhฤ bi al-Hisฤb al-Falakiy
Karya: Syekh Ahmad Muhammad Syฤkir rahimahullฤh
Alih Bahasa: Adni Kurniawan [http://adniku.blogspot.com, adni.kurniawan@gmail.com]
Keterangan Lainnya: Cetak tebal (bold) adalah dari penerjemah
*******
Bismillฤhirrahmฤnirrahฤซm.
Mahkamah Tinggi Syariah di Mesir menetapkan bahwa permulaan bulan Dzul Hijjah tahun ini (1357 H) jatuh pada hari Sabtu, sehingga `ฤชdul Adlha jatuh pada hari Senin (30 Januari 1939).
Beberapa hari kemudian, dipublikasikan
di al-Muqattam bahwa pemerintah Arab Saudi belum menetapkan bahwa hari
Sabtu sebagai permulaan bulan Dzul Hijjah
[karena hilal belum terlihat di sana], sehingga awal bulan jatuh pada
hari Ahad. Dengan demikian, wuquf di `Arafah jatuh pada hari Senin,
sedangkan `ฤชdul Adlha jatuh pada hari Selasa (31 Januari 1939).
Pada hari Jumat, 21 Dzul Hijjah
(10 Februari 1939) surat kabar al-Balฤgh mempublikasikan kabar dari
korespondennya di Bombay, India, bahwa pada awal Februari 1939 kaum
Muslim di Bombay berbeda pendapat tentang hari `ฤชdul Adlha. Kemudian ditetapkanlah `ฤชdul Adlha
itu jatuh pada hari Rabu, berbeda dengan kerajaan-kerajaan Islam
lainnya. Maknanya adalah, kaum Muslim di sana belum dapat menetapkan
bahwa awal bulan jatuh pada hari Sabtu maupun Ahad [karena hilal belum
terlihat], sehingga ditetapkanlah bahwa awal bulan jatuh pada hari
Senin.
Demikianlah yang terjadi pada kebanyakan
bulan-bulan yang terkait dengan musim-musim ibadah, di mana kaum Muslim
merukyat hilal di berbagai negeri-negeri Islam. Kadang, hilal tersebut
terlihat di salah satu negeri, namun negeri yang lain belum dapat
merukyatnya. Akibatnya, terjadi perbedaan penentuan waktu pelaksanaan
musim ibadah di negeri-negeri kaum Muslim. Sebagian negeri berpuasa
ketika sebagian lain sedang berbuka. Sebagian negeri melaksanakan `ฤชdul
Adlha ketika sebagian lain sedang berpuasa hari `Arafah.
Ulama telah menuliskan
pembahasan yang sangat berharga tentang mekanisme penetapan hilal, baik
melalui literatur tafsir, hadits, fiqh maupun selainnya. Kalimat mereka
sepakat, atau hampir sepakat, bahwa yang menjadi patokan dalam penetapan
bulan hanyalah rukyat semata; dan bahwa metode hisab posisi bulan maupun perhitungan munajjim (ahli nujum, ahli perbintangan) tidak dapat dianggap. Hanya saja, dihikayatkan adanya suatu pendapat dalam madzhab Syฤfi`iy bahwa boleh bagi ahli hisab atau munajjim
untuk mengamalkan hasil hisabnya itu bagi dirinya sendiri. Ada pula
pendapat lain di kalangan mereka bahwa diperbolehkan bagi selain ahli
hisab dan munajjim untuk bertaklid kepada keduanya; serta ada pula yang menyatakan bahwa yang boleh diikuti adalah ahli hisab, sementara munajjim tidak boleh diikuti. [Lihat: al-Majmลซ`, karya al-Nawawiy, vol. VI, hlm. 279 – 280.]
Yang menjadi pegangan dalam bab ini adalah hadits-hadits shahih yang tidak diragukan lagi validitasnya:
ุตُْูู
ُْูุง ِูุฑُุคَْูุชِِู َูุฃَْูุทِุฑُْูุง ِูุฑُุคَْูุชِِู، َูุฅَِّู ุบُู
َّ ุนََُْูููู
ْ َูุฃَْูู
ُِْููุง ุดَุนْุจَุงَู ุซَูุงَุซَِْูู.
“Berpuasalah kalian ketika melihat
hilal dan berbukalah ketika kalian melihatnya. Jika kondisi mendung
menghalangi kalian, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya`bฤn menjadi
tiga puluh hari.”
ูุงَ ุชَุตُْูู
ُْูุง ุญَุชَّู ุชَุฑَْูุง ุงِْูููุงََู َููุงَ ุชُْูุทِุฑُْูุง ุญَุชَّู ุชَุฑَُْูู َูุฅِْู ุบُู
َّ ุนََُْูููู
ْ َูุงْูุฏُุฑُْูุง َُูู.
“Janganlah kalian berpuasa hingga
kalian melihat hilal, dan jangan kalian berbuka hingga kalian
melihatnya. Jika kondisi mendung, maka perhitungkanlah.”
Terdapat redaksi hadits-hadits shahih lainnya yang semakna dengan hadits di atas. [Lihat: Shahฤซh al-Bukhฤriy, vol. III, hlm. 27 – 28, cet. al-Sulthฤniyyah; Nayl al-Awthฤr, vol. IV, hlm. 258 – 267, karya al-Syawkฤniy; Nashb al-Rฤyah vol. II, hlm. 437 – 440; dan Tharh al-Tatsrฤซb, vol. IV, hlm. 111 - 114.]
Kemudian terdapat perbedaan di kalangan ulama terkait hal ini: apakah perbedaan mathla`
itu diperhitungkan atau tidak? Artinya, apabila hilal terlihat di suatu
negeri, apakah hukum rukyat tersebut juga berlaku bagi negeri lainnya
atau tidak, meskipun jarak kedua negeri tersebut jauh, dan mathla`
keduanya berbeda? Ataukah, masing-masing negeri memiliki rukyat
sendiri-sendiri, sehingga hasil rukyat yang ada di Mesir dapat berbeda
dengan Hijaz, Irak dan selainnya?
Kalangan madzhab Syฤfi`iy
berpendapat bahwa setiap negeri memiliki rukyat masing-masing. Namun
mereka berselisih tentang perhitungan dekat dan jauhnya jarak antar
negeri yang berimplikasi pada perbedaan rukyat: apakah yang menjadi
patokan adalah perbedaan mathla`, atau perbedaan musim, atau jarak yang menyebabkan seorang dapat meng-qashr shalat?
Al-Nawawiy berkata dalam al-Majmลซ`,
setelah merinci perbedaan pendapat dimaksud, “Cabang: Tentang Madzhab
Ulama Jika Penduduk Suatu Negeri Melihat Hilal sementara Negeri yang
Lain Tidak Melihatnya. Kami telah menyebutkan rincian pendapat dalam
madzhab kami mengenai hal tersebut. Ibn al-Mundzir menukil dari
`Ikrimah, al-Qฤsim, Sฤlim dan Ishaq
ibn Rฤhawayh bahwa rukyat hilal tersebut tidak melazimkan penduduk
negeri lainnya; sedangkan dinukil dari al-Layts, al-Syฤfi`iy, dan Ahmad
bahwa mereka berpendapat sebaliknya. Ia berkata, ‘Saya tidak mengetahui
hal itu kecuali merupakan pendapat ahli Madinah dan ahli Kลซfah.’ Maksud
beliau adalah Imam Mฤlik dan Abลซ Hanฤซfah.” [Lihat: al-Majmลซ`, vol. VI, hlm. 273 – 274. Lihat pula: Ma`ฤlim al-Sunan, vol. II, hlm. 98, karya al-Khaththฤbiy; dan Tafsฤซr al-Qurthลซbiy, vol. II, hlm. 274 – 276.]
Terdapat banyak sekali diskusi berulang
mengenai permasalahan tersebut pada tahun-tahun belakangan ini,
dikarenakan kecepatan komunikasi antar berbagai belahan bumi, dengan
adanya sarana telepon dan telegraph pada awalnya, yang kemudian
dilanjutkan dengan adanya radio. Ini menyebabkan negeri-negeri Islam
seolah-olah menjadi satu negeri dalam hal kecepatan sampainya kabar
tentang penetapan bulan baru maupun penafiannya. Orang-orang pun menjadi
tidak sabar atas kegaduhan bertahun-tahun sehubungan dengan masalah
syariah yang krusial ini. Mereka ingin keluar dari problema tersebut,
selama masih ada jalan untuk penyatuan kalimat.
Saya ingat, setahun atau dua tahun lalu,
ada pertanyaan rinci dari India kepada ulama al-Az-har yang mulia
tentang hal ini. Salinan surat itu lantas dikirimkan juga kepada para
ulama senior, agar masing-masing mereka dapat memberikan pendapatnya.
Ayah saya juga menerima salinannya. Namun saya tidak tahu bagaimana
kelanjutan nasib surat tersebut. Yang jelas, ayah saya terhalang oleh
penyakitnya sehingga beliau tidak dapat menulis atau memberikan
pendapatnya. Semoga Allah menyembuhkan beliau.
Pembahasan ini telah menyita pikiran
saya dalam jangka waktu yang lama setelah saya menguatkan suatu
pendapat, yang saya harap pendapat itu benar. Kemudian, terjadilah
perbedaan penetapan hari `Arafah pada tahun ini, hari haji akbar dan
musim ibadah Islam yang paling agung. Bulan Dzul Hijjah adalah bulan yang paling riskan, karena hari `Arafah, hari kesembilan dalam bulan Dzul Hijjah,
adalah waktu yang sangat terbatas untuk melaksanakan rukun ibadah Haji,
yaitu wuquf di `Arafah. Ini tidak terjadi melainkan hanya sekali dalam
setahun. Di sisi lain, mayoritas pelaku ibadah Haji tidak melaksanakan
ibadah ini melainkan hanya sekali seumur hidup. Karena itu, tampaknya
mereka khawatir bahwa jika mereka meleset dalam pelaksanaan wuquf dari
hari yang sebenarnya, maka kewajiban ibadah Haji mereka menjadi tidak
tertunaikan.
Hal itulah yang memotivasi saya untuk
menuliskan pendapat saya tentang penetapan hilal, untuk saya tampilkan
kepada para pakar dan ahli ilmu, baik dari kalangan ahli fiqh, ahli
hadits dan lain-lain, di berbagai penjuru dunia Islam.
Termasuk hal yang tidak
diragukan lagi, bangsa Arab sebelum kedatangan Islam dan juga pada masa
awal kedatangan Islam tidaklah mengetahui ilmu-ilmu falak secara ilmiah
dan mumpuni. Mereka adalah kaum yang buta huruf, tidak dapat menulis dan
berhitung. Kalaupun ada di antara mereka yang mengetahui ilmu falak,
maka itu hanya dasarnya atau kulitnya saja, yang pengetahuannya itu
didapatkan dari pengamatan dan observasi, atau dari mendengar dan
pengabaran, dan bukan pengetahuan yang dibangun di atas kaidah matematis
atau bukti-bukti empiris yang berasal dari premis yang pasti.
Karena itulah, Rasulullah r
menjadikan rujukan penetapan bulan dengan perkara yang pasti dan
terindera, yang hal ini mampu dilakukan oleh setiap orang dari mereka,
atau mayoritas mereka, yaitu rukyat hilal dengan mata telanjang. Hal ini
lebih bijaksana dan lebih tepat untuk penetapan waktu syiar dan ibadah
mereka. Hal itulah yang sampai pada derajat yakin dan percaya yang mampu
mereka lakukan. Dan Allah tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai
kesanggupannya.
Tidaklah sejalan dengan hikmah
pembuat syariat apabila menjadikan pijakan penetapan hilal dengan hisab
dan ilmu falak, sementara mereka tidak mengetahui sedikit pun tentang
hal itu di kota-kota tempat tinggal mereka. Terlebih lagi, banyak dari
mereka yang merupakan orang-orang Badui, yang tidak sampai kepadanya
kabar dari kota, kecuali selang beberapa masa kemudian, bahkan terkadang
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekiranya dijadikan penetapan hilal
itu dengan ilmu hisab dan falak maka tentulah hal tersebut akan
memberatkan mereka. Tidaklah mengetahui tentang ilmu hisab dan falak
melainkan segelintir orang yang langka di daerah pedalaman, itu pun
berasal dari kabar yang datang. Penduduk kota pun tidak mengetahui ilmu
hisab dan falak kecuali dengan bertaklid kepada sebagian ahli hisab,
yang mayoritasnya, atau bahkan seluruhnya, berasal dari kalangan Ahli
Kitab.
Setelah itu, kaum Muslim menaklukkan
dunia, memegang kendali pengetahuan dan mengembangkan setiap jenis ilmu.
Mereka menerjemahkan literatur generasi terdahulu, mendalaminya,
mengungkapkan rahasia terpendamnya, serta mewariskannya untuk generasi
setelahnya, termasuk ilmu falak, astronomi dan hisab. [Lihat kitab `Ilm al-Falak wa Tฤrฤซkhuhu `Inda al-`Arab, cet. Roma, tahun 1911.]
Dahulu, mayoritas ahli fiqh dan
ahli hadits tidak mengetahui tentang ilmu falak, atau mereka hanya
mengetahui beberapa dasarnya. Sebagian, atau bahkan banyak dari mereka,
yang tidak percaya kepada orang yang mengetahui ilmu tersebut. Bahkan,
sebagian mereka menuduh orang yang belajar ilmu ini dengan penyimpangan
dan kebid`ahan. Hal ini karena persangkaan mereka bahwa ilmu itu
menyebabkan pemiliknya mengklaim pengetahuan ilmu ghaib (tanjฤซm/astrologi).
Dan, memang benar bahwa sebagian orang yang mempelajari ilmu falak
melakukan hal yang dituduhkan tersebut. Hal itu membuat dirinya dan ilmu
yang dipelajarinya menjadi tercemar. Para ahli fiqh tersebut memiliki
udzur dalam hal ini.
Sebagian ahli fiqh dan ulama yang
mengetahui ilmu ini tidak mampu menegaskan penempatan posisinya secara
tepat terhadap agama dan fiqh. Namun, ia hanya memberi isyarat untuk itu
dengan sikap khawatir (hati-hati).
Perhatikan misalnya Taqiyuddฤซn al-Subkiy. Ia menyebutkan dalam Fatฤwฤ-nya [vol. I, hlm. 219 – 220]
bahwa apabila hisab yang memiliki premis yang pasti menunjukkan
ketiadaan kemungkinan rukyat hilal maka persaksian orang-orang yang
melihatnya menjadi tertolak. Persaksian itu dinilai sebagai kedustaan
atau kekeliruan. Kemudian ia berkata,
ูุฃู
ุงูุญุณุงุจ ูุทุนู، ูุงูุดูุงุฏุฉ ูุงูุฎุจุฑ ุธููุงู، ูุงูุธู ูุง ูุนุงุฑุถ ุงููุทุน، ูุถูุงً ุนู ุฃู
ููุฏู
ุนููู، ูุงูุจููุฉ ุดุฑุทูุง ุฃู ูููู ู
ุง ุดูุฏุช ุจู ู
ู
ููุงً ุญุณุงً ูุนููุงً ูุดุฑุนุงً،
ูุฅุฐุง ูุฑุถ ุฏูุงูุฉ ุงูุญุณุงุจ ูุทุนุงً ุนูู ุนุฏู
ุงูุงู
ูุงู ุงุณุชุญุงู ุงููุจูู ุดุฑุนุงً،
ูุงุณุชุญุงูุฉ ุงูู
ุดููุฏ ุจู، ูุงูุดุฑุน ูุง ูุฃุชู ุจุงูู
ุณุชุญููุงุช
“Sebab, hisab itu pasti (qath`iy), sedangkan persaksian dan pengabaran itu bersifat zhanniy
(dugaan yang memungkinkan adanya kesalahan). Dugaan tidak mungkin
melawan kepastian, apalagi untuk lebih diunggulkan. Syarat bukti adalah
hal yang dipersaksikan itu memungkinkan baik secara indera, akal maupun
syariah. Jika terdapat penunjukan hisab yang sifatnya pasti terhadap
ketidakmungkinan rukyat, maka secara syariah rukyat tersebut tidak dapat
diterima, karena kemustahilan persaksian tersebut. Karena syariah tidak
datang dengan hal-hal yang mustahil.”
Setelah itu, beliau berkata,
ูุงุนูู
ุงูู ููุณ ู
ู ู
ุฑุงุฏูุง ุจุงููุทุน ูููุง ุงูุฐู ูุญุตู ุจุงูุจุฑูุงู ุงูุฐู ู
ูุฏู
ุงุชู ูููุง
ุนูููุฉ، ูุฅู ุงูุญุงู ููุง ููุณ ูุฐูู، ูุงูู
ุง ูู ู
ุจูู ุนูู ุงุฑุตุงุฏ ูุชุฌุงุฑุจ ุทูููุฉ،
ูุชุณููุฑ ู
ูุงุฒู ุงูุดู
ุณ ูุงููู
ุฑ، ูู
ุนุฑูุฉ ุญุตูู ุงูุถูุก ุงูุฐู ููู. ุจุญูุซ ูุชู
ูู ุงููุงุณ
ู
ู ุฑุคูุชู، ูุงููุงุณ ูุฎุชูููู ูู ุญุฏุฉ ุงูุจุตุฑ. ุงูู ุขุฎุฑ ููุงู
ู.
“Ketahuilah, bukan maksud kami bahwa
yang dimaksud dengan ‘kepastian’ di sini adalah dalil yang seluruh
premisnya bersumber dari akal. Kondisinya dalam hal ini tidaklah seperti
itu. Ia dibangun atas dasar observasi dan percobaan yang panjang,
pergerakan posisi matahari dan bulan, dan pengetahuan terhadap cahaya
bulan, sehingga dengan hal itu orang-orang dapat merukyat hilal dengan
tepat, sekalipun mereka berbeda-beda dalam hal ketajaman penglihatan.” Demikian seterusnya ucapan beliau.
Perhatikan ucapan Imam Besar Taqiyuddฤซn Ibn Daqฤซq al-`ฤชd. Beliau berkata dalam Syarh `Umdah al-Ahkฤm, vol. II, hlm. 206,
ูุงูุฐู
ุฃููู ุจู ุงู ุงูุญุณุงุจ ูุง ูุฌูุฒ ุงู ูุนุชู
ุฏ ุนููู ูู ุงูุตูู
ุจู
ูุงุฑูุฉ ุงููู
ุฑ ููุดู
ุณ،
ุนูู ู
ุง ูุฑุงู ุงูู
ูุฌู
ูู ู
ู ุชูุฏู
ุงูุดูุฑ ุจุงูุญุณุงุจ ุนูู ุงูุดูุฑ ุจุงูุฑุคูุฉ ุจููู
ุงู
ููู
ูู، ูุฅู ุฐูู ุงุญุฏุงุซ ูุณุจุจ ูู
ูุดุฑุนู ุงููู ุชุนุงูู، ูุฃู
ุง ุงุฐุง ุฏู ุงูุญุณุงุจ ุนูู ุงู
ุงูููุงู ูุฏ ุทูุน ู
ู ุงูุงูู ุนูู ูุฌู ูุฑู ูููุง ูุฌูุฏ ุงูู
ุงูุน، ูุงูุบูู
ู
ุซูุงً -:
ููุฐุง ููุชุถู ุงููุฌูุจ، ููุฌูุฏ ุงูุณุจุจ ุงูุดุฑุนู، ูููุณ ุญูููุฉ ุงูุฑุคูุฉ ุจู
ุดุฑูุทุฉٍ ูู
ุงููุฒูู
، ูุฃู ุงูุงุชูุงู ุนูู ุงู ุงูู
ุญุจูุณ ูู ุงูู
ุทู
ูุฑุฉ ุงุฐุง ุนูู
ุจุงูุญุณุงุจ ุจุงูู
ุงู
ุงูุนุฏุฉ، ุฃู ุจุงูุงุฌุชูุงุฏ ุจุงูุฃู
ุงุฑุงุช، ุงู ุงูููู
ู
ู ุฑู
ุถุงู: ูุฌุจ ุนููู ุงูุตูู
، ูุฅู ูู
ูุฑ ุงูููุงู ููุง ุฃุฎุจุฑู ู
ู ุฑุขู.
“Yang menjadi pendapatku, hisab
tidak dapat dijadikan sebagai sandaran dalam hal penetapan puasa dengan
berpisahnya bulan terhadap matahari (setelah konjugasi matahari dan
bulan), sebagaimana pandangan ahli nujum (perbintangan), bahwa penetapan
awal bulan dengan hisab lebih cepat sehari atau dua hari dibandingkan
rukyat. Ini adalah hal mengada-ada (ihdฤts)
karena tidak disyariatkan oleh Allah Ta`ฤlฤ. Adapun jika hisab
menunjukkan bahwa hilal telah terbit di ufuk dengan kondisi yang
memungkinkan untuk dilihat sekiranya tidak terdapat penghalang seperti
mendung misalnya, maka ini berimplikasi pada kewajiban puasa,
dikarenakan adanya sebab syar`i. Dan tidaklah rukyat hakiki
dipersyaratkan dalam kelaziman tersebut. Karena, orang yang tertahan
dalam penjara, jika ia mengetahui dengan hisab untuk menyempurnakan
bulan Sya`bฤn, atau berijtihad dengan (mengamati) berbagai indikasi,
bahwa hari itu telah masuk Ramadhฤn maka ia wajib berpuasa, meskipun ia
sendiri tidak melihat hilal ataupun mendapat kabar dari orang yang
melihat hilal.”
[Ibn Daqฤซq al-`ฤชd termasuk Imam madzhab Mฤlikiy dan madzhab Syฤfi`iy,
bahkan merupakan sandaran bagi kedua madzhab tersebut. Beliau lahir
tahun 625, dan wafat di Kairo tahun 702. Biografi beliau termuat secara
apik dalam al-Thฤli` al-Sa`ฤซd hlm. 317, Tadzkirah al-Huffฤzh, vol IV, hlm. 262, Fawฤt al-Wafayฤt, vol. II, hlm. 305, dan Thabaqฤt al-Syฤfi`iyyah, vol. VI, hlm. 2.]
Demikianlah kondisi ulama. Hal
ini mengingat ilmu alam dahulu tidaklah tersebar sebagaimana ilmu-ilmu
agama, sementara kaidah-kaidah ilmu alam tersebut belum mencapai derajat
kepastian menurut ulama.
Akan tetapi, ini adalah syariah
yang cemerlang, lapang dan kekal, sampai dengan Allah mengizinkan
kemusnahan kehidupan dunia. Ini adalah syariah untuk setiap umat dan
setiap masa. Karena itu, kita melihat pada teks-teks Quran dan Sunnah
terdapat berbagai isyarat yang halus atas perkara-perkara yang akan
terjadi. Jika datang saat kebenarannya, hal-hal itu akan mampu
ditafsirkan dan diketahui, meskipun generasi pendahulu menafsirkannya
secara tidak sesuai dengan hakikatnya.
Sungguh, Sunnah yang valid telah mengisyaratkan apa yang sedang kita bahas. Al-Bukhฤriy telah meriwayatkan dari hadits Ibn `Umar, dari Nabi r, bahwa beliau bersabda,
ุฅَِّูุง
ุฃُู
َّุฉٌ ุฃُู
َِّّّูุฉٌ، ูุงَ َْููุชُุจُ َููุงَ َูุญْุณุจُ، ุงูุดَّْูุฑُ َููุฐَุง
ََูููุฐَุง. َูุนِْูู ู
َุฑَّุฉً ุชِุณْุนَุฉ َูุนِุดْุฑِْูู، َูู
َุฑَّุฉً ุซَูุงَุซَِْูู
“Sesungguhnya kami adalah umat yang
buta huruf. Kami tidak menulis dan tidak pula berhitung. Bulan itu
demikian dan demikian. Maksud beliau, kadang dua puluh sembilan hari dan
kadang tiga puluh hari.” [Shahฤซh al-Bukhฤriy, vol. III, hlm. 27 – 28, cet. al-Sulthฤniyyah, Shahฤซh Muslim, vol. I, hlm. 299, cet. Bลซlฤq, Sunan Abลซ Dฤwลซd, vol. II, hlm. 266 – 267 (dari Syarh `Awn al-Ma`bลซd), dan Sunan al-Nasฤ-iy, vol. I, hlm. 302 – 303.]
Juga diriwayatkan oleh Mฤlik dalam al-Muwaththa’ [vol. I, hlm. 269], juga al-Bukhฤriy, Muslim, dan lain-lain, dengan redaksi:
ุงูุดَّْูุฑُ
ุชِุณْุนَุฉٌ َูุนِุดْุฑَُْูู، َููุงَ ุชَุตُْูู
ُْูุง ุญَุชَّู ุชَุฑَْูุง ุงِْูููุงََู،
َููุงَ ุชُْูุทِุฑُْูุง ุญَุชَّู ุชَุฑَُْูู، َูุฅِْู ุบُู
َّ ุนََُْูููู
ْ َูุงْูุฏُุฑُْูุง
َُูู
“Bulan itu dua puluh sembilan hari.
Karena itu, janganlah kalian berpuasa hingga kalian hilal, dan jangan
kalian berbuka hingga kalian melihatnya. Jika kondisi mendung, maka
perhitungkanlah.”
Sungguh, telah benar ulama kita terdahulu, rahimahumullฤh,
dalam menafsirkan makna hadits, namun mereka keliru dalam takwilnya.
Pernyataan yang paling komprehensif mengenai pendapat ulama terdahulu
dapat ditemukan antara lain pada ucapan al-Hฤfizh Ibn Hajar [dalam Fat-h al-Bฤrฤซ, vol. IV, hlm. 108 - 109],
ุงูู
ุฑุงุฏ
ุจุงูุญุณุงุจ ููุง ุญุณุงุจ ุงููุฌูู
ูุชุณููุฑูุง، ููู
ูููููุง ูุนุฑููู ู
ู ุฐูู ุงูุง ุงููุฒุฑ
ุงููุณูุฑ. ูุนูู ุงูุญูู
ุจุงูุตูู
ูุบูุฑู ุจุงูุฑุคูุฉ، ูุฑูุน ุงูุญุฑุฌ ุนููู
ูู ู
ุนุงูุงุฉ
ุงูุชุณููุฑ، ูุงุณุชู
ุฑ ุงูุญูู
ูู ุงูุตูู
ููู ุญุฏุซ ุจุนุฏูู
ู
ู ูุนุฑู ุฐูู. ุจู ุธุงูุฑ ุงูุณูุงู
ูููู ุชุนููู ุงูุญูู
ุจุงูุญุณุงุจ ุฃุตูุงً. ูููุถุญู ูููู ูู ุงูุญุฏูุซ ุงูู
ุงุถู: ูุฅู ุบู
ุนูููู
ูุฃูู
ููุง ุงูุนุฏุฉ ุซูุงุซูู. ููู
ููู ูุณููุง ุฃูู ุงูุญุณุงุจ. ูุงูุญูู
ุฉ ููู ููู
ุงูุนุฏุฏ ุนูุฏ ุงูุงุบู
ุงุก ูุณุชูู ููู ุงูู
ููููู، ููุฑุชูุน ุงูุงุฎุชูุงู ูุงููุฒุงุน ุนููู
. ููุฏ
ุฐูุจ ููู
ุงูู ุงูุฑุฌูุน ุงูู ุงูู ุงูุชุณููุฑ ูู ุฐูู، ููู
ุงูุฑูุงูุถ، ูููู ุนู ุจุนุถ
ุงููููุงุก ู
ูุงููุชูู
. ูุงู ุงูุจุงุฌู: ูุงุฌู
ุงุน ุงูุณูู ุงูุตุงูุญ ุญุฌุฉ ุนูููู
. ููุงู ุงุจู
ุจุฒูุฒุฉ: ููู ู
ุฐูุจ ุจุงุทู، ููุฏ ููุช ุงูุดุฑุนูุฉ ุนู ุงูุฎูุถ ูู ุนูู
ุงููุฌูู
، ูุฃููุง ุญุฏุซ
ูุชุฎู
ูู، ููุณ ูููุง ูุทุน ููุง ุธู ุบุงูุจ، ู
ุน ุงูู ูู ุงุฑุชุจุท ุงูุงู
ุฑ ุจูุง ูุถุงู، ุงุฐ ูุง
ูุนุฑููุง ุฅูุง ุงููููู
“Yang dimaksud dengan hisab pada permasalahan ini adalah hisab perbintangan dan garis edarnya. Mereka dahulu tidak mengetahuinya kecuali hanya sedikit saja. Karena itu, hukum
penentuan waktu puasa dan selainnya dikaitkan dengan rukyat, untuk
menghilangkan kesulitan mereka terhadap (perhitungan) garis edar,
dan hukum ini terus berlaku meskipun pada generasi setelah mereka
terdapat orang-orang yang memiliki pengetahuan terhadap hisab tersebut.
Bahkan, zahir redaksi hadits menafikan keterkaitan hukum tersebut dengan
hisab secara prinsip. Hal ini ditegaskan oleh perkataan Nabi r, ‘Jika kondisi mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan itu menjadi tiga puluh hari.’ Nabi r
tidak berkata, ‘Tanyakanlah hal itu kepada ahli hisab.’ Hikmahnya
adalah, terdapat kesetaraan antara para mukallaf pada penentuan bilangan
dalam kondisi mendung tersebut, sehingga tidak terjadi perbedaan dan
perselisihan pendapat. Ada suatu kaum yang berpendapat agar merujuk
kepada ahli astronomi dalam hal tersebut, yaitu kaum Rฤfidhah[1],
dan terdapat nukilan dari sebagian ahli fiqh bahwa mereka menyetujui
hal itu. Al-Bฤji berkata, ‘Ijma` kaum Salaf yang shalih menjadi hujjah
yang menentang pendapat mereka.’ Ibn Bazฤซzah berkata, ‘Ini
adalah pendapat yang batil, karena syariat telah melarang untuk
mendalami ilmu nujum (perbintangan), karena itu tidak lain adalah dugaan
dan spekulasi. Ilmu itu tidak memberikan kepastian, maupun prediksi
yang kuat (zhann ghฤlib). Di sini lain, apabila perkara ini dikaitkan
dengan ilmu tersebut, maka tentu akan menyulitkan, karena tidak yang
menguasai ilmu itu kecuali segelintir orang.’”
[1. Catatan: Kami tidak mengetahui siapakah yang dimaksud oleh al-Hฤfizh Ibn Hajar
tentang kaum Rฤfidhah tersebut. Jika yang beliau maksud adalah Syi`ah
Imฤmiyyah, maka yang kami ketahui adalah mereka berpendapat bahwa ilmu
hisab tidak diperkenankan. Namun jika yang beliau maksud adalah sekte
yang lain, maka kami tidak tahu tentang mereka.]
Tafsir di atas benar, bahwa yang menjadi
patokan adalah rukyat dan bukan hisab. Namun, takwilnya keliru, yaitu
bahwa sekiranya pun ada orang yang mengetahui ilmu hisab, hukum
penentuan puasa dengan rukyat tetap berlaku. Sebab, perintah untuk
bersandar hanya kepada rukyat memilki `illat yang tercantum secara tekstual, bahwa umat di masa Nabi r adalah umat yang ummiy (buta huruf), tidak menulis dan tidak pula berhitung. Sementara, eksistensi ‘illat itu menyertai eksistensi hukum, baik dalam hal penetapan maupun penafian.
Oleh karena itu, jika umat ini telah keluar dari kondisi ke-ummiy-annya,
dan menjadi melek huruf serta mampu berhitung; maksud saya, umat ini
secara komunal telah menguasai ilmu-ilmu tersebut; dan di sisi lain
masyarakat, baik orang awam maupun para pakarnya, mampu mencapai derajat
keyakinan dan kepastian dalam penentuan awal bulan secara hisab,
sehingga mereka percaya dengan hasil hisab tersebut sebagaimana mereka
percaya dengan hasil rukyat, atau bahkan kepercayaan dengan hasil hisab
itu lebih kuat; apabila demikian halnya kondisi umat ini secara komunal
dan `illat ke-ummiy-an
itu telah hilang, maka merupakan keharusan untuk merujuk kepada hal
yang yakin dan tetap, serta mengambil hisab semata dalam penentuan
hilal, dan tidak merujuk kepada rukyat kecuali dalam kondisi ilmu hisab
itu sulit diterapkan. Misalnya untuk kondisi masyarakat yang hidup di
desa atau pedalaman yang tidak terjangkau oleh informasi dari ahli
hisab.
Dengan demikian, menjadi keniscayaan untuk merujuk kepada hisab semata dikarenakan hilangnya `illat yang melarangnya. Merupakan
keharusan pula untuk merujuk pada penerapan hisab hakiki terhadap
hilal, dengan membuang kriteria kemungkinan atau ketidakmungkinan rukyat
(imkฤn al-ru’yah, visibilitas rukyat). Oleh karena itu, permulaan bulan yang hakiki adalah malam yang hilal tenggelam setelah tenggelamnya matahari, meskipun jedanya hanya sesaaat.
Negeri kami ini, Mesir, merupakan sentra
penelitian yang menakjubkan. Di dalamnya terdapat ulama falak dan ahli
astronomi, baik dari kalangan universitas al-Az-har maupun selainnya,
yang mampu memperhitungkan posisi bulan setelah tenggelamnya matahari
secara akurat pada setiap waktu dan setiap bulan. Mereka memproduksi
keputusan yang pasti dan valid yang memberikan konsekuensi wajib untuk
diyakini, menurut istilah ulama. Kenapa kita harus khawatir untuk
percaya pada hasil hisab mereka untuk masalah penentuan awal bulan,
padahal di sisi lain kita percaya dengan hasil hisab mereka untuk
penentuan waktu-waktu shalat dan ibadah lainnya? Kenapa pula kita harus
khawatir, sementara kita bisa percaya dengan informasi dari telegraph,
telepon atau radio mengenai bahwa suatu negeri, seperti Mesir, Sudan
atau yang lain, telah menetapkan hilal dengan rukyat?
Dahulu, sejak lebih dari dua puluh tahun lalu, ketika menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung Syariah, Grand Master Syekh al-Maraghiy
berpendapat bahwa persaksian saksi yang melihat hilal tertolak apabila
hasil hisab memastikan ketidakmungkinan rukyat tersebut, sebagaimana
pendapat Taqiyuddฤซn al-Subkiy
yang saya nukil di sini. Pendapat beliau ini kemudian menimbulkan
kontroversi dan perdebatan yang sengit. Dahulu, saya, ayah saya dan
sebagian saudara saya termasuk kalangan yang menentang pendapat beliau.
Namun sekarang, saya tegaskan bahwa beliau benar. Dan, saya (bahkan)
menambahkan tentang keharusan penetapan hilal dengan hisab untuk setiap
kondisi, kecuali bagi orang-orang yang tidak terjangkau oleh ilmu ini.
Pendapat saya ini bukanlah pendapat yang baru dan mengada-ada (bid`ah), karena perbedaan kondisi mukallaf
dapat menyebabkan perbedaan hukum. Hal semacam ini banyak terdapat di
dalam syariat, sebagaimana yang umum diketahui oleh ulama dan selainnya.
Salah satu contohnya adalah permasalahan kita.
Hadits: “Jika kondisi mendung, maka perhitungkanlah,” diriwayatkan dengan beberapa redaksi lain, yang sebagiannya berbunyi: “Jika kondisi mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan itu menjadi tiga puluh hari.” Ulama menafsirkan kata yang bersifat global: “perhitungkanlah” dengan periwayatan yang lebih spesifik: “sempurnakanlah bilangan bulan itu.”
Namun demikian, terdapat seorang imam yang agung dari kalangan madzhab Syฤfi`iy, yaitu Abลซ al-`Abbฤs Ahmad ibn `Umar ibn Surayj[2]
yang menggabungkan kedua riwayat tersebut. Beliau jadikan masing-masing
dari keduanya untuk dua kondisi yang berbeda. Redaksi: “perhitungkanlah” bermakna: “perhitungkanlah sesuai posisi bulan,” dan ini berlaku bagi orang-orang yang diberikan oleh Allah kekhususan dengan ilmu tersebut, sedangkan redaksi: “sempurnakanlah bilangan bulan itu” berlaku untuk orang-orang awam [3].
[2. Abลซ
al-`Abbฤs Ibn Surayj wafat tahun 306 H. Terdapat banyak kesalahan
penulisan dalam berbagai buku cetakan sehingga tertulis “Syurayh”. Ibn Surayj adalah murid Imam Abลซ Dฤwลซd, penyusun kitab Sunan. Abลซ Is-haq al-Syirฤziy berkata tentang beliau, dalam Thabaqฤt al-Fuqahฤ’, “Beliau termasuk pembesar madzhab Syฤfi`iy dan imam kaum Muslim. Beliau lebih diunggulkan atas seluruh sahabat Imam al-Syฤfi`iy, bahkan atas al-Muzaniy sekalipun.” Biografi beliau cukup banyak, antara lain Tฤrikh al-Baghdฤd, karya al-Khathฤซb al-Baghdฤdiy, vol IV, hlm. 278 – 290; Ibn Khallikฤn vol I, hlm. 21; dan Thabaqฤt al-Syฤfi`iyyah, karya Ibn al-Subkiy, vol II, hlm. 67 – 96.]
[3. Lihat misalnya penjelasan al-Qฤdhiy Abลซ Bakr ibn al-`Arabiy terhadap Sunan al-Tirmidziy, vol. III, hlm. 207 – 208; Tharh al-Tatsrฤซb, vol. IV, hlm. 111 – 113; dan Fat-h al-Bฤrฤซ, vol IV, hlm. 104.]
Pendapat saya hampir mirip dengan
pendapat Ibn Surayj. Hanya saja, pendapat beliau khusus untuk kondisi
mendung yang menyebabkan hilal tidak dapat dirukyat. Beliau jadikan
hisab berlaku untuk golongan minoritas orang-orang yang mengetahui hisab
pada masa beliau, dimana kondisi ucapan dan hasil perhitungan ahli
hisab saat itu sulit untuk dipercayai, sementara informasi penetapan
hilal dari negeri lain tidak dapat diterima dengan segera. Adapun
pendapat saya (justru terbalik), metode hisab yang teliti dan
terpercaya berlaku umum untuk setiap orang, karena kecepatan penyebaran
informasi saat ini. Menjadikan rukyat sebagai sandaran (pada masa
sekarang justru) berlaku bagi kalangan minoritas yang tidak terjangkau
oleh informasi dan tidak terdapat orang yang kompeten terhadap ilmu
falak dan astronomi di kalangan mereka.
Saya memandang pendapat saya merupakan
pendapat yang paling adil (pertengahan), paling dekat terhadap fiqh yang
selamat, dan merupakan pemahaman yang benar terhadap hadits-hadits yang
terkait dengan bab ini.
*****
Selanjutnya tersisa satu permasalahan
detail yang merupakan derivasi dari pendapat kami. Ini sebenarnya telah
kami isyaratkan di awal pembahasan, yaitu masalah perbedaan mathla’.
Termasuk hal yang umum diketahui bahwa (secara realitas) terdapat perbedaan mathla` sesuai posisi (daerah tertentu) terhadap garis lintang dan garis bujur. Kondisi perbedaan mathla`
tersebut berlaku baik untuk penetapan bulan berdasarkan rukyat maupun
hisab. Kami juga telah menjelaskan perbedaaan pendapat ulama terdahulu
sehubungan dengan perbedaan mathla` ini. Bahkan, yang tampak bagi kami dari penukilan sejumlah ulama, mayoritas ahli fiqh tidak menjadikan perbedaan mathla` sebagai sandaran (ia tidak memiliki implikasi hukum). Ini sebagaimana nukilan al-Nawawiy
dari Ibn al-Mundzir. Dari nukilan tersebut dapat dipahami bahwa itulah
yang menjadi pendapat Empat Imam dan al-Layts ibn Sa`d, meskipun para
pengikut mereka berbeda pendapat pada era berikutnya.
Demikian pula halnya yang dinyatakan oleh al-Qarฤfiy di dalam al-Furลซq [vol. II, hlm. 203 – 204, cet. Tunisia, dan lembar 132 dari manuskrip yang kami miliki]: “Sesungguhnya madzhab Mฤlikiy
menjadikan rukyat hilal di suatu negeri menjadi sebab bagi kewajiban
puasa bagi setiap penjuru bumi dan ini disepakati oleh madzhab Hanbaliy.”
Namun selanjutnya al-Qarฤfiy menguatkan pendapat yang menyelisihi madzhabnya sendiri, padahal beliau bermadzhab Mฤlikiy. Ia berkata, “Jika
telah terdapat kesepakatan bahwa terdapat perbedaan waktu shalat sesuai
dengan perbedaan ufuk, dan bahwa tiap kaum memiliki waktu fajar, zawฤl
dan waktu lainnya masing-masing, maka konsekuensinya adalah hal yang
sama juga berlaku untuk masalah hilal. Sebab, bisa jadi hilal dapat
dirukyat oleh negeri-negeri sebelah Barat, sedangkan ia tidak dapat
dirukyat oleh negeri-negeri sebelah Timur. Ini adalah salah satu sebab
perbedaan rukyat hilal di antara sebab-sebab lain yang disebutkan dalam
ilmu alam yang bukan tempatnya untuk disebutkan di sini. Namun yang saya
sebutkan hanyalah untuk mempermudah pemahaman. Jika kondisi hilal itu
berbeda sesuai dengan perbedaan ufuk, maka wajib bagi tiap kaum untuk
melaksanakan rukyat hilal masing-masing, sebagaimana halnya tiap kaum
memiliki waktu fajar sendiri-sendiri, demikian pula waktu-waktu shalat
lainnya. Ini adalah kebenaran yang nyata dan pasti. Adapun kewajiban
puasa atas seluruh penjuru bumi dengan rukyat hilal di salah satu
daerah, maka hal ini jauh dari kaidah, dan dalil-dalil yang ada pun
tidak menuntut konsekuensi tersebut.”
Pendapat al-Qarฤfiy ini telah didahului oleh al-Hฤfizh Abลซ `Amr ibn Abd al-Barr, bahkan ia mengklaim adanya ijmฤ` atas hal tersebut untuk kondisi negeri-negeri yang sangat berjauhan. Sedangkan, al-`Allฤmah al-Syawkฤniy menukilkan perbedaan pendapat ulama masalah ini [Lihat: Nayl al-Awthฤr, vol. IV , hlm. 267 - 269]. Kemudian beliau berkata, “Yang
seharusnya menjadi sandaran adalah pendapat yang menyatakan bahwa
apabila penduduk suatu negeri merukyat hilal, maka hukumnya berlaku
untuk seluruh negeri. Ini adalah pendapat madzhab Mฤlikiy, jamaah dari Zaydiyyah dan pilihan al-Mahdiy, serta nukilan al-Qurthubiy
dari guru-guru beliau. Tidak perlu dihiraukan pernyataan Ibn `Abd
al-Barr bahwa pendapat di atas menyelisihi ijmฤ`, dimana ia berkata,
‘Karena mereka telah sepakat bahwa rukyat tidak berlaku untuk negeri
yang jauh, seperi Khurasฤn dan Spanyol.’ Pernyataan ini tidak dianggap
karena ijmฤ` yang beliau klaim tidak sempurna (terealisasi), sementara
terdapat penyelisihan dari jamaah ulama.”
Merupakan aksioma, yang tidak memerlukan dalil, bahwa penentuan
awal bulan tidak menjadi berbeda hanya karena perbedaan tempat atau
jauhnya tempat yang satu dengan yang lain. Meskipun tempat terbitnya
bulan antara satu tempat dan yang lain (pastilah) berbeda. Jika hilal tenggelam setelah terbenamnya matahari, maka bulan baru telah
dimulai. Adapun korelasi kewajiban ibadah dengan rukyat, maka telah kami jelaskan sebelumnya bahwa hal tersebut dikarenakan `illat tertentu yang tercantum secara tekstual di dalam Sunnah yang valid, sedangkan eksistensi hukum tergantung dari eksistensi `illat-nya.
Adapun ulama yang berpendapat bahwa perbedaan mathla`
memiliki implikasi hukum, dan bahwa setiap negeri memiliki rukyat
masing-masing, maka mereka membangun pendapatnya itu atas pemberlakuan
metode rukyat. Sebab, itulah kadar kesanggupan pada saat itu (menurut
mereka). Perbedaan mathla’ bukan merupakan patokan untuk
penentuan awal bulan, yang menyebabkan setiap negeri memiliki bulan
sendiri, sebagaimana halnya setiap negeri memiliki rukyat masing-masing.
Perbedaan mathla` tersebut, menurut pemahaman kami, hanyalah merupakan keterkaitan perintah taklฤซf kepada para mukallaf.
Artinya, siapa yang sampai kepadanya ilmu tentang kewajibannya, dengan
melalui jalan yang dijadikan oleh pembuat syariat sebagai sebab untuk
mendapatkan ilmu tersebut, misalnya rukyat bagi kaum yang ummiy, maka ia terkena dan dituntut untuk melaksanakan beban taklฤซf tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan.
Adapun ulama yang berpendapat bahwa perbedaan mathla`
tidak dianggap dan bahwa hasil rukyat di suatu negeri berlaku untuk
seluruh negeri di penjuru bumi, maka mereka hanya semata-mata
mempertimbangkan realitas, yaitu awal bulan untuk satu bumi haruslah
merupakan satu hari (yang sama). Ini adalah kebenaran yang tidak
diragukan lagi.
Selanjutnya, perincian sebelumnya (tentang apakah perbedaan mathla`
berimplikasi terhadap penentuan hukum awal bulan) menjadi tidak logis
(relevan) jika disandingkan dengan penggunaan metode hisab, sebagaimana
pendapat yang kami pilih dan kuatkan. Dengan metode hisab, hari pertama
dari tiap bulan Hijriah adalah satu hari (yang sama) bagi seluruh
penjuru bumi. Tidak ada perbedaan antara satu tempat dengan yang lain,
meskipun satu sama lain saling berjauhan.
Namun, ada perkara detail yang menjadi concern saya: apakah
penentuan awal bulan dengan metode hisab dapat didasarkan pada setiap
tempat di penjuru bumi atau harus merujuk pada satu titik tertentu?
Pendapat yang salah pillih adalah hal tersebut harus merujuk kepada satu titik tertentu, yaitu Mekah, sebagaimana diisyaratkan oleh dua pegangan pokok dalam syariat: Quran dan Sunnah.
Perhatikan Firman Allah Ta`ฤlฤ:
َูุณْุฃَََُูููู ุนَِู ุงูุฃَِّููุฉِ ُْูู َِูู ู
ََูุงِููุชُ َِّูููุงุณِ َูุงْูุญَุฌِّ
“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakanlah: ‘Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.’” (QS al-Baqarah/2: 189.)
Allah memberikan petunjuk kepada manusia
tentang faidah dari posisi-posisi bulan dan perubahan bentuk hilal,
baik membesar atau mengecil, bahwa semua itu untuk menunjukkan waktu
bagi manusia terhadap setiap urusan mereka, serta untuk penentuan waktu
hari-hari pelaksanaan ibadah haji.
Saya memandang penyebutan masa
pelaksanaan ibadah haji secara khusus setelah penyebutan waktu secara
umum memberikan isyarat halus bahwa penetapan waktu berkaitan dengan satu tempat, yaitu tempat pelaksanaan haji: Mekah.
Adapun dalil Sunnah, al-Tirmidziy meriwayatkan dalam Sunan-nya [Sunan al-Tirmidziy dengan Syarh Tuhfah al-Ahwadziy, vol. II, hlm. 37; dan dengan Syarh Ibn al-`Arabiy, vol. III, hlm. 216], dari jalur Is-hฤq ibn Ja`far ibn Muhammad ibn al-Husayn, yakni suami dari Sayyidah Nafฤซsah bint al-Hasan ibn Zayn al-`ฤbidฤซn, dari `Abdullฤh ibn Ja`far al-Makhramiy al-Zuhriy, dari `Utsmฤn ibn Muhammad al-Akhnasiy, dari al-Maqbariy, dari Abลซ Hurayrah, bahwa Nabi r bersabda,
ุงูุตَّْูู
ُ َْููู
َ ุชَุตُْูู
َُْูู، َูุงِْููุทْุฑُ َْููู
َ ุชُْูุทِุฑَُْูู، َูุงูุฃَุถْุญَู َْููู
َ ุชُุถَุญَُّْูู.
“Puasa adalah hari kalian berpuasa; `ฤชdul Fithri adalah hari kalian berbuka; dan `ฤชdul Adlha adalah hari kalian berkurban.”
Al-Tirmidziy berkata, “Ini adalah hadits gharฤซb hasan.”
Kami katakan: Bahkan, ini adalah hadits shahih. Sesungguhnya al-Tirmidziy (sendiri) telah menshahihkan hadits dari riwayat al-Mu`allฤ ibn Manshลซr, dari `Abdullฤh ibn Ja`far, dengan isnฤd tersebut. [Lihat: Tuhfah al-Ahwadziy, vol. I, hlm. 279; dan Syarh Ibn al-`Arabiy, vol. II, hlm. 141 – 142.]
Selain itu, Is-hฤq ibn Ja`far tidak bersendirian dalam riwayat di atas. Hadits itu juga diriwayatkan oleh Abลซ Sa`id Maulฤ Banฤซ Hฤsyim dan Muhammad ibn `Umar al-Wฤqidiy, keduanya dari `Abdullฤh ibn Ja`far al-Makhramiy dengan isnad tersebut. [Riwayat Abลซ Sa`ฤซd tersebut terdapat dalam al-Sunan al-Kubrฤ, karya al-Bayhaqiy, vol. IV, hlm. 252. Sementara riwayat al-Wฤqidiy terdapat dalam Sunan al-Dฤruquthniy, hlm. 231. Menurut kami, al-Wฤqidiy adalah perawi yang tsiqah (terpercaya), berbeda dengan pendapat ulama yang melemahkannya.]
Kemudian, `Abdullฤh ibn Ja`far al-Makhramiy juga tidak bersendirian. Al-Wฤqidiy juga meriwayatkannya, dari Dฤwลซd ibn Khฤlid, Tsฤbit ibn Qays dan Muhammad ibn Muslim, ketiganya dari al-Maqbariy, dari Abลซ Hurayrah [Riwayat dimaksud juga tercantum dalam Sunan al-Dฤruquthniy]. Karena itu, dalam Syarh-nya terhadap Sunan al-Tirmidziy, al-Qฤdhiy Abลซ Bakr ibn al-`Arabiy merajihkan bahwa hadits ini shahih.
Abลซ Dฤwลซd juga meriwayatkan dalam Sunan-nya [Lihat: Syarh `Awn al-Ma`bลซd, vol. II, hlm. 269], dari jalur Hammฤd ibn Zayd, dari Ayyลซb, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari Abลซ Hurayrah secara marfลซ` (sampai kepada Nabi r):
ِูุทْุฑُُูู
ْ
َْููู
َ ุชُْูุทِุฑَُْูู، َูุฃَุถْุญَุงُูู
ْ َْููู
َ ุชُุถَุญَُّْูู، َُُّููู ุนَุฑََูุฉ
ู
َِْููู، َُُّููู ู
ِูู ู
ِْูุญَุฑٌ، َُُّููู ِูุฌَุงุฌِ ู
ََّูุฉَ ู
ِْูุญَุฑٌ،
َُُّููู ุฌู
ุนٍ ู
ٌَِْููู
“`ฤชdul Fithri kalian adalah hari kalian berbuka dan `ฤชdul Adlha
adalah hari kalian berkurban. Seluruh `Arafah adalah tempat wuquf.
Seluruh mina adalah tempat menyembelih. Segenap penjuru Mekah adalah
tempat menyembelih. Seluruh Muzdalifah adalah tempat wuquf.”
Demikian pula al-Dฤruquthniy meriwayatkan dari jalur di atas, dan dari jalur Rawh ibn al-Qฤsim, dari Ibn al-Munkadir. Al-Bayhaqiy juga meriwayatkan dalam al-Sunan al-Kubrฤ, vol. IV, hlm. 251 – 252, dari jalur `Abd al-Wฤrits dan Rลซh ibn al-Qฤsim, dari Ibn al-Munkadir. Beliau juga meriwayatkan [dalam al-Sunan al-Kubrฤ, vol. V, hlm. 175] dari jalur Hammad ibn Zayd, seperti halnya riwayat Abลซ Dฤwลซd.
Al-Dฤruquthniy dan al-Bayhaqiy juga meriwayatkan dari jalur Ismฤ`ฤซl ibn `Ulayyah dan `Abdul Wahhฤb al-Tsaqafiy, dari Ayyลซb, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari Abลซ Hurayrah secara mawqลซf [yakni merupakan ucapan Abลซ Hurayrah. Lihat: al-Sunan al-Kubrฤ, vol. IV, hlm. 251 - 252], bahwa beliau berkata:
ุฅูู
ุง
ุงูุดูุฑ ุชุณุน ูุนุดุฑูู ููุง ุชุตูู
ูุง ุญุชู ุชุฑูู، ููุง ุชูุทุฑูุง ุญุชู ุชุฑูู، ูุฅู ุบู
ุนูููู
ูุฃูู
ููุง ุงูุนุฏุฉ ุซูุงุซูู. ูุทุฑูู
ููู
ุชูุทุฑูู، ูุฃุถุญุงูู
ููู
ุชุถุญูู، ููู ุนุฑูุฉ
ู
ููู، ููู ู
ูู ู
ูุญุฑ، ููู ูุฌุงุฌ ู
ูุฉ ู
ูุญุฑ.
“Sesungguhnya bulan itu adalah dua
puluh sembilan hari. Karena itu, janganlah kalian berpuasa sampai kalian
melihat hilal, dan janganlah kalian berbuka sampai kalian melihat
hilal. Jika kondisi mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan menjadi
tiga puluh hari. `ฤชdul Fithri kalian adalah hari kalian berbuka dan
`ฤชdul Adlha adalah hari
kalian berkurban. Seluruh `Arafah adalah tempat wuquf. Seluruh mina
adalah tempat menyembelih. Segenap penjuru Mekah adalah tempat
menyembelih.”
Ibn Mฤjah juga meriwayatkan dalam Sunan-nya, vol. I, hlm. 262, dari jalur Hammad ibn Zayd, dari Ayyลซb, dari Muhammad ibn Sฤซrฤซn, dari Abลซ Hurayrah, beliau mengatakan bahwa Rasulullฤh r bersabda,
ุงِْููุทْุฑُ َْููู
َ ุชُْูุทِุฑَُْูู، َูุงูุฃَุถْุญَู َْููู
َ ุชُุถَุญَُّْูู.
“`ฤชdul Fithri kalian adalah hari kalian berbuka dan `ฤชdul Adlha adalah hari kalian berkurban.”
Seluruh isnฤd di atas shahih. Satu sama lain saling menguatkan. Hal ini membantah pernyataan al-Tirmidziy bahwa hadits tersebut gharฤซb, karena ia datang dari berbagai jalur yang shahih.
Namun, apa makna hadits di atas?
Ulama klasik menafsirkan hadits tersebut
dengan berbagai makna. Kadang ditafsirkan dengan makna yang merupakan
zahir redaksi hadits. Al-Tirmidziy berkata dalam Sunan-nya, “Sebagian
ulama menafsirkan hadits ini dengan mengatakan bahwa makna hadits ini
adalah puasa dan `ฤชdul Fithri dilaksanakan bersama jamaah dan mayoritas
manusia.”
Al-Khaththฤbiy berkata [dalam Ma`ฤlim al-Sunan, vol. II, hlm. 95 - 96],
ู
ุนูู
ุงูุญุฏูุซ: ุฃู ุงูุฎุทุฃ ู
ูุถูุน ุงููุงุณ ููู
ุง ูุงู ุณุจููู ุงูุงุฌุชูุงุฏ، ููู ุฃู ููู
ุงً
ุงุฌุชูุฏูุง ููู
ูุฑูุง ุงูููุงู ุฅูุง ุจุนุฏ ุงูุซูุงุซูู ููู
ููุทุฑูุง ุญุชู ุงุณุชูููุง ุงูุนุฏุฏ،
ุซู
ุซุจุช ุนูุฏูู
ุงู ุงูุดูุฑ ูุงู ุชุณุนุงً ูุนุดุฑูู، ูุฅู ุตูู
ูู
ููุทุฑูู
ู
ุงุถ، ููุง ุดูุก
ุนูููู
ู
ู ูุฒุฑ ุฃู ุนุชุจ.
“Makna hadits ini adalah, kesalahan
manusia yang disebabkan oleh ijtihฤd itu dihapuskan. Misalkan saja ada
suatu kaum yang telah ber-itjtihฤd (bersungguh-sungguh) untuk merukyat
hilal. Namun mereka tidak dapat melihat hilal kecuali setelah tiga puluh
hari. Akibatnya, mereka tidak melaksanakan `ฤชdul Fithri kecuali setelah
tiga puluh hari tersebut. Ternyata, selanjutnya diketahui bahwa
sebenarnya jumlah hari puasa tersebut hanyalah dua puluh sembilan hari.
Pada kondisi tersebut, puasa dan `ฤชdul Fithri mereka tetap berlaku, dan
tidak ada dosa atau celaan bagi mereka.”
Taqiyuddฤซn al-Subkiy berkata dalam Fatฤwฤ-nya [vol. I, hlm. 225], “Maksud
dari hadits di atas adalah apabila kaum Muslim sepakat untuk hal
tersebut (puasa dan hari raya). Sebab, kaum Muslim tidak mungkin sepakat
di atas kesesatan. Di sisi lain, ijmฤ` adalah hujjah.”
Ada juga ulama yang menafsirkan hadits di atas dengan riwayat al-Tirmidziy, dari hadits Ma`mar, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari `ฤisyah, dari Nabi r, bahwa beliau berkata,
ุงِْููุทْุฑُ َْููู
َ ُْููุทِุฑُ ุงَّููุงุณُ، َูุงْูุฃَุถْุญَู َْููู
َ ُูุถَุญِّู ุงَّููุงุณُ.
“ฤชdul Fithri adalah hari dimana manusia berbuka dan `ฤชdul Adlha adalah hari dimana manusia berkurban.”
Al-Tirmidziy berkata, “Ini adalah hadits hasan gharฤซb shahฤซh, dari perwajahan ini.”
[Lihat: Tuhfah al-Ahwadziy, vol. II, hlm. 71 dan Syarh Ibn al-`Arabiy, vol. IV, hlm. 14. Al-Bayhaqiy juga meriwayatkannya secara makna dari ucapan `ฤisyah dengan sanad yang lain, vol. IV, hlm. 353.]
Selanjutnya, namun kita mengetahui bahwa
banyak dari kalangan perawi yang meringkas hadits, dan sebagian hadits
tersebut diriwayatkan secara makna (bukan dengan mengutip redaksi hadits
yang sebenarnya). Karena itulah para penghapal dan kritikus hadits
mengumpulkan berbagai riwayat yang berbeda-beda, mengingat sering kali
makna hadits yang ringkas dijelaskan dan ditafsirkan oleh hadits yang
panjang.
Kita dapati bahwa hadits `ฤisyah di atas diriwayatkan juga oleh al-Bayhaqiy [dalam al-Sunan al-Kubrฤ, vol. V, hlm. 175], dari jalur Sufyฤn al-Tsawriy, dari Muhammad ibn al-Munkadir, dari `ฤisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullฤh r bersabda,
ุนَุฑََูุฉُ َْููู
َ ُูุนَุฑُِّู ุงْูุฅِู
َุงู
ُ، َูุงูุฃَุถْุญَู َْููู
َ ُูุถَุญِّู ุงูุฅِู
َุงู
ُ، َูุงِْููุทْุฑُ َْููู
َ ُْููุทِุฑُ ุงْูุฅِู
َุงู
ُ
“`Arafah adalah hari dimana Imam melakukan wukuf `Arafah. `ฤชdul Adlha adalah hari dimana Imam melaksanakan kurban. `ฤชdul Fithri adalah hari dimana Imam berbuka.”
Sanad-nya shahih. Riwayat ini
menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “manusia” adalah “Imam”, dimana
Imam adalah orang yang diikuti oleh mayoritas manusia.
Kemudian, pada kumpulan riwayat yang
kami nukil, dari hadits Abลซ Hurayrah dan `ฤisyah, kita dapati suatu
irisan pada banyak redaksi hadits yang perlu diteliti dan direnungkan,
yaitu penyebutan “`Arafah” sebagai hari dan juga sekaligus tempat, serta
penyebutan Mekah, Mina dan Muzdalifah: “Seluruh `Arafah adalah
tempat wukuf; `Arafah adalah hari dimana Imam melaksanakan wukuf
`Arafah; Setiap Mina adalah tempat menyembelih; Segenap penjuru Mekah
adalah tempat menyembelih; dan Seluruh Muzdalifah adalah tempat wukuf.” Dalam riwayat al-Bayhaqiy secara mursal, dari jalur al-Syฤfi`iy, disebutkan: “`Arafah adalah hari dimana kalian melakukan wukuf di `Arafah.”
Menurut saya, penyebutan tempat-tempat
dan waktu haji dalam banyak riwayat hadits tersebut, bahkan pada
mayoritasnya, menguatkan bahwa hadits itu terjadi pada perisitiwa haji wadฤ`,
yaitu ketika Nabi r mengajarkan syiar-syiar haji kepada manusia, dan
beliau berkhutbah di `Arafah, Mina dan selainnya. Selain saat haji wadฤ`, tidak terdapat rekaman bahwa beliau mengajarkan syiar-syiar haji.
Hal ini dikuatkan bahwa Jabir ibn `Abdillฤh menyifatkan haji wadฤ`
dalam hadits panjang yang terkenal di kalangan ahli hadits. Dalam
hadits itu terdapat redaksi yang mirip dengan redaksi hadits Abลซ
Hurayrah. Jฤbir menyebutkan: Nabi r menyembelih sembelihan dan memakan
sebagiannya, kemudian beliau berkata, “Aku menyembelih di sini, dan seluruh Mina adalah tempat penyembelihan.” Nabi r wukuf di `Arafah lalu beliau berkata, “Aku wukuf di sini, dan seluruh `Arafah adalah tempat wukuf.” Beliau juga wukuf di Muzdalifah, lalu beliau berkata, “Aku wukuf di sini, dan seluruh Muzdalifah adalah tempat wukuf.” [Lihat: Musnad al-Imฤm Ahmad, vol. III, hlm. 320 – 321; Shahฤซh Muslim, vol. I, hlm. 346 – 348; `Awn al-Ma`bลซd, vol. II, hlm. 122 – 131; serta al-Bidฤyah wa al-Nihฤyah, karya Ibn Katsฤซr, vol. V, hlm 147 – 149.]
Dengan demikian, hadits Abลซ Hurayrah yang marfลซ`: “`ฤชdul Fithri adalah hari kalian berbuka … dst.,”ditujukan
kepada mitra bicara orang-orang yang mengerjakan ibadah haji di tempat
pelaksanaan haji. Demikian pula halnya dengan riwayat-riwayat lain yang
telah disebutkan sebelumnya, termasuk hadits `ฤisyah dan selainnya. Seluruhnya merupakan riwayat yang terkait dengan haji wadฤ`. Adapun redaksi hadits: “`ฤชdul Fithri adalah hari dimana manusia berbuka,” atau “`ฤชdul Fithri adalah hari dimana Imam berbuka,” maka itu merupakan periwayatan secara makna, dan hadits asalnya ditujukan bagi orang-orang yang berada di tempat ibadah haji.
Dari penjelasan di atas, kita dapat memahami makna hadits-hadits di atas, bahwa puasa, `ฤชdul Fithri dan `ฤชdul Adlha adalah hari dimana penduduk Mekah dan kawasan sekitarnya melakukan puasa, `ฤชdul Fithri dan `ฤชdul Adlha. Tempat itulah yang menjadi sandaran untuk penetapan hilal, sehingga kaum Muslim dari seluruh penjuru bumi mengikuti mathla` hilal Mekah.
Ini adalah isyarat yang halus terhadap
hikmah dan makna pengkhususan penyebutan haji setelah penyebutan waktu
secara umum pada Firman Allah Ta`ฤlฤ:
َูุณْุฃَََُูููู ุนَِู ุงูุฃَِّููุฉِ ُْูู َِูู ู
ََูุงِููุชُ َِّูููุงุณِ َูุงْูุญَุฌِّ
“Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.” (QS al-Baqarah/2: 189.)
Sekiranya kita (semua)
sependapat dengan pandangan dan pemahaman saya, niscaya kalimat kaum
Muslim bersatu padu dalam penetapan bulan-bulan Islam. Mekah
adalah mata air Islam, tempat turunnya wahyu, dan tempat pertemuan kaum
Muslim setiap tahun, seolah-olah mereka saling berjanji untuk bertemu di
sana. Mekah adalah tempat kaum Muslim saling mengenal dan mencintai. Di
Mekah, terdapat Baytullฤh yang kaum Muslim menghadap kepadanya di dalam
shalat, sebagai simbol persatuan mereka. Dengan demikian, Mekah
merupakan sentral untuk penentuan waktu bagi kaum Muslim.
*******
Wa ba` d:
Pembahasan ini tidaklah saya
tulis melainkan setelah melalui proses perenungan, pemikiran dan
penelitian, berdasarkan metodologi Salaf yang saleh dari kalangan ulama,
(yaitu) untuk mengambil dari Quran dan Sunnah, serta membuang taklid
dan fanatisme. Semoga saya menepati kebenaran, dengan pertolongan dan taufik dari Allah.
Saya kemukakan pembahasan ini untuk
dicermati oleh ulama dan para peneliti. Saya ucapan terima kasih atas
kritik maupun dukungan, yang dengannya kebenaran dan hakikat menjadi
terungkap dan teruji. Saya tidak menutut kecuali agar asas pembahasan
itu adalah Quran dan Sunnah, serta istinbฤth dan fiqh (pemahaman) dari keduanya.
Adapun hanya melontarkan pendapat dengan
pernyataan-pernyataan kosong yang dibangun atas dasar pikiran semata
dan hawa nafsu, sebagaimana yang dilakukan oleh mereka yang menamakan
dirinya sebagai “para pembaharu” (mujaddidลซn), maka yang
demikian itu tidak akan menghasilkan pembahasan ilmiah terperinci untuk
menegakkan kebenaran dan menghilangkan kebatilan.
Adapun berpegang dengan pendapat para
ahli fiqh, yang oleh sebagian mereka disebut sebagai nash, dimana mereka
menyangka bahwa itu menjadi hujjah atas kami dan manusia, maka
pendapat-pendapat tersebut, atau mayoritasnya, berada dalam genggaman
dan penglihatan kami, dan kami tidak mendebat orang-orang yang berhujjah
dengan pendapat itu.
Na`am, saya tidak dapat
menghalangi siapapun untuk berpendapat sesuai kehendaknya. Namun, saya
dapat mencegah pena saya dari sikap ikut-ikutan.
Kepada Allah saya memohon perlindungan dan taufik.
Ditulis oleh,
Ahmad Muhammad Syฤkir – Hakim Syariah
24 Dzul Hijjah 1357 H atau 13 Februari 1939
====================================
Berikut versi teks Arab dari risalah ilmiah tersebut (didapat dari internet, dengan sedikit editing dari versi scan-nya):
ุฃูุงุฆู ุงูุดููุฑ ุงูุนุฑุจูุฉ ูู ูุฌูุฒ ุดุฑุนุงً ุฅุซุจุงุชูุง ุจุงูุญุณุงุจ ุงููููู
ูุชุจู ุงูุดูุฎ ุฃุญู
ุฏ ู
ุญู
ุฏ ุดุงูุฑ ุฑุญู
ู ุงููู ุชุนุงูู
__________________________
ุจุณู
ุงููู ุงูุฑุญู
ู ุงูุฑุญูู
ุซุจุช ูู ู
ุตุฑ ูุฏู ุงูู
ุญูู
ุฉ ุงูุนููุง
ุงูุดุฑุนูุฉ ุฃู ุฃูู ุดูุฑ ุฐู ุงูุญุฌุฉ ู
ู ูุฐุง ุงูุนุงู
(ุณูุฉ 1357ูู) ููู
ุงูุณุจุช، ููุงู
ุนูุฏ ุงูุฃุถุญู ููู
ุงูุงุซููู (30 ููุงูุฑ ุณูุฉ 1939ู
).
ุจุนุฏ ุจุถุนุฉ ุฃูุงู
، ูุดุฑ ูู ุงูู
ูุทู
ุฃู ุญููู
ุฉ ุงูู
ู
ููุฉ ุงูุนุฑุจูุฉ ุงูุณุนูุฏูุฉ ูู
ูุซุจุช ุนูุฏูุง ุงู ุงูุณุจุช ุฃูู ุฐู ุงูุญุฌุฉ،
ูุตุงุฑ ุฃููู ุงูุฃุญุฏ، ููุงู ูููู ุงูุญุฌูุฌ ุจุนุฑูุฉ ููู
ุงูุงุซููู، ูุงูุนูุฏ ููู
ุงูุซูุงุซุงุก
(31 ููุงูุฑ ุณูุฉ 1939ู
).
ููู ููู
ุงูุฌู
ุนุฉ 21 ุฐู ุงูุญุฌุฉ (10
ูุจุฑุงูุฑ ุณูุฉ 1939ู
) ูุดุฑุช ุฌุฑูุฏุฉ ุงูุจูุงุบ ุนู ู
ุฑุงุณููุง ูู ุจูู
ุจุงู ุงุญุชูููุง ุจุนูุฏ
ุงูุฃุถุญู ูู ูุฐุง ุงูุนุงู
“ููู
ุงูุฃุฑุจุนุงุก، ุฎูุงูุงً ูู
ุง ุฃุนูู ูู ุงูู
ู
ุงูู ุงูุฅุณูุงู
ูุฉ
ุงูุฃุฎุฑู”. ูู
ุนูู ูุฐุง ุฃูู ูู
ูุซุจุช ูุฏู ู
ุณูู
ู ุงูููุฏ ุงู ุฃูู ุงูุดูุฑ ุงูุณุจุช ููุง
ุงูุฃุญุฏ، ูุงุนุชุจุฑูุง ุฃููู ููู
ุงูุงุซููู.
ูููุฐุง ูู ุฃูุซุฑ ุงุดูุฑ ุงูู
ูุงุณู
،
ูุชุฑุงุกู ุงููุงุณ ุงูููุงู ูู ุงูุจูุงุฏ ุงูุฅุณูุงู
ูุฉ، ููุฑู ูู ุจูุฏ ููุง ูุฑู ูู ุจูุฏ ุขุฎุฑ،
ุซู
ุชุฎุชูู ู
ูุงุณู
ุงูุนุจุงุฏุงุช ูู ุจูุงุฏ ุงูู
ุณูู
ูู، ูุจูุฏ ุตุงุฆู
ูุจูุฏ ู
ูุทุฑ، ูุจูุฏ ู
ุถุญ
ูุจูุฏ ูุตูู
ุฃููู ุนุฑูุฉ.
ูุฏ ูุชุจ ุงูุนูู
ุงุก ูุงููููุงุก ูู
ุงุซุจุงุช ุงูุงููุฉ ุงุจุญุงุซุงً ููู
ุฉ ูููุณุฉ، ูู ูุชุจ ุงูุชูุณูุฑ ูุงูุญุฏูุซ ูุงูููู ูุบูุฑูุง،
ูุงุชููุช ููู
ุชูู
– ุฃู ูุงุฏุช – ุนูู ุงู ุงูุนุจุฑุฉ ูู ุซุจูุช ุงูุดูุฑ ุจุงูุฑุคูุฉ ูุญุฏูุง،
ูุฃูู ูุง ูุนุชุจุฑ ุญุณุงุจ ู
ูุงุฒู ุงููู
ุฑ ููุง ุญุณุงุจ ุงูู
ูุฌู
، ุฅูุง ุดูุฆุงً ูุญูู ูู ู
ุฐูุจ
ุงูุดุงูุนู: ุฃูู ูุฌูุฒ ููุญุงุณุจ ุฃู ุงูู
ูุฌู
ุงู ูุนู
ู ูู ููุณู ุจุญุณุงุจู، ูุงูุง ุดูุฆุงً
ุขุฎุฑ ุนูุฏูู
: ุฃูู ูุฌูุฒ ูุบูุฑูู
ุง ุชูููุฏูู
ุง، ุฃู ูุฌูุฒ ุชูููุฏ ุงูุญุงุณุจ ุฏูู ุงูู
ูุฌู
.
[ุงูุธุฑ: ุงูู
ุฌู
ูุน ูููููู (ุฌ 1 ุต 279 – 280).]
ูุงูุนู
ุฏุฉ ูู ุงูุจุงุจ ุงูุฃุญุงุฏูุซ
ุงูุตุญูุญุฉ ุงูุชู ูุง ุดู ูู ุตุญุชูุง: “ุตูู
ูุง ูุฑุคูุชู ูุงูุทุฑูุง ูุฑุคูุชู، ูุฅู ุบู
ุนูููู
ูุฃูู
ููุง ุดุนุจุงู ุซูุงุซูู”. “ูุงุชุตูู
ูุง ุญุชู ุชุฑูุง ุงูููุงู ููุง ุชูุทุฑูุง ุญุชู ุชุฑูู ูุฅู
ุบู
ุนูููู
ูุงูุฏุฑูุง ูู”. ูู
ุง ุฌุงุก ูู ูุฐุง ุงูู
ุนูู ู
ู ุงููุงุธ ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุตุญูุญุฉ.
[ุงูุธุฑ ุตุญูุญ ุงูุจุฎุงุฑู (ุฌ 3 ุต 27 – 28 ู
ู ุงูุทุจุนุฉ ุงูุณูุทุงููุฉ)، ูููู ุงูุฃูุทุงุฑ (ุฌ 4
ุต 258 – 267)، ููุตุจ ุงูุฑุงูุฉ (ุฌ 2 ุต 437 – 440) ูุทุฑุญ ุงูุชุซุฑูุจ (ุฌ 6 ุต 111 –
114).]
ุซู
ุงุฎุชูู ุงูุนูู
ุงุก: ูู ูุนุชุจุฑ
ุงุฎุชูุงู ุงูู
ุทุงูุน ุฃู ูุง ูุนุชุจุฑ؟ ุฃู ุงูู ุงุฐุง ุฑุคู ุงูููุงู ูู ุจูุฏ، ูู ูุณุฑู ุญูู
ุงูุฑุคูุฉ ูุซุจูุช ุงูุดูุฑ ุนูู ุบูุฑู ู
ู ุงูุจูุงุฏ، ูุงู ุจุนุฏ ู
ุง ุจูููุง، ูุงู ุงุฎุชูู
ุงูู
ุทูุน ูู ูู ู
ููู
ุง؟ ุงู ูููู ููู ุจูุฏ ุฑุคูุชู، ููููู ูู ู
ุตุฑ ุนูู ุบูุฑ ู
ุง ูู
ุงูุญุฌุงุฒ ุฃู ุงูุนุฑุงู ุฃู ูุญู ุฐูู؟
ุงู
ุง ุงูุดุงูุนูุฉ ูุฅููู
ุฐูุจูุง ุงูู
ุงู ููู ุจูุฏ ุฑุคูุชูู
، ุนูู ุฎูุงู ุนูุฏูู
ููู
ุง ูุนุชุจุฑ ุจู ุงูุจุนุฏ ูุงููุฑุจ: ุฃูู ุงุฎุชูุงู
ุงูู
ุทุงูุน، ุฃู
ุงุชุญุงุฏ ุงูุงูุงููู
ูุงุฎุชูุงููุง، ุฃู
ู
ุณุงูุฉ ุงููุตุฑ؟!
ูุงู ุงููููู ูู ุงูู
ุฌู
ูุน ุจุนุฏ ุงู
ูุตّู ุฐูู[1]: “ูุฑุน ูู ู
ุฐุงูุจ ุงูุนูู
ุงุก ููู
ุง ุฅุฐุง ุฑุฃู ุงูููุงู ุฃูู ุจูุฏ ุฏูู
ุบูุฑูู
: ูุฏ ุฐูุฑูุง ุชูุตูู ู
ุฐูุจูุง. ูููู ุงุจู ุงูู
ูุฐุฑ ุนู ุนูุฑู
ุฉ ูุงููุงุณู
ูุณุงูู
ูุงุณุญุงู ุจู ุฑุงูููู: ุงูู ูุง ููุฒู
ุบูุฑ ุงูู ุจูุฏ ุงูุฑุคูุฉ، ูุนู ุงูููุซ ูุงูุดุงูุนู
ูุฃุญู
ุฏ: ููุฒู
، ูุงู: ููุง ุฃุนูู
ู ุฅูุง ููู ุงูู
ุฏูู ูุงููููู. ูุนูู ู
ุงููุงً ูุฃุจุง
ุญูููุฉ[2]“.
[1. ุงูู
ุฌู
ูุน (ุฌ 6 ุต 273 – 274).]
[2. ุงูุธุฑ ุฃูุถุง ู
ุนุงูู
ุงูุณูู ููุฎุทุงุจู (ุฌ 2 ุต 98) ูุชูุณูุฑ ุงููุฑุทุจู (ุฌ 2 ุต 274 – 276).]
ููุฏ ูุซุฑ ุงูููุงู
ูู ูุฐู ุงูุณููู
ูู ูุฐุง ุงูู
ุนูู ูุชูุฑุฑ، ู
ู ุฃุฌู ุณุฑุนุฉ ุงูุงุชุตุงู ุจูู ุงูุทุงุฑ ุงูุฃุฑุถ، ุจู
ุง ุงุณุชุญุฏุซ ู
ู
ุงูุชูุบุฑุงู ูุงูุชููููู ุฃููุงً، ุซู
ุจุงูุฑุงุฏูู ุฃุฎูุฑุงً. ูุตุงุฑุช ุจูุงุฏ ุงูุงุณูุงู
ูุฃููุง
ุจูุฏ ูุงุญุฏ ูู ูุตูู ุงูุงุฎุจุงุฑ ุจุฅุซุจุงุช ุงูุดูุฑ ููููู، ููุฑู ุงููุงุณ ุงู ูุฐุง ุงูุงุถุทุฑุงุจ
ูู ู
ุณุงุฆู ุดุฑุนูุฉ ูุงู
ุฉ ู
ุคูุชุฉ ุจูููุช ุณูููุฉ ุฃู ุดูุฑูุฉ، ู
ู
ุง ูุง ูุตุจุฑูู ุนูู ุจูุงุฆู.
ููุญุงูููู ุงู ูุฎุฑุฌูุง ู
ูู، ู
ุง ูุฌุฏูุง ูุชูุญูุฏ ุงูููู
ุฉ ูููุง ุณุจููุงً.
ูุงุฐูุฑ ุงูู ุฌุงุก ูู ุงูุนุงู
ุงูู
ุงุถู
ุฃู ูุจูู ุณุคุงู ู
ูุตู ูู ูุฐุง ุงูู
ุนูู ู
ู ุงูููุฏ ุงูู ู
ุดูุฎุฉ ุงูุงุฒูุฑ ุงูุดุฑูู، ูุงุฑุณูุช
ุงูู
ุดูุฎุฉ ูุณุฎุงً ู
ูู ุงูู ุฌู
ุงุนุฉ ูุจุงุฑ ุงูุนูู
ุงุก، ููุฌูุจ ูู ู
ู ุญุถุฑุงุชูู
ุจู
ุง ูุฑุงู
ุงู ูุนูู
ู، ูุฌุงุกุช ูุณุฎุชู ุงูู ูุงูุฏ، ููุง ุงุฏุฑู ู
ุงุฐุง ูุงู ู
ู ุดุฃู ุงูุณุคุงู ุจุนุฏ ุฐูู.
ุฃู
ุง ูุงูุฏู ููุฏ ุญุจุณู ุงูู
ุฑุถ ุนู ุงูุชุตุฑู ุจุงูููู ุงู ุจุงููุชุงุจุฉ، ุดูุงู ุงููู.
ููุฏ ุงุฏุฑุช ูุฐุง ุงูุจุญุซ ูู ููุฑู
ุทูููุงً، ุจุนุฏ ุงู ุจุฏุง ูู ููู ุฑุฃู، ุฃุฑุฌู ุงู ูููู ุตูุงุจุงً، ุซู
ุฌุงุก ุงูุฎูุงู ูู ูุฐุง
ุงูุนุงู
ูู ููู
ุนุฑูุฉ، ููู ููู
ุงูุญุฌ ุงูุฃูุจุฑ، ููู ุงุนุธู
ุงูู
ูุงุณู
ุงูุงุณูุงู
ูุฉ،
ูุดูุฑ ุฐู ุงูุญุฌุฉ ุฃุฎุทุฑ ุงูุดููุฑ ุงุซุฑุงً، ุงุฐ ุงู ููู
ุนุฑูุฉ، ููู ุงูููู
ุงูุชุงุณุน ู
ูู:
ุธุฑู ู
ุญุฏูุฏ ูุฃุฏุงุก ุฑูู ุงูุญุฌ، ููู ุงููููู ุจุนุฑูุฉ، ููู ูุง ูุฏูุฑ ุฅูุง ู
ุฑุฉ ูุงุญุฏุฉ ูู
ุงูุณูุฉ،ูุฃูุซุฑ ุงูุญุฌุงุฌ ูุง ูุญุฌูู ุงูุง ู
ุฑุฉ ูุงุญุฏุฉ ูู ุงูุนู
ุฑ، ููุนููู
ุงู ุงุฎุทุฃูู
ุงููููู ูู ููู
ู ุงูุญูููู ูุฎุดูู ุฃู ูุง ูููููุง ูุฏ ุฃุฏูุง ุงููุฑูุถุฉ ุนู ุงููุณูู
.
ููุงู ูุฐุง ุญุงูุฒุงً ูู ุนูู ูุชุงุจุฉ
ู
ุง ุฑุฃูุชู ูู ุงุซุจุงุช ุงูุงููุฉ، ูุงุนุฑุถู ุนูู ุงูู ุงูุนูู
ูุงููุธุฑ، ู
ู ุงููููุงุก
ูุงูู
ุญุฏุซูู ูุบูุฑูู
، ูู ุงูุญุงุก ุงูุนุงูู
ุงูุงุณูุงู
ู.
ูู
ู
ุง ูุง ุดู ููู ุงู ุงูุนุฑุจ ูุจู
ุงูุงุณูุงู
ููู ุตุฏุฑ ุงูุงุณูุงู
ูู
ูููููุง ูุนุฑููุงู ุงูุนููู
ุงูููููุฉ ู
ุนุฑูุฉ ุนูู
ูุฉ
ุฌุงุฒู
ุฉ، ูุงููุง ุฃู
ุฉ ุงู
ููู، ูุง ููุชุจูู ููุง ูุญุณุจูู، ูู
ู ุดุฏุง ู
ููู
ุดูุฆุงً ู
ู ุฐูู
ูุฅูู
ุง ูุนุฑู ู
ุจุงุฏุฆ ุฃู ูุดูุฑุงً، ุนุฑููุง ุจุงูู
ูุงุญุธุฉ ูุงูุชุชุจุน، ุงู ุจุงูุณู
ุงุน ูุงูุฎุจุฑ،
ูู
ุชุจู ุนูู ููุงุนุฏ ุฑูุงุถูุฉ، ููุง ุนูู ุจุฑุงููู ูุทุนูุฉ ุชุฑุฌุน ุงูู ู
ูุฏู
ุงุช ุฃูููุฉ
ูููููุฉ، ููุฐูู ุฌุนู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ู
ุฑุฌุน ุงุซุจุงุช ุงูุดูุฑ ูู
ุนุจุงุฏุชูู
ุงูู ุงูุงู
ุฑ ุงููุทุนู ุงูู
ุดุงูุฏ، ุงูุฐู ูู ูู ู
ูุฏูุฑ ูู ูุงุญุฏ ู
ููู
، ุฃู ูู
ู
ูุฏูุฑ ุฃูุซุฑูู
، ููู ุฑุคูุฉ ุงูููุงู ุจุงูุนูู ุงูู
ุฌุฑุฏุฉ، ูุฅู ูุฐุง ุงุญูู
ูุงุถุจุท ูู
ูุงููุช
ุดุนุงุฆุฑูู
ูุนุจุงุฏุงุชูู
، ููู ุงูุฐู ูุตู ุงููู ุงููููู ูุงูุซูุฉ ู
ู
ุง ูู ุงุณุชุทุงุนุชูู
.
ููุง ูููู ุงููู ููุณุงً ุงูุง ูุณุนูุง.
ููู
ููู ู
ู
ุง ููุงูู ุญูู
ุฉ ุงูุดุงุฑุน
ุงู ูุฌุนู ู
ูุงุท ุงูุงุซุจุงุช ูู ุงูุฃููุฉ ุงูุญุณุงุจ ูุงูููู، ููู
ูุง ูุนุฑููู ุดูุฆุงً ู
ู ุฐูู
ูู ุญูุงุถุฑูู
، ููุซูุฑ ู
ููู
ุจุงุฏูู ูุง ุชุตู ุงูููู
ุงูุจุงุก ุงูุญูุงุถุฑ، ุฅูุง ูู ูุชุฑุงุช
ู
ุชูุงุฑุจุฉ ุญููุงً ูู
ุชุจุงุนุฏุฉ ุฃุญูุงูุงً. ููู ุฌุนูู ููู
ุจุงูุญุณุงุจ ูุงูููู ูุงุนูุชูู
، ููู
ูุนุฑูู ู
ููู
ุงูุง ุงูุดุงุฐ ูุงููุงุฏุฑ ูู ุงูุจูุงุฏู، ุนู ุณู
ุงุน ุงู ูุตู ุงูููู
، ููู
ูุนุฑูู ุฃูู ุงูุญูุงุถุฑ ุงูุง ุชูููุฏุงً ูุจุนุถ ุฃูู ุงูุญุณุงุจ، ูุฃูุซุฑูู
ุฃู ูููู
ู
ู ุฃูู
ุงููุชุงุจ.
ุซู
ูุชุญ ุงูู
ุณูู
ูู ุงูุฏููุง. ูู
ูููุง
ุฒู
ุงู
ุงูุนููู
، ูุชูุณุนูุง ูู ูู ุฃููุงููุง، ูุชุฑุฌู
ูุง ุนููู
ุงูุฃูุงุฆู، ููุจุบูุง ูููุง،
ููุดููุง ูุซูุฑุงً ู
ู ุฎุจุงูุงูุง، ูุญูุธูุง ูู
ู ุจุนุฏูู
، ูู
ููุง ุนููู
ุงูููู ูุงูููุฆุฉ
ูุญุณุงุจ ุงููุฌูู
[1.].
[1. ุงูุธุฑ ูุชุงุจ (ุนูู
ุงูููู ูุชุงุฑูุฎู ุนูุฏ ุงูุนุฑุจ ููุฃุณุชุงุฐ ููููู) ุทุจุนุฉ ุฑูู
ุฉ ุณูุฉ 1911.]
ููุงู ุฃูุซุฑ ุงููููุงุก ูุงูู
ุญุฏุซูู ูุง
ูุนุฑููู ุนููู
ุงูููู، ุฃููู
ูุนุฑููู ุจุนุถ ู
ุจุงุฏุฆูุง، ููุงู ุจุนุถูู
، ุฃู ูุซูุฑ ู
ููู
ูุง
ูุซู ุจู
ู ูุนุฑููุง ููุง ูุทู
ุฆู ุงููู، ุจู ูุงู ุจุนุถูู
ูุฑู
ู ุงูู
ุดุชุบู ุจูุง ุจุงูุฒูุบ
ูุงูุงุจุชุฏุงุน، ุธูุงً ู
ูู ุฃู ูุฐู ุงูุนููู
ูุชูุตู ุจูุง ุฃูููุง ุงูู ุงุฏุนุงุก ุงูุนูู
ุจุงูุบูุจ
( ุงูุชูุฌูู
)، ููุงู ุจุนุถูู
ูุฏุนู ุฐูู ูุนูุงً، ูุฃุณุงุก ุงูู ููุณู ูุฅูู ุนูู
ู،
ูุงููููุงุก ู
ุนุฐูุฑูู. ูู
ู ูุงู ู
ู ุงููููุงุก ูุงูุนูู
ุงุก ูุนุฑู ูุฐู ุงูุนููู
ูู
ููู
ุจู
ุณุชุทูุน ุงู ูุญุฏุฏ ู
ููููุง ุงูุตุญูุญ ุจุงููุณุจุฉ ุงูู ุงูุฏูู ูุงูููู، ุจู ูุงู ูุดูุฑ
ุงูููุง ุนูู ุชุฎٍّูู.
ูุงูุธุฑ – ู
ุซูุงً – ุงูู ุชูู ุงูุฏูู
ุงูุณุจูู، ูุฐูุฑ ูู ูุชุงููู [ุฌ 1 ุต 219 - 220] ุงู ุงูุญุณุงุจ ุฅุฐุง ุฏู ุจู
ูุฏู
ุงุช ูุทุนูุฉ
ุนูู ุนุฏู
ุงู
ูุงู ุฑุคูุฉ ุงูููุงู ูู
ููุจู ููู ุดูุงุฏุฉ ุงูุดููุฏ، ูุชุญู
ู ุนูู ุงููุฐุจ ุงู
ุงูุบูุท، ุซู
ูููู: “ูุฃู ุงูุญุณุงุจ ูุทุนู، ูุงูุดูุงุฏุฉ ูุงูุฎุจุฑ ุธููุงู، ูุงูุธู ูุง ูุนุงุฑุถ
ุงููุทุน، ูุถูุงً ุนู ุฃู ููุฏู
ุนููู، ูุงูุจููุฉ ุดุฑุทูุง ุฃู ูููู ู
ุง ุดูุฏุช ุจู ู
ู
ููุงً
ุญุณุงً ูุนููุงً ูุดุฑุนุงً، ูุฅุฐุง ูุฑุถ ุฏูุงูุฉ ุงูุญุณุงุจ ูุทุนุงً ุนูู ุนุฏู
ุงูุงู
ูุงู ุงุณุชุญุงู
ุงููุจูู ุดุฑุนุงً، ูุงุณุชุญุงูุฉ ุงูู
ุดููุฏ ุจู، ูุงูุดุฑุน ูุง ูุฃุชู ุจุงูู
ุณุชุญููุงุช”. ุซู
ูููู
ุจุนุฏ ุฐูู: “ูุงุนูู
ุงูู ููุณ ู
ู ู
ุฑุงุฏูุง ุจุงููุทุน ูููุง ุงูุฐู ูุญุตู ุจุงูุจุฑูุงู ุงูุฐู
ู
ูุฏู
ุงุชู ูููุง ุนูููุฉ، ูุฅู ุงูุญุงู ููุง ููุณ ูุฐูู، ูุงูู
ุง ูู ู
ุจูู ุนูู ุงุฑุตุงุฏ
ูุชุฌุงุฑุจ ุทูููุฉ، ูุชุณููุฑ ู
ูุงุฒู ุงูุดู
ุณ ูุงููู
ุฑ، ูู
ุนุฑูุฉ ุญุตูู ุงูุถูุก ุงูุฐู ููู.
ุจุญูุซ ูุชู
ูู ุงููุงุณ ู
ู ุฑุคูุชู، ูุงููุงุณ ูุฎุชูููู ูู ุญุฏุฉ ุงูุจุตุฑ”. ุงูู ุขุฎุฑ ููุงู
ู.
ูุงูุธุฑ ุงูู ุงูุฅู
ุงู
ุงููุจูุฑ ุชูู
ุงูุฏูู ุจู ุฏููู ุงูุนูุฏ[1] ูููู ูู ุดุฑุญ ุนู
ุฏุฉ ุงูุงุญูุงู
(ุฌ 2 ุต 206): “ูุงูุฐู ุฃููู
ุจู ุงู ุงูุญุณุงุจ ูุง ูุฌูุฒ ุงู ูุนุชู
ุฏ ุนููู ูู ุงูุตูู
ุจู
ูุงุฑูุฉ ุงููู
ุฑ ููุดู
ุณ، ุนูู ู
ุง
ูุฑุงู ุงูู
ูุฌู
ูู ู
ู ุชูุฏู
ุงูุดูุฑ ุจุงูุญุณุงุจ ุนูู ุงูุดูุฑ ุจุงูุฑุคูุฉ ุจููู
ุงู ููู
ูู،
ูุฅู ุฐูู ุงุญุฏุงุซ ูุณุจุจ ูู
ูุดุฑุนู ุงููู ุชุนุงูู، ูุฃู
ุง ุงุฐุง ุฏู ุงูุญุณุงุจ ุนูู ุงู ุงูููุงู
ูุฏ ุทูุน ู
ู ุงูุงูู ุนูู ูุฌู ูุฑู ูููุง ูุฌูุฏ ุงูู
ุงูุน، ูุงูุบูู
ู
ุซูุงً -: ููุฐุง
ููุชุถู ุงููุฌูุจ، ููุฌูุฏ ุงูุณุจุจ ุงูุดุฑุนู، ูููุณ ุญูููุฉ ุงูุฑุคูุฉ ุจู
ุดุฑูุทุฉٍ ูู ุงููุฒูู
،
ูุฃู ุงูุงุชูุงู ุนูู ุงู ุงูู
ุญุจูุณ ูู ุงูู
ุทู
ูุฑุฉ ุงุฐุง ุนูู
ุจุงูุญุณุงุจ ุจุงูู
ุงู ุงูุนุฏุฉ، ุฃู
ุจุงูุงุฌุชูุงุฏ ุจุงูุฃู
ุงุฑุงุช، ุงู ุงูููู
ู
ู ุฑู
ุถุงู: ูุฌุจ ุนููู ุงูุตูู
، ูุฅู ูู
ูุฑ ุงูููุงู
ููุง ุฃุฎุจุฑู ู
ู ุฑุขู”.
[1. ูุงู ู
ู ุฃุฆู
ุฉ ุงูู
ุงูููุฉ
ูุงูุดุงูุนูุฉ، ููู ุนู
ุฏุฉ ูู ุงูู
ุฐูุจูู، ููุฏ ุณูุฉ 625 ูู
ุงุช ุจุงููุงูุฑุฉ ุณูุฉ 702، ููู
ุชุฑุงุฌู
ุฌูุฏุฉ ูุงููุฉ، ูู ุงูุทุงูุน ุงูุณุนูุฏ (ุต 317) ูุชุฐูุฑุฉ ุงูุญูุงุธ (ุฌ 4 ุต 262)
ูููุงุช ุงููููุงุช (ุฌ 2 ุต 305) ูุทุจูุงุช ุงูุดุงูุนูุฉ (ุฌ 2 ุต2).]
ููุฐุง ูุงู ุดุฃููู
، ุงุฐ ูุงูุช ุงูุนููู
ุงูููููุฉ ุบูุฑ ุฐุงุฆุนุฉ ุฐูุนุงู ุงูุนููู
ุงูุฏูููุฉ ูู
ุง ุฅูููุง، ููู
ุชูู ููุงุนุฏูุง ูุทุนูุฉ ุงูุซุจูุช ุนูุฏ ุงูุนูู
ุงุก.
ููุฐู ุงูุดุฑูุนุฉ ุงูุบุฑุงุก ุงูุณู
ุญุฉ،
ุจุงููุฉ ุนูู ุงูุฏูุฑ، ุงูู ุงู ูุฃุฐู ุงููู ุจุงูุชูุงุก ูุฐู ุงูุญูุงุฉ ุงูุฏููุง. ููู ุชุดุฑูุน
ููู ุฃู
ุฉ، ูููู ุนุตุฑ، ููุฐูู ูุฑู ูู ูุตูุต ุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ ุฅุดุงุฑุงุช ุฏูููุฉ ูู
ุง
ูุณุชุญุฏุซ ู
ู ุงูุดุคูู، ูุฅุฐุง ุฌุงุก ู
ุตุฏุงููุง ُูุณّุฑุชْ ูุนูู
ุช، ูุงู َูุณَุฑََูุง
ุงูู
ุชูุฏู
ูู ุนูู ุบูุฑ ุญูููุชูุง.
ููุฏ ุฃุดูุฑ ูู ุงูุณูุฉ ุงูุตุญูุญุฉ ุงูู
ู
ุง ูุญู ุจุตุฏุฏู، ูุฑูู ุงูุจุฎุงุฑู ู
ู ุญุฏูุซ ุงุจู ุนู
ุฑ ุนู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุงูู ูุงู: ” ุฅูุง ุฃู
ุฉ ุฃُู
ّูุฉ، ูุง ููุชุจ ููุง ูุญุณุจ، ุงูุดูุฑ ููุฐุง ูููุฐุง. ูุนูู ู
ุฑุฉ
ุชุณุนุฉ ูุนุดุฑูู، ูู
ุฑุฉ ุซูุงุซูู”.[1] ูุฑูุงู ู
ุงูู ูู ุงูู
ูุทุฃ [ุฌ 1 ุต 269] ูุงูุจุฎุงุฑู
ูู
ุณูู
ูุบูุฑูู
ุง ุจููุธ: ” ุงูุดูุฑ ุชุณุนุฉ ูุนุดุฑูู، ููุง ุชุตูู
ูุง ุญุชู ุชุฑูุง ุงูููุงู، ููุง
ุชูุทุฑูุง ุญุชู ุชุฑูู، ูุฅู ุบู
ّ ุนูููู
ูุงูุฏุฑูุง ูู”.
[1. ุตุญูุญ ุงูุจุฎุงุฑู (ุฌ 3 ุต27 – 28
ู
ู ุงูุทุจุนุฉ ุงูุณูุทุงููุฉ) ูุตุญูุญ ู
ุณูู
(ุฌ 1 ุต 299 ุทุจุนุฉ ุจููุงู) ูุณูู ุฃุจู ุฏุงูุฏ (ุฌ
2 ุต 266 – 267ู
ู ุดุฑุญ ุนูู ุงูู
ุนุจูุฏ) ูุณูู ุงูุชุฑู
ุฐู (ุฌ 1 ุต 302 – 303).]
ููุฏ ุฃุตุงุจ ุนูู
ุงุคูุง ุงูู
ุชูุฏู
ูู
ุฑุญู
ูู
ุงููู ูู ุชูุณูุฑ ู
ุนูู ุงูุญุฏูุซ، ูุงุฎุทุฃูุง ูู ุชุฃูููู، ูู
ู ุงุฌู
ุน ููู ููู
ูู
ุฐูู ููู ุงูุญุงูุธ ุงุจู ุญุฌุฑ[1]: “ุงูู
ุฑุงุฏ ุจุงูุญุณุงุจ ููุง ุญุณุงุจ ุงููุฌูู
ูุชุณููุฑูุง، ููู
ูููููุง ูุนุฑููู ู
ู ุฐูู ุงูุง ุงููุฒุฑ ุงููุณูุฑ. ูุนูู ุงูุญูู
ุจุงูุตูู
ูุบูุฑู ุจุงูุฑุคูุฉ،
ูุฑูุน ุงูุญุฑุฌ ุนููู
ูู ู
ุนุงูุงุฉ ุงูุชุณููุฑ، ูุงุณุชู
ุฑ ุงูุญูู
ูู ุงูุตูู
ููู ุญุฏุซ ุจุนุฏูู
ู
ู ูุนุฑู ุฐูู. ุจู ุธุงูุฑ ุงูุณูุงู ูููู ุชุนููู ุงูุญูู
ุจุงูุญุณุงุจ ุฃุตูุงً. ูููุถุญู ูููู
ูู ุงูุญุฏูุซ ุงูู
ุงุถู: ูุฅู ุบู
ุนูููู
ูุฃูู
ููุง ุงูุนุฏุฉ ุซูุงุซูู. ููู
ููู ูุณููุง ุฃูู
ุงูุญุณุงุจ. ูุงูุญูู
ุฉ ููู ููู ุงูุนุฏุฏ ุนูุฏ ุงูุงุบู
ุงุก ูุณุชูู ููู ุงูู
ููููู، ููุฑุชูุน
ุงูุงุฎุชูุงู ูุงููุฒุงุน ุนููู
. ููุฏ ุฐูุจ ููู
ุงูู ุงูุฑุฌูุน ุงูู ุงูู ุงูุชุณููุฑ ูู ุฐูู،
ููู
ุงูุฑูุงูุถ[2]، ูููู ุนู ุจุนุถ ุงููููุงุก ู
ูุงููุชูู
. ูุงู ุงูุจุงุฌู: ูุงุฌู
ุงุน ุงูุณูู
ุงูุตุงูุญ ุญุฌุฉ ุนูููู
. ููุงู ุงุจู ุจุฒูุฒุฉ: ููู ู
ุฐูุจ ุจุงุทู، ููุฏ ููุช ุงูุดุฑุนูุฉ ุนู
ุงูุฎูุถ ูู ุนูู
ุงููุฌูู
، ูุฃููุง ุญุฏุซ ูุชุฎู
ูู،ููุณ ูููุง ูุทุน ููุง ุธู ุบุงูุจ، ู
ุน ุงูู
ูู ุงุฑุชุจุท ุงูุงู
ุฑ ุจูุง ูุถุงู، ุงุฐ ูุง ูุนุฑููุง ุฅูุง ุงููููู”.
[1. ูุชุญ ุงูุจุงุฑู (ุฌ 4 ุต 107 – 109).]
[2. ูุง ูุฏุฑู ู
ู ุฐุง ูุฑูุฏ ุงูุญุงูุธ
ุจุงูุฑูุงูุถ؟ ุฅู ูุงู ูุฑูุฏ ุงูุดูุนุฉ ุงูุฅู
ุงู
ูุฉ ูุงูุฐู ูุนุฑูู ู
ู ู
ุฐูุจูู
ุฃูู ูุง ูุฌูุฒ
ุงูุฃุฎุฐ ุจุงูุญุณุงุจ ุนูุฏูู
. ูุฅู ูุงู ูุฑูุฏ ูุงุณุง ุขุฎุฑูู ููุง ูุฏุฑู ู
ู ูู
!]
ููุฐุง ุงูุชูุณูุฑ ุตูุงุจ، ูู ุฃู
ุงูุนุจุฑุฉ ุจุงูุฑุคูุฉ ูุง ุจุงูุญุณุงุจ، ูุงูุชุฃููู ุฎุทุฃ، ูู ุงูู (ูู ุญุฏุซ ู
ู ูุนุฑู ุฐูู
ุงุณุชู
ุฑ ุงูุญูู
ูู ุงูุตูู
)، ูุฃู ุงูุฃู
ุฑ ุจุงุนุชู
ุงุฏ ุงูุฑุคูุฉ ูุญุฏูุง ุฌุงุก ู
ุนููุงً ุจุนูุฉ
ู
ูุตูุตุฉ، ููู ุงู ุงูุฃู
ุฉ ” ุฃู
ูุฉ ูุง ุชูุชุจ ููุง ุชุญุณุจ”، ูุงูุนูุฉ ุชุฏูุฑ ู
ุน ุงูู
ุนููู
ูุฌูุฏุงً ูุนุฏู
ุงً، ูุฅุฐุง ุฎุฑุฌุช ุงูุฃู
ุฉ ุนู ุงู
ูุชูุง، ูุตุงุฑุช ุชูุชุจ ูุชุญุณุจ، ุฃูู ุตุงุฑุช ูู
ู
ุฌู
ูุนูุง ู
ู
ู ูุนุฑู ูุฐู ุงูุนููู
، ูุฃู
ูู ุงููุงุณ – ุนุงู
ุชูู
ูุฎุงุตุชูู
– ุงู ูุตููุง ุงูู
ุงููููู ูุงููุทุน ูู ุญุณุงุจ ุฃูู ุงูุดูุฑ، ูุงู
ูู ุงู ูุซููุง ุจูุฐุง ุงูุญุณุงุจ ุซูุชูู
ุจุงูุฑุคูุฉ ุฃู ุฃููู، ุฅุฐุง ุตุงุฑ ูุฐุง ุดุฃููู
ูู ุฌู
ุงุนุชูู
ูุฒุงูุช ุนูุฉ ุงูุฃู
ูุฉ: ูุฌุจ ุงู
ูุฑุฌุนูุง ุงูู ุงููููู ุงูุซุงุจุช، ูุฃู ูุฃุฎุฐูุง ูู ุงุซุจุงุช ุงูุงููุฉ ุจุงูุญุณุงุจ ูุญุฏู، ูุฃู
ูุง ูุฑุฌุนูุง ุงูู ุงูุฑุคูุฉ ุฅูุง ุญูู ูุณุชุนุตู ุนูููู
ุงูุนูู
ุจู، ูู
ุง ุงุฐุง ูุงู ูุงุณ ูู
ุจุฏุงูุฉ ุฃู ูุฑูุฉ، ูุง ุชุตู ุงูููู
ุงูุงุฎุจุงุฑ ุงูุตุญูุญุฉ ุงูุซุงุจุชุฉ ุนู ุฃูู ุงูุญุณุงุจ.
ูุงุฐุง ูุฌุจ ุงูุฑุฌูุน ุงูู ุงูุญุณุงุจ
ูุญุฏู ุจุฒูุงู ุนูุฉ ู
ูุนู، ูุฌุจ ุงูุถุงً ุงูุฑุฌูุน ุงูู ุงูุญุณุงุจ ุงูุญูููู ููุฃููุฉ، ูุงุทّุฑุงุญ
ุงู
ูุงู ุงูุฑุคูุฉ ูุนุฏู
ุงู
ูุงููุง، ููููู ุฃูู ุงูุดูุฑ ุงูุญูููู ุงููููุฉ ุงูุชู ูุบูุจ
ูููุง ุงูููุงู ุจุนุฏ ุบุฑูุจ ุงูุดู
ุณ، ููู ุจูุญุธุฉ ูุงุญุฏุฉ.
ููุฐู ุจูุฏูุง – ู
ุตุฑ – ูููุง ู
ุฑุตุฏ
ู
ู ุงุนุธู
ุงูู
ุฑุงุตุฏ، ููููุง ุนูู
ุงุก ุจุงูููู ูุงูููุฆุฉ، ู
ู ุงูุงุฒูุฑููู ูุบูุฑูู
، ู
ู
ู
ูุณุชุทูุนูู ุงู ูุญุณุจูุง ุญุณุงุจ ุงููู
ุฑ ุญูู ูุบูุจ ุจุนุฏ ุงูุดู
ุณ ููู ุจูุญุธุฉ، ูู ูู ููุช
ููู ุดูุฑ، ููุญูู
ูุง ูู ุฐูู ุงูุญูู
ุงููุงุทุน ุงูุฌุงุฒู
، ุงูู
ูุฌุจ ูููููู ุนูุฏ ุงูู
ุงูุนูู
. ูู
ุงุฐุง ุนูููุง ู
ู ุจุฃุณ ุงุฐุง ุฑุฌุนูุง ูููููู
ูุนูู
ูู
، ููุซููุง ุจุญุณุงุจูู
ูู
ุฐูู، ุซูุชูุง ุจุญุณุงุจูู
ูู ู
ูุงููุช ุงูุตูุงุฉ ูุบูุฑูุง ู
ู ุงูุนุจุงุฏุงุช؟ ูุซูุชูุง ุจุฃุฎุจุงุฑ
ุงูุชูุบุฑุงู ูุงูุชูููู ูุงูุฑุงุฏูู ูู ุงุซุจุงุช ุงูููุงู ุจุงูุฑุคูุฉ ู
ู ุฃู ุจูุฏ ู
ู ุจูุฏุงู
ู
ุตุฑ ุฃู ุงูุณูุฏุงู ุฃู ุบูุฑูู
ุง؟
ููุฏ ูุงู ููุงุณุชุงุฐ ุงูุฃูุจุฑ ุงูุดูุฎ
ุงูู
ุฑุงุบู، ู
ูุฐ ุงูุซุฑ ู
ู ุนุดุฑ ุณููู، ุญูู ูุงู ุฑุฆูุณ ุงูู
ุญูู
ุฉ ุงูุนููุง ุงูุดุฑุนูุฉ – :
ุฑุฃู ูู ุฑุฏ ุดูุงุฏุฉ ุงูุดููุฏ، ุฅุฐุง ูุงู ุงูุญุณุงุจ ููุทุน ุจุนุฏู
ุงู
ูุงู ุงูุฑุคูุฉ، ูุงูุฑุฃู
ุงูุฐู ูููุชู ููุง ุนู ุชูู ุงูุฏูู ุงูุณุจูู، ูุฃุซุงุฑ ุฑุฃูู ูุฐุง ุฌุฏุงูุงً ุดุฏูุฏุงً، ููุงู
ูุงูุฏู ูููุช ุงูุง ูุจุนุถ ุงุฎูุงูู ู
ู
ู ุฎุงูู ุงูุงุณุชุงุฐ ุงูุฃูุจุฑ ูู ุฑุฃูู. ููููู ุงุตุฑุญ
ุงูุขู ุจุฃูู ูุงู ุนูู ุตูุงุจ، ูุงุฒูุฏ ุนููู ูุฌูุจ ุงุซุจุงุช ุงูุฃููุฉ ุจุงูุญุณุงุจ، ูู ูู
ุงูุฃุญูุงู، ุงูุง ูู
ู ุงุณุชุนุตู ุนููู ุงูุนูู
ุจู.
ูู
ุง ูุงู ูููู ูุฐุง ุจุฏุนุงً ู
ู
ุงูุฃููุงู: ุงู ูุฎุชูู ุงูุญูู
ุจุงุฎุชูุงู ุงุญูุงู ุงูู
ููููู، ูุฅู ูุฐุง ูู ุงูุดุฑูุนุฉ ูุซูุฑ،
ูุนุฑูู ุฃูู ุงูุนูู
ูุบูุฑูู
. ูู
ู ุงู
ุซูุฉ ุฐูู ูู ู
ุณุฃูุชูุง ูุฐู: ุงู ุงูุญุฏูุซ ” ูุฅู
ุบู
ุนูููู
ูุงูุฏุฑูุง ูู” ูุฑุฏ ุจุงููุงุธ ุฃุฎุฑ، ูู ุจุนุถูุง ” ูุฅู ุบู
ุนูููู
ูุฃูู
ููุง
ุงูุนุฏุฉ ุซูุงุซูู”. ููุณุฑ ุงูุนูู
ุงุก ุงูุฑูุงูุฉ ุงูู
ุฌู
ูุฉ “ูุงูุฏุฑูุง ูู” ุจุงูุฑูุงูุฉ
ุงูู
ูุณุฑุฉ “ูุงููู
ูุง ุงูุนุฏุฉ”، ูููู ุงู
ุงู
ุนุธูู
ุงً ู
ู ุฃุฆู
ุฉ ุงูุดุงูุนูุฉ، ุจู ูู ุงู
ุงู
ูู
ูู ููุชู، ููู ุงุจู ุงูุนุจุงุณ ุงุญู
ุฏ ุจู ุนู
ุฑ ุณุฑูุฌ[1]، ุฌู
ุน ุจูู ุงูุฑูุงูุชูู ูู ุญุงููู
ู
ุฎุชูููู: ุฃู ูููู ” ูุงูุฏุฑูุง ูู” ู
ุนูุงู: ูุฏุฑูู ุจุญุณุจ ุงูู
ูุงุฒู، ูุงูู ุฎุทุงุจ ูู
ู
ุฎุตู ุงููู ุจูุฐุง ุงูุนูู
. ูุฃู ูููู ” ูุฃูู
ููุง ุงูุนุฏุฉ”: ุฎุทุงุจ ููุนุงู
ุฉ[2].
[1. (ุณุฑูุฌ) ุจุงูุณูู ุงูู
ูู
ูุฉ
ุงูู
ุถู
ูู
ุฉ ูุขุฎุฑู ุฌูู
، ูููุชุจ ุฎุทุฃ ูู ูุซูุฑ ู
ู ุงููุชุจ ุงูู
ุทุจูุนุฉ (ุดุฑูุญ) ุจุงูุดูู
ูุงูุญุงุก، ููู ุชุตุญูู. ูุฃุจู ุงูุนุจุงุณ ูุฐุง ุชููู ุณูุฉ 306 ููู ู
ู ุชูุงู
ูุฐ ุฃุจู ุฏุงูุฏ
ุตุงุญุจ ุงูุณูู. ููุงู ูู ุดุฃูู ุฃุจู ุฅุณุญุงู ุงูุดูุฑุงุฒู ูู ุทุจูุงุช ุงููููุงุก(ุต 89): "ูุงู
ู
ู ุนุธู
ุงุก ุงูุดุงูุนููู ูุฃุฆู
ุฉ ุงูู
ุณูู
ูู، ููุงู ููุถู ุนูู ุฌู
ูุน ุฃุตุญุงุจ ุงูุดุงูุนู،
ุญุชู ุนูู ุงูู
ุฒูู." ููู ุชุฑุงุฌู
ุฌูุฏุฉ ูู ุชุงุฑูุฎ ุจุบุฏุงุฏ ููุฎุทูุจ (ุฌ 4 ุต 278 – 290)
ูุงุจู ุฎููุงู (ุฌ 1 ุต 21) ูุทุจูุงุช ุงูุดุงูุนูุฉ ูุงุจู ุงูุณุจูู (ุฌ 2 ุต 67 – 96).]
[2. ุงูุธุฑ ุดุฑุญ ุงููุงุถู ุฃุจู ุจูุฑ ุงุจู ุงูุนุฑุจู ุนูู ุงูุชุฑู
ุฐู (ุฌ 3 ุต 207 – 208)، ูุทุฑุญ ุงูุชุซุฑูุจ (ุฌ 4 ุต 111 – 113)، ููุชุญ ุงูุจุงุฑู (ุฌ 4 ุต104).]
ููููู ูุฐุง ููุงุฏ ููุธุฑ ุงูู ููู
ุงุจู ุณุฑูุฌ، ุงูุง ุงูู ุฌุนูู ุฎุงุตุงً ุจู
ุง ุงุฐุง ุบู
ุงูุดูุฑ ููู
ูุฑู ุงูุฑุงุคูู، ูุฌุนู ุญูู
ุงูุงุฎุฐ ุจุงูุญุณุงุจ ููุงูููู، ุนูู ู
ุง ูุงู ูู ููุชู ู
ู ููุฉ ุนุฏุฏ ุงูุนุงุฑููู ุจู، ูุนุฏู
ุงูุซูุฉ ุจููููู
ูุญุณุงุจูู
، ูุจุทุก ูุตูู ุงูุงุฎุจุงุฑ ุงูู ุงูุจูุงุฏ ุงูุฃุฎุฑู، ุงุฐุง ุซุจุช ุงูุดูุฑ
ูู ุจุนุถูุง. ูุงู
ุง ูููู ูุฅูู ููุถู ุจุนู
ูู
ุงูุงุฎุฐ ุจุงูุญุณุงุจ ุงูุฏููู ุงูู
ูุซูู ุจู،
ูุนู
ูู
ุฐูู ุนูู ุงููุงุณ، ุจู
ุง ูุณุฑ ูู ูุฐู ุงูุฃูุงู
ู
ู ุณุฑุนุฉ ูุตูู ุงูุงุฎุจุงุฑ ูุฐููุนูุง.
ููุจูู ุงูุงุนุชู
ุงุฏ ุนูู ุงูุฑุคูุฉ ููุงูู ุงููุงุฏุฑ، ู
ู
ู ูุง ูุตู ุงููู ุงูุงุฎุจุงุฑ، ููุง
ูุฌุฏ ู
ุง ูุซู ุจู ู
ู ู
ุนุฑูุฉ ุงูููู ูู
ูุงุฒู ุงูุดู
ุณ ูุงููู
ุฑ.
ูููุฏ ุฃุฑู ุงู ูููู ูุฐุง ุงุนุฏู ุงูุฃููุงู، ูุงูุฑุจูุง ุงูู ุงูููู ุงูุณููู
، ูุงูู ุงูููู
ุงูุตุญูุญ ููุฃุญุงุฏูุซ ุงููุงุฑุฏุฉ ูู ูุฐุง ุงูุจุงุจ.
ุจููุช ุจุนุฏ ุฐูู ู
ุณุฃูุฉ ุฏูููุฉ، ุชุชูุฑุน ุงูุถุงً ุนูู ู
ุง ุฐูุจูุง ุงููู، ููุฏ ุงุดุฑูุง ุงููู ูู ุงูู ููุงู
ูุง، ููู ู
ุณุฃูุฉ ุงุฎุชูุงู ุงูู
ุทุงูุน:
ูู
ู ุงูู
ุนููู
ุงู ุงูู
ุทุงูุน ุชุฎุชูู
ุจุงุฎุชูุงู ุฎุทูุท ุงูุทูู ูุฎุทูุท ุงูุนุฑุถ، ููู
ุง ูููู ูุฐุง ูู ุงุนุชุจุงุฑ ุงูุดูุฑ ุจุงูุฑุคูุฉ
ูููู ูู ุงุนุชุจุงุฑู ุจุงูุญุณุงุจ. ุงู
ุง ุงููููุงุก ุงูู
ุชูุฏู
ูู ููุฏ ุงุฎุชูููุง ูู ุฐูู ูู
ุง
ุงูุถุญูุง، ุจู ุงูุธุงูุฑ ููุง ู
ู ูููู ุจุนุถ ุงููุงูููู ุงู ุงูุซุฑ ุงููููุงุก ูุง ูุนุชุจุฑูู
ุงุฎุชูุงู ุงูู
ุทุงูุน، ูู
ุง ููู ุงููููู ุนู ุงุจู ุงูู
ูุฐุฑ، ู
ู
ุง ูููู
ู
ูู ุงูู ููู
ุงูุงุฆู
ุฉ ุงูุฃุฑุจุนุฉ ูุงูููุซ ุจู ุณุนุฏ، ูุงู ุงุฎุชูู ุงุชุจุงุนูู
ููู ุจุนุฏ ุฐูู. ููุฐูู ูุงู
ุงููุฑุงูู ูู ุงููุฑูู[1]: ” ุงู ุงูู
ุงูููุฉ ุฌุนููุง ุฑุคูุฉ ุงูููุงู ูู ุจูุฏ ู
ู ุงูุจูุงุฏ
ุณุจุจุงً ููุฌูุจ ุงูุตูู
ุนูู ุฌู
ูุน ุงูุทุงุฑ ุงูุงุฑุถ، ููุงููุชูู
ุงูุญูุงุจูุฉ”. ุซู
ุฑุฌุญ
ุงููุฑุงูู ู
ุง ูุฎุงูู ู
ุฐูุจู، ููู ู
ุงููู، ููุงู: ” ุงุฐุง ุชูุฑุฑ ุงูุงุชูุงู ุนูู ุงู ุงููุงุช
ุงูุตููุงุช ุชุฎุชูู ุจุงุฎุชูุงู ุงูุขูุงู، ูุงู ููู ููู
ูุฌุฑูู
ูุฒูุงููู
ูุบูุฑ ุฐูู ู
ู
ุงูุฃููุงุช: ูููุฒู
ุฐูู ูู ุงูุงููุฉ، ุจุณุจุจ ุงู ุงูุจูุงุฏ ุงูู
ุดุฑููุฉ ุฅุฐุง ูุงู ุงูููุงู
ูููุง ูู ุงูุดุนุงุน ูุจููุช ุงูุดู
ุณ ุชุชุญุฑู ู
ุน ุงููู
ุฑ ุฅูู ุงูุฌูุฉ ุงูุบุฑุจูุฉ، ูู
ุง ุชุตู
ุงูุดู
ุณ ุฅูู ุงูู ุงูู
ุบุฑุจ ุงูุง ููุฏ ุฎุฑุฌ ุงูููุงู ู
ู ุงูุดุนุงุน، ููุฑุงู ุงูู ุงูู
ุบุฑุจ، ููุง
ูุฑุงู ุงูู ุงูู
ุดุฑู. ูุฐู ุงุญุฏ ุฃุณุจุงุจ ุงุฎุชูุงู ุฑุคูุฉ ุงูููุงู، ููู ุฃุณุจุงุจ ุงุฎุฑู
ู
ุฐููุฑุฉ ูู ุนูู
ุงูููุฆุฉ، ูุง ูููู ุฐูุฑูุง ูุงููุง، ุงูู
ุง ุฐูุฑุช ู
ุง ููุฑุจ ููู
ู. ูุฅุฐุง
ูุงู ุงูููุงู ูุฎุชูู ุจุงุฎุชูุงู ุงูุงูุงู ูุฌุจ ุงู ูููู ููู ููู
ุฑุคูุชูู
ูู ุงูุงููุฉ،
ูู
ุง ุงู ููู ููู
ูุฌุฑูู
ูุบูุฑ ุฐูู ู
ู ุฃููุงุช ุงูุตููุงุช، ููุฐุง ุญู ุธุงูุฑ، ูุตูุงุจ
ู
ุชุนูู. ุงู
ุง ูุฌูุจ ุงูุตูู
ุนูู ุฌู
ูุน ุงูุฃูุงููู
ุจุฑุคูุฉ ุงูููุงู ูู ูุทุฑ ู
ููุง ูุจุนูุฏ
ุนู ุงูููุงุนุฏ، ูุงูุฃุฏูุฉ ูู
ุชูุชุถ ุฐูู.
[1. (ุฌ 2 ุต 203 – 204 ู
ู ุทุจุนุฉ ุชููุณ) ู (ูุฑูุฉ 132 ู
ู ูุณุฎุชูุง ุงูู
ุฎุทูุทุฉ).]
ููุฏ ุณุจูู ุฅูู ุฐูู ุงูุญุงูุธ ุฃุจู
ุนู
ุฑ ุจู ุนุจุฏุงูุจุฑ، ุจู ุงุฏุนู ุงูุงุฌู
ุงุน ุนูู ุฐูู ููู
ุง ุฅุฐุง ุชุจุงุนุฏุช ุงูุจูุงุฏ ุฌุฏุงً.
ูุงูุนูุงู
ุฉ ุงูุดููุงูู ููู ุงุฎุชูุงู ุงูุนูู
ุงุก ูุงูุงููููู
ูู ุงูู
ุณุฃูุฉ[1]، ุซู
ูุงู:
(ูุงูุฐู ููุจุบู ุงุนุชู
ุงุฏู ูู ู
ุง ุฐูุจ ุฅููู ุงูู
ุงูููุฉ ูุฌู
ุงุนุฉ ู
ู ุงูุฒูุฏูุฉ، ูุงุฎุชุงุฑู
ุงูู
ูุฏู ู
ููู
، ูุญูุงู ุงููุฑุทุจู ุนู ุดููุฎู: ุงูู ุงุฐุง ุฑุขู ุงูู ุจูุฏ ูุฒู
ุงูู ุงูุจูุงุฏ
ูููุง، ููุง ููุชูุช ุฅูู ู
ุง ูุงูู ุงุจู ุนุจุฏุงูุจุฑ ู
ู ุงู ูุฐุง ุงูููู ุฎูุงู ุงูุงุฌู
ุงุน،
ูุงู: ูุฃููู
ูุฏ ุงุฌู
ุนูุง ุนูู ุงูู ูุง ุชุฑุงุนู ุงูุฑุคูุฉ ููู
ุง ุจุนุฏ ู
ู ุงูุจูุฏุงู،
ูุฎุฑุงุณุงู ูุงูุงูุฏูุณ[2]، ูุฐูู ูุงู ุงูุงุฌู
ุงุน ูุง ูุชู
ูุงูู
ุฎุงูู ู
ุซู ูุคูุงุก ุงูุฌู
ุงุนุฉ.
[1. ููู ุงูุฃูุทุงุฑ (ุฌ 4 ุต 267 – 269).]
[2. ุงูุธุฑ ุชูุณูุฑ ุงููุฑุทุจู (ุฌ 2 ุต 275) ููุชุญ ุงูุจุงุฑู (ุฌ 4 ุต 105).]
ูุงูุจุฏูู ุงูุฐู ูุง ูุญุชุงุฌ ุฅูู
ุฏููู: ุงู ุงูุงุฆู ุงูุดููุฑ ูุง ุชุฎุชูู ุจุงุฎุชูุงู ุงูุฃูุทุงุฑ ุฃู ุชุจุงุนุฏูุง، ูุงู ุงุฎุชููุช
ู
ุทุงูุน ุงููู
ุฑ، ูุฅุฐุง ุบุงุจ ุงููู
ุฑ ุจุนุฏ ู
ุบูุจ ุงูุดู
ุณ ููุฏ ุฏุฎู ุงูุดูุฑ ูุจุฏุฃ، ูุงู
ุง
ุชุนููู ูุฌูุจ ุงูุนุจุงุฏุงุช ุนูู ุงูุฑุคูุฉ ููุฏ ุงุธูุฑูุง ูุฌู ุชุนูููู ุจุนูุฉ ู
ูุตูุตุฉ ูู
ุงูุณูุฉ ุงูุตุญูุญุฉ، ููู ูุฏูุฑ ู
ุนูุง ูุฌูุฏุง ูุนุฏู
ุงً.
ูุงูุฐูู ุฐูุจูุง ู
ู ุงูุนูู
ุงุก ุฅูู ุงู
ุงุฎุชูุงู ุงูู
ุทุงูุน ู
ุนุชุจุฑ، ูุงู ููู ุจูุฏ ุฑุคูุชูู
ูุงูู
ุง ูุงููุง ู
ูุทูููู ุฌุฏุงً ู
ุน
ุงูุญูู
ุจุงูุฑุคูุฉ، ูุงู ูุฐุง ูู ุงูู
ุณุชุทุงุน ุฅุฐ ุฐุงู، ููุงู ุงุนุชุจุงุฑ ุงุฎุชูุงู ุงูู
ุทุงูุน
ููุณ ู
ุฑุฌุนู ุฅูู ุงุนุชุจุงุฑูุง ูู ุงูุงุฆู ุงูุดููุฑ، ุญุชู ูููู ููู ุจูุฏ ุดูุฑูู
، ูู
ุง ููู
ุจูุฏ ุฑุคูุชูู
، ูุฅูู
ุง ูู -ููู
ุง ูููู
- ุจุงุนุชุจุงุฑ ุชุนูู ุฎุทุงุจ ุงูุชูููู ุจุงูู
ููููู،
ูู
ู ูุตู ุฅููู ุงูุนูู
ุจู
ุง ููู ุจู، ุจุงูุทุฑูู ุงูุฐู ุฌุนูู ุงูุดุงุฑุน ุณุจุจุงً ููุนูู
، ููู
ุงูุฑุคูุฉ ูู ุงู
ุฉ ุงู
ูุฉ ุชุนูู ุจู ุงูุฎุทุงุจ، ูุตุงุฑ ู
ุทููุจุงً ู
ูู ุงูุนู
ู ุงูู
ุคูุช ุจููุชู.
ูุงูุฐูู ุงูุฏุฑูุง ุงุฎุชูุงู ุงูู
ุทุงูุน،
ูุญูู
ูุง ุจุณุฑูุงู ุงูุฑุคูุฉ ูู ุจูุฏ ุนูู ุฌู
ูุน ุฃูุทุงุฑ ุงูุฃุฑุถ ูุงููุง ูุงุธุฑูู ุฅูู
ุงูุญูููุฉ ุงูู
ุฌุฑุฏุฉ، ุงู ุฃูู ุงูุดูุฑ ูุฌุจ ุงู ูููู ูู ูุฐู ุงููุฑุฉ ุงูุฃุฑุถูุฉ ููู
ุงً
ูุงุญุฏุงً، ููู ุงูุญู ุงูุฐู ูุง ู
ุฑูุฉ ููู.
ุซู
ุงู ูุฐุง ุงูุชูุตูู ูุง ูุนูู ู
ุน
ุงูุงุฎุฐ ุจุงูุญุณุงุจ، ูู
ุง ุงุฎุชุฑูุง ูุฑุฌุญูุง، ูุงู ุงูููู
ุงูุฃูู ู
ู ูู ุดูุฑ ููุงูู ููู
ูุงุญุฏ ูู ุฌู
ูุน ุฃูุทุงุฑ ุงูุฃุฑุถ، ูุง ูุฎุชูู ุจุงุฎุชูุงู ุงูู
ูุงุทู، ููุง ูุจุนุฏ ุงูุฃูุงููู
ุจุนุถูุง ุนู ุจุนุถ.
ูููู ุงูุงู
ุฑ ุงูุฏููู ุนูุฏู: ูู ูุฌุจ
ุงุนุชุจุงุฑ ุฃูู ุงูุดูุฑ ุจุงูุฉ ููุทุฉ ูู ุงูุฃุฑุถ ุบุงุจ ูููุง ุงููู
ุฑ ุจุนุฏ ุงูุดู
ุณ؟ ุฃู ูุฌุจ ุงู
ูููู ูุฐูู ููุทุฉ ู
ุนููุฉ ูุฑุฌุน ุงูููุง ุงูุนุงูู
ููู ูู ูุฐุง ุงููุธุฑ ูุงูุงุนุชุจุงุฑ؟
ุงูุฐู ุฃุฑุงู ูุงุฑุฌุญู ุงูู ูุฌุจ ุงูุฑุฌูุน ุฅูู ููุทุฉ ูุงุญุฏุฉ ู
ุนููุฉ ูู ุฐูู، ุฃุดูุฑ ุงูููุง ูู ุฃุตูู ุงูุดุฑูุนุฉ: ุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ، ููู ู
ูุฉ.
ุงูุธุฑ ุฅูู ูููู ุชุนุงูู:
(َูุณْุฃَََูููู ุนَِู ุงูุฃََِّููุฉِ ُْูู َِูู ู
ََูุงِููุชُ َِّูููุงุณِ
َูุงْูุญَุฌِّ)، ูุงูุฐู ุฃุฑุงู ุงู ุชุฎุตูุต ุงูุญุฌ ุจุงูุฐูุฑ ูู ูุฐุง ุงูู
ูุงู
ุจุนุฏ ุงูุนู
ูู
،
ุงูู
ุง ูู ุงุดุงุฑุฉ ุฏูููุฉ ุฅูู ุงุนุชุจุงุฑ ุฃุตู ุงูุชูููุช ุงูุฒู
ุงูู ู
ุชุตูุง ุจู
ูุงู ูุงุญุฏ،
ู
ูุงู ุงูุญุฌ، ููู ู
ูุฉ.
ูุงู
ุง ุงูุณูุฉ: ููุฏ ุฑูู ุงูุชุฑู
ุฐู ูู
ุณููู[1] ู
ู ุทุฑูู ุงุณุญู ุจู ุฌุนูุฑ ุจู ู
ุญู
ุฏ ุจู ุงูุญุณูู -ููู ุฒูุฌ ุงูุณูุฏุฉ ูููุณุฉ
ุจูุช ุงูุญุณู ุจู ุฒูุฏ ุจู ุงูุญุณู- ุนู ุนุจุฏุงููู ุจู ุฌุนูุฑ ุงูู
ุฎุฑู
ู ุงูุฒูุฑู ุนู ุนุซู
ุงู ุจู
ู
ุญู
ุฏ ุงูุงุฎูุณู ุนู ุงูู
ูุจุฑู ุนู ุงุจู ูุฑูุฑุฉ ุงู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูุงู:
(ุงูุตูู
ููู
ุชุตูู
ูู، ูุงููุทุฑ ููู
ุชูุทุฑูู، ูุงูุงุถุญู ููู
ุชุถุญูู). ูุงู ุงูุชุฑู
ุฐู:
(ูุฐุง ุญุฏูุซ ุบุฑูุจ ุญุณู). ููููู: ุจู ูู ุญุฏูุซ ุตุญูุญ، ููุฏ ุตุญุญ ุงูุชุฑู
ุฐู ุญุฏูุซุงً ู
ู
ุฑูุงูุฉ ุงูู
ุนูู ุจู ู
ูุตูุฑ ุนู ุนุจุฏุงููู ุจู ุฌุนูุฑ، ุจูุฐุง ุงูุงุณูุงุฏ[2]. ุซู
ุงู ุงุณุญู ุจู
ุฌุนูุฑ ูู
ูููุฑุฏ ุจู، ููุฏ ุฑูุงู ุฃูุถุงً ุฃุจู ุณุนูุฏ ู
ููู ุจูู ูุงุดู
، ูู
ุญู
ุฏ ุจู ุนู
ุฑ
ุงููุงูุฏู، ููุงูู
ุง ุนู ุนุจุฏุงููู ุจู ุฌุนูุฑ ุงูู
ุฎุฑู
ู ุจูุฐุง ุงูุงุณูุงุฏ[3]. ุซู
ุงู
ุนุจุฏุงููู ุจู ุฌุนูุฑ ุงูู
ุฎุฑู
ู ูู
ูููุฑุฏ ุจู ุฃูุถุงً، ููุฏ ุฑูุงู ุงููุงูุฏู ุนู ุฏุงูุฏ ุจู
ุฎุงูุฏ ูุซุงุจุช ุจู ููุณ ูู
ุญู
ุฏ ุจู ู
ุณูู
، ุซูุงุซุชูู
ุนู ุงูู
ูุจุฑู ุนู ุงุจู ูุฑูุฑุฉ[4].
ููุฐูู ุฑุฌุญ ุงููุงุถู ุฃุจู ุจูุฑ ุจู ุงูุนุฑุจู ูู ุดุฑุญู ุนูู ุงูุชุฑู
ุฐู ุงูู ุญุฏูุซ ุตุญูุญ.
[1. ุณูู ุงูุชุฑู
ุฐู ุจุดุฑุญ ุชุญูุฉ ุงูุฃุญูุฐู (ุฌ2 ุต 37) ูุจุดุฑุญ ุงุจู ุงูุนุฑุจู (ุฌ 3 ุต 216).]
[2. ุชุญูุฉ ุงูุฃุญูุฐู (ุฌ 1 ุต 279) ูุดุฑุญ ุงุจู ุงูุนุฑุจู (ุฌ 2 ุต 141 - 142).]
[3. ุฑูุงุจุฉ ุฃุจู ุณุนูุฏ ูู ุงูุณูู
ุงููุจุฑู ููุจูููู (ุฌ 4 ุต 252) ูุฑูุงูุฉ ุงููุงูุฏู ูู ุณูู ุงูุฏุงุฑูุทูู (ุต 231)،
ูุงููุงูุฏู ุนูุฏูุง ุซูุฉ ุฎูุงูุง ูู
ู ุถุนูู.]
[4. ูุฐู ุงูุฑูุงูุฉ ุฃูุถุง ูู ุณูู ุงูุฏุงุฑูุทูู]
ูุฑูุงู ุฃุจู ุฏุงูุฏ ูู ุณููู[1] ู
ู
ุทุฑูู ุญู
ุงุฏ ุจู ุฒูุฏ ุนู ุฃููุจ ุนู ู
ุญู
ุฏ ุจู ุงูู
ููุฏุฑ ุนู ุงุจู ูุฑูุฑุฉ ู
ุฑููุนุงً: (ูุทุฑูู
ููู
ุชูุทุฑูู، ูุงุถุญุงูู
ููู
ุชุถุญูู، ููู ุนุฑูุฉ ู
ููู، ููู ู
ูู ู
ูุญุฑ، ููู ูุฌุงุฌ
ู
ูุฉ ู
ูุญุฑ، ููู ุฌู
ุน ู
ููู).
[1. ุณูู ุฃุจู ุฏุงูุฏ ุจุดุฑุญ ุนูู ุงูู
ุนุจูุฏ (ุฌ 2 ุต 169).]
ููุฐูู ุฑูุงู ุงูุฏุงุฑูุทูู ู
ู ูุฐุง
ุงูุทุฑูู ูู
ู ุทุฑูู ุฑูุญ ุจู ุงููุงุณู
ุนู ุงุจู ุงูู
ููุฑ، ูุฑูุงู ุงูุจูููู ูู ุงูุณูู
ุงููุจุฑู [ุฌ 4 ุต 251 - 252] ู
ู ุทุฑูู ุนุจุฏุงููุงุฑุซ ูุฑูุญ ุจู ุงููุงุณู
ุนู ุงุจู
ุงูู
ููุฏุฑ، ูุฑูุงู ุฃูุถุงً ู
ู ุทุฑูู ุญู
ุงุฏ ุจู ุฒูุฏ ูุฑูุงูุฉ ุงุจู ุฏุงูุฏ[1].
[1. ุงูุณูู ุงููุจุฑู (ุฌ 1 ุต 175).]
ูุฑูุงู ุงูุฏุงุฑูุทูู ูุงูุจูููู ู
ู
ุทุฑูู ุฅุณู
ุงุนูู ุจู ุนููุฉ ูุนุจุฏุงูููุงุจ ุงูุซููู ุนู ุฃููุจ ุนู ู
ุญู
ุฏ ุจู ุงูู
ููุฑ ุนู ุงุจู
ูุฑูุฑุฉ ู
ููููุงً[1] ูุงู: (ุงูู
ุง ุงูุดูุฑ ุชุณุน ูุนุดุฑูู ููุง ุชุตูู
ูุง ุญุชู ุชุฑูู، ููุง
ุชูุทุฑูุง ุญุชู ุชุฑูู، ูุฅู ุบู
ุนูููู
ูุฃูู
ููุง ุงูุนุฏุฉ ุซูุงุซูู. ูุทุฑูู
ููู
ุชูุทุฑูู،
ูุฃุถุญุงูู
ููู
ุชุถุญูู، ููู ุนุฑูุฉ ู
ููู، ููู ู
ูู ู
ูุญุฑ، ููู ูุฌุงุฌ ู
ูุฉ ู
ูุญุฑ).
[1. ูุนูู ู
ู ููุงู
ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ. ูุงูุธุฑ ุงูุณูู ุงููุจุฑู (ุฌ 4 ุต251 – 252).]
ูุฑูุงู ุงุจู ู
ุงุฌู ูู ุณููู [ุฌ 1 ุต
262] ู
ู ุทุฑูู ุญู
ุงุฏ ุจู ุฒูุฏ ุนู ุฃููุจ ุนู ู
ุญู
ุฏ ุจู ุณูุฑูู ุนู ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ ูุงู: ูุงู
ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
: (ุงููุทุฑ ููู
ุชูุทุฑูู، ูุงูุฃุถุญู ููู
ุชุถุญูู).
ููุฐู ุฃุณุงููุฏ ูููู
ุง ุตุญุงุญ، ูุดุฏ ุจุนุถูุง ุจุนุถุงً، ููุคูุฏ ุจุนุถูุง ุจุนุถุงً، ููู ุชุฑุฏ ุนูู ุงูุชุฑู
ุฐู ุงุณุชุบุฑุงุจู ููุญุฏูุซ، ููุฏ ูุฑุฏ ู
ู ุทุฑู ุตุญูุญุฉ ู
ุชุนุฏุฏุฉ.
ูููู ู
ุง ู
ุนูู ูุฐุง ุงูุญุฏูุซ؟
ุฃู
ุง ุงูู
ุชูุฏู
ูู ู
ู ุงูุนูู
ุงุก ููุฏ
ุฐูุจูุง ูู ุชูุณูุฑู ุฅูู ู
ุนูู ูุฏ ูููู ูู ุงูู
ุนูู ุงูุธุงูุฑ ู
ู ุงูููุธ، ููุงู ุงูุชุฑู
ุฐู
ูู ุงูุณูู: (ููุณุฑ ุจุนุถ ุฃูู ุงูุนูู
ูุฐุง ุงูุญุฏูุซ ููุงู: ุฅูู
ุง ู
ุนูู ูุฐุง: ุงูุตูู
ูุงููุทุฑ ู
ุน ุงูุฌู
ุงุนุฉ ูุนุธู
ุงููุงุณ[1]) ููุงู ุงูุฎุทุงุจู[2]: (ู
ุนูู ุงูุญุฏูุซ: ุฃู ุงูุฎุทุฃ
ู
ูุถูุน ุงููุงุณ ููู
ุง ูุงู ุณุจููู ุงูุงุฌุชูุงุฏ، ููู ุฃู ููู
ุงً ุงุฌุชูุฏูุง ููู
ูุฑูุง
ุงูููุงู ุฅูุง ุจุนุฏ ุงูุซูุงุซูู ููู
ููุทุฑูุง ุญุชู ุงุณุชูููุง ุงูุนุฏุฏ، ุซู
ุซุจุช ุนูุฏูู
ุงู
ุงูุดูุฑ ูุงู ุชุณุนุงً ูุนุดุฑูู، ูุฅู ุตูู
ูู
ููุทุฑูู
ู
ุงุถ، ููุง ุดูุก ุนูููู
ู
ู ูุฒุฑ ุฃู
ุนุชุจ).
[1. (ุนุธْู
ุงููุงุณ) ุจุถู
ุงูุนูู ุฃู ูุชุญูุง ู
ุน ุณููู ุงูุธุงุก، ุฃู ู
ุนุธูู
.]
[2. ู
ุนุงูู
ุงูุณูู (ุฌ 2 ุต 95 – 96).]
ููุงู ุชูู ุงูุฏูู ุงูุณุจูู ูู ูุชุงููู [ุฌ 1 ุต 225]: (ุงูู
ุฑุงุฏ ู
ูู: ุฅุฐุง ุงุชูููุง ุนูู ุฐูู، ูุงูู
ุณูู
ูู ูุง ูุชูููู ุนูู ุถูุงูุฉ، ูุงูุฅุฌู
ุงุน ุญุฌุฉ).
ููุฏ ูููู ูุชูุณูุฑูู
ูุฐุง ุชุฃููุฏ
ุจู
ุง ุฑูุงู ุงูุชุฑู
ุฐู ู
ู ุญุฏูุซ ู
ุนู
ุฑ ุจู ู
ุญู
ุฏ ุจู ุงูู
ููุฏุฑ ุนู ุนุงุฆุดุฉ[1] ุนู ุงููุจู
ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูุงู: (ุงููุทุฑ ููู
ููุทุฑ ุงููุงุณ، ูุงูุฃุถุญู ููู
ูุถุญู ุงููุงุณ)
ูุงู ุงูุชุฑู
ุฐู: (ูุฐุง ุญุฏูุซ ุญุณู ุบุฑูุจ ุตุญูุญ ู
ู ูุฐุง ุงููุฌู).
[1. ุชุญูุฉ ุงูุฃุญูุฐู (ุฌ 1 ุต 71) ูุดุฑุญ ุงุจู ุงูุนุฑุจู (ุฌ 4 ุต 41) ูุฑูู ุงูุจูููู ู
ุนูุงู ู
ู ููุงู
ุนุงุฆุดุฉ ุจุฅุณูุงุฏ ุขุฌุฑ (ุฌ 4 ุต353).]
ููููุง ูุนุฑู ุฃู ูุซูุฑุง ู
ู ุงูุฑูุงุฉ
ูุฎุชุตุฑูู ุงูุฃุญุงุฏูุซ، ููุฑููู ุจุนุถูุง ุจุงูู
ุนูู، ููุฐูู ูุงู ุญูุงุธ ุงูุญุฏูุซ ูููุงุฏู
ูุฌู
ุนูู ุงูุฑูุงูุงุช ุงูู
ู
ุชุฏุฉ، ููุซูุฑุงً ู
ุง ูููู ุงูุญุฏูุซ ุงูู
ูุณุฑ ุงูู
ุทูู ู
ุจููุงً
ูู
ุนูู ุงูุญุฏูุซ ุงูู
ุฎุชุตุฑ، ููุฌุฏ ุญุฏูุซ ุนุงุฆุดุฉ ูุฐุง ุฑูุงู ุงูุจูููู [ุณูู ุงููุจุฑู (ุฌ 5
ุต 175] ู
ู ุทุฑูู ุณููุงู ุงูุซูุฑู ุนู ู
ุญู
ุฏ ุจู ุงูู
ููุฏุฑ ุนู ุนุงุฆุดุฉ ูุงูุช: ูุงู ุฑุณูู
ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
: (ุนุฑูุฉ ููู
ُูุนَุฑِّู ุงูุฅู
ุงู
[1]، ูุงูุฃุถุญู ููู
ูุถุญู
ุงูุฅู
ุงู
، ูุงููุทุฑ ููู
ููุทุฑ ุงูุฅู
ุงู
) ูุฅุณูุงุฏู ุตุญูุญ. ููุฐู ุงูุฑูุงูุฉ ุงูู
ูุณุฑุฉ ุชุนูู
ุฃู ุงูู
ุฑุงุฏ ุจู (ุงููุงุณ) ุงูุฅู
ุงู
، ููู ุงูุฐู ูููู ู
ุนู ุนุธู
ุงููุงุณ.
[1. ุงูุชุนุฑูู: ุงููููู ุจุนุฑูุงุช، ุนุฑู ุงูููู
: ููููุง ุจุนุฑูุฉ.]
ุซู
ุฅููุง ูุฌุฏ ูู ู
ุฌู
ูุน ุงูุฑูุงูุงุช
ุงูุชู ููููุง، ู
ู ุญุฏูุซ ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ ูุนุงุฆุดุฉ: ุดูุฆุงً ู
ุดุชุฑูุงً ุจูู ูุซูุฑ ู
ู ุฃููุงุธูุง،
ูุญุชุงุฌ ุฅูู ูุธุฑ ูุชุฃู
ู، ููู ุฐูุฑ (ุนุฑูุฉ) ููู
ุงً ุฃู ู
ูุงูุงً، ูุฐูุฑ ู
ูุฉ ูู
ูู
ูู
ุฒุฏููุฉ: (ูู ุนุฑูุฉ ู
ููู) (ุนุฑูุฉ ููู
ูุนุฑู ุงูุฅู
ุงู
) ููู ุฑูุงูุฉ ู
ุฑุณูุฉ ู
ู ุทุฑูู
ุงูุดุงูุนู ุนูุฏ ุงูุจูููู (ูุนุฑูุฉ ููู
ุชุนุฑููู) (ููู ู
ูู ู
ูุญุฑ، ููู ูุฌุงุฌ ู
ูุฉ ู
ูุญุฑ،
ููู ุฌู
ุน ู
ููู).
ูุฐูุฑ ุฃู
ุงูู ุงูุญุฌ ูุฒู
ุงูู ูู ูุซูุฑ
ู
ู ุฑูุงูุงุช ุงูุญุฏูุซ، ุจู ูู ุฃูุซุฑูุง، ูุฑุฌุญ ุนูุฏู ุฃู ูุฐุง ุงูุญุฏูุซ ุฅูู
ุง ูุงู ูู ุญุฌุฉ
ุงููุฏุงุน، ุญูู ูุงู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูุนูู
ุงููุงุณ ุดุนุงุฆุฑ ุงูุญุฌ، ููุฎุทุจูู
ูู ุนุฑูุฉ ููู ู
ูู ููู ุบูุฑูู
ุง، ููู
ูุญูุธ ุนูู ุฃูู ุนูู
ุงููุงุณ ุดุนุงุฆุฑ ุงูุญุฌ ูู
ุบูุฑ ุญุฌุฉ ุงููุฏุงุน، ููุคูุฏ ุฐูู ุฃู ุฌุงุจุฑ ุจู ุนุจุฏุงููู ูุตู ุญุฌุฉ ุงููุฏุงุน ูู ุญุฏูุซ ุทููู
ู
ุนุฑูู ุนูุฏ ุงูู
ุญุฏุซูู، ูููู ู
ุง ูุดุจู ุจุนุถ ุญุฏูุซ ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ، ููุฐูุฑ ุฌุงุจุฑ ุฃู
ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูุญุฑ ุงููุฏู ูุฃูู ู
ูู ุซู
ูุงู: ูุฏ ูุญุฑุช ูุงููุง، ูู
ูู
ูููุง ู
ูุญุฑ، ูููู ุจุนุฑูุฉ ููุงู: ูููุช ูุงููุง ูุนุฑูุฉ ูููุง ู
ููู، ูููู ุจุงูู
ุฒุฏููุฉ
ููุงู: ูุฏ ูููุช ูุงููุง، ูุงูู
ุฒุฏููุฉ ูููุง ู
ููู. [ุงูุธุฑ ู
ุณูุฏ ุงูุฅู
ุงู
ุฃุญู
ุฏ (ุฌ 3 ุต
320 – 321) ูุตุญูุญ ู
ุณูู
(ุฌ 1 ุต 346 – 347) ูุนูู ุงูู
ุนุจูุฏ (ุฌ 2 ุต 122 – 131)
ูุงูุจุฏุงูุฉ ูุงูููุงูุฉ ูุงุจู ูุซูุฑ (ุฌ 5 ุต 147 ู 149).]
ููููู ุญุฏูุซ ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ ุงูู
ุฑููุน
(ูุทุฑูู
ููู
ุชูุทุฑูู) ุงูุฎ ุฎุทุงุจุงً ูุฃูู ุงูุญุฌ ูู ู
ูุงู ุงูุญุฌ، ูู
ุง ุฐูุฑ ู
ุนู ู
ู ุดุฃู
ุนุฑูุฉ ูู
ูุฉ ูุงูู
ุฒุฏููุฉ، ููููู ุญุฏูุซ ุงูุขุฎุฑ ุงูู
ุฑููุน ุฃูุถุงً (ุงูุตูู
ููู
ุชุตูู
ูู)
ุงูุฎ ู
ู ูุฐุง ุงูุญุฏูุซ ููุณู، ููููู ุฃูุถุงً ุฎุทุงุจุงً ูุฃูู ุงูุญุฌ ูู ู
ูุงู ุงูุญุฌ، ููุฐูู
ุณุงุฆุฑ ุงูุฑูุงูุงุช، ู
ู ุญุฏูุซ ุนุงุฆุดุฉ ูุบูุฑูุง، ุฅูู
ุง ุชุญู
ู ุนูู ูุฐุง ุงูู
ุนูู: ุฃููุง
ูููุง ุฑูุงูุงุช ุนู ุญุฌุฉ ุงููุฏุงุน، ูุฃู ู
ู ุฑูู ุจููุธ (ููู
ููุทุฑ ุงููุงุณ) ุฃู (ููู
ููุทุฑ
ุงูุฅู
ุงู
) ุฅูู
ุง ุฑูู ุจุงูู
ุนูู، ูุฃู ุฃุตู ุงูุญุฏูุซ ุฎุทุงุจ ูู
ู ูุงู ูู ุฃู
ุงูู ุงูุญุฌ.
ูุจุฐูู ูููู
ู
ู ู
ุนูู ูุฐู
ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุฃู ุงูุตูู
ููู
ูุตูู
ุฃูู ู
ูุฉ ูู
ุง ุญูููุง، ูุฃู ุงููุทุฑ ููู
ููุทุฑูู، ูุฃู
ุงูุฃุถุญู ููู
ูุถุญูู، ูุฃู ุนุฑูุฉ ููู
ูุนุฑููู، ููุฐู ุงูุฃู
ุงูู ูู ุงูู
ุนุชู
ุฏุฉ ูู ุฅุซุจุงุช
ุงูุฃููุฉ، ููู ุงูุชู ูููู ุนูู ุงูู
ุณูู
ูู ูู ุฃูุทุงุฑ ุงูุฃุฑุถ ุฃู ูุชุจุนูุง ู
ุทุงูุน
ุงูุฃููุฉ ูููุง، ููููู ูู ูุฐุง ุฅุดุงุฑุฉ ุฏูููุฉ ุฅูู ูุฌู ุงูุญูู
ุฉ ูุงูู
ุนูู ูู ุชุฎุตูุต
ุฐูุฑ ุงูุญุฌ ุจุนุฏ ุนู
ูู
ุงูู
ูุงููุช، ูู ูููู ุชุนุงูู: (ูู ู
ูุงููุช ูููุงุณ ูุงูุญุฌ).
ููู ุฐูุจูุง ุฅูู ู
ุง ุฑุฃูุชู ูููู
ุชู،
ุชูุญุฏุช ููู
ุฉ ุงูู
ุณูู
ูู ูู ุฅุซุจุงุช ุงูุดููุฑ ุงููู
ุฑูุฉ، ููุงูุช ู
ูุฉ، ููู ู
ูุจุน
ุงูุฅุณูุงู
ูู
ูุจุท ุงููุญู، ููู ู
ูุชูู ุงูู
ุณูู
ูู ูู ูู ุนุงู
ูุฃููู
ุนูู ู
ูุนุงุฏ،
ูุชุนุงุฑููู ูููุง ููุชูุงุฏูู، ููููุง ุจูุช ุงููู ุงูุฐู ูุญูู ูุชูุฌููู ูู ุตูุงุชูู
، ูุงูุช
ู
ูุฉ ูุฐู ู
ุฑูุฒ ุงูุฏุงุฆุฑุฉ ููู
ูู ุชุญุฏูุฏ ู
ูุงููุชูู
.
ูุจุนุฏ: ููุฐุง ุจุญุซ ูู
ุฃูุชุจู ุฅูุง
ุจุนุฏ ุฑููุฉ ูููุฑ، ูุชุฏุจุฑ ููุธุฑ، ุนูู ุทุฑููุฉ ุณูููุง ุงูุตุงูุญ ู
ู ุงูุนูู
ุงุก، ูู ุงูุฃุฎุฐ
ุจุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ، ููุจุฐ ุงูุชูููุฏ ูุงูุนุตุจูุฉ، ูุนูู ุฃุตุจุช ููู ูุฌู ุงูุตูุงุจ، ุจุนูู
ุงููู ูุชููููู، ุฃุนุฑุถู ูุฃูุธุงุฑ ุงูุนูู
ุงุก ูุงูุจุงุญุซูู، ู
ุชูุจูุงً ุงูููุฏ ูุงูุชุฃููุฏ
ุจุงูุดูุฑ ูุงูุซูุงุก، ูุชุชู
ุญุต ุงูุญูููุฉ ูููุดู ุนู ูุฌู ุงูุตูุงุจ، ููุง ุฃุทูุจ ุฅูุง ุฃู ูููู
ุฃุณุงุณ ุงูุจุญุซ ุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ، ูุงูุงุณุชูุจุงุท ู
ููู
ุง، ูุงูููู ูููู
ุง.ุฃู
ุง ุฅููุงุก
ุงูููู ุนูู ุนูุงููู ุจุฃููุงู ุฌููุงุก، ู
ุจููุฉ ุนูู ุงูุฑุฃู ูุงูููู، ูู
ุง ููุนู ู
ู ูุณู
ูู
ุฃููุณูู
(ุงูู
ุฌุฏุฏูู)، ูุฅูู ูุฎุฑุฌ ุจุงูุจุญุซ ุนู ุญุฏู ุงูุนูู
ู ุงูุฏููู، ููุง ูุญู ุญูุงً،
ููุง ูุจุทู ุจุงุทูุงً.
ูุฃู
ุง ุงูุงุณุชู
ุณุงู ุจุฃููุงู ุงููููุงุก
ุงูุชู ูุณู
ููุง ุจุนุถูู
(ูุตูุตุงً) ููุฒุนู
ูููุง ุญุฌุฉ ุนูููุง ูุนูู ุงููุงุณ، ูุฅููุง ุฃู
ุฃูุซุฑูุง ูู ู
ุชูุงูู ุฃูุฏููุง ูุชุญุช ุฃูุธุงุฑูุง، ููุง ูุฌุงุฏู ู
ู ูุญุชุฌ ุจูุง.
ูุนู
، ูุง ุฃุณุชุทูุน ุงู ุงู
ูุน ู
ู ุดุงุก ุฃู ูููู ู
ุง ุดุงุก، ูููู ุฃุณุชุทูุน ุฃู ุฃู
ูุน ููู
ู ุฃู ูุฎูุถ ู
ุน ุงูุฎุงุฆุถูู.
ูุงุณุฃู ุงููู ุงูุนุตู
ุฉ ูุงูุชูููู.
ููุชุจ
ุฃุญู
ุฏ ู
ุญู
ุฏ ุดุงูุฑ
ุงููุงุถู ุงูุดุฑุนู
24 ุฐู ุงูุญุฌุฉ ุณูุฉ 1357
13 ูุจุฑุงูุฑ ุณูุฉ 1939
https://firanda.com/1768-penentuan-awal-ramadhan-dan-idul-fitri-fatwa-dpp-perhimpunan-al-irsyad.html
ReplyDeleteustadz brgkali bs jadi pertimbangan juga