Tentang Berbaik Sangka Kepada Allah
Adalah Yahya bn Mu`adz, jika ia membaca Firman Allah (yang artinya): "Dan berkatalah kalian berdua (Musa dan Harun) kepada Fir`aun dengan perkataan yang lembut." [QS Thaha/20: 44], beliau berkata,
إلهي هذا رفقك بمن قال أنا ربكم الأعلى فكيف ممن قال سبحان ربي الأعلى
"Duhai
Tuhanku, ini adalah kelembutanmu terhadap Fir`aun yang mengatakan 'Aku
adalah Rabbmu yang paling tinggi,' maka bagaimana lagi terhadap mereka
yang berkata, 'Maha Suci (Allah) Rabbku yang paling tinggi.'" [Rawdhatul Muttaqin fi Mashnu`at Rabbil `Alamin, Ibn Malik al-Kirmani al-Hanafi, VI/326.]
الصبر على لسان النساء مما يمتحن به الأولياء
"Kesabaran terhadap lisan wanita (istri) termasuk ujian yang menimpa para wali."
Tentang Menjaga Lisan
Malik bin Dinar berkata (sebagaimana dikutip dalam Faydh al-Qadir, karangan al-Munawi, dan al-Fawakih al-Dawani, karangan al-Nafrawi):
إذا رأيت قساوة في قلبك ووهنا في بدنك وحرمانا في رزقك فاعلم أنك تكلمت فيما لا يعنيك
"Jika
kau merasakan: (1) kerasnya kalbu; (2) lembahnya badan; dan (3)
seretnya rezeki, maka ketahuilah bahwa itu karena kau telah berbicara
tentang sesuatu yang tidak bermanfaat untukmu."
Tentang Ilmu
Imam al-Syafi'i berkata, sebagaimana dikutipkan oleh al-Baihaqi dalam al-Madkhal ila al-Sunan al-Kubra:
من
تعلَّم علمًا فليدقِّق فيه، لئلَّا يضيع دقيقُ العلم
"Siapa yang mempelajari ilmu hendaklah ia mendetailkannya, sehingga detail ilmu tersebut tidak lenyap."
Dinisbatkan kepada `Ali bin Abi Thalib, bahwa beliau berkata:
العلم نقطة كثرها الجاهلون
"Ilmu itu sederhana, namun ditambah-tambahi kerumitannya oleh orang-orang bodoh."
Tentang Istirahat
Tsabit bin Qurrah berkata (sebagaimana dikutip antara lain dalam Zadul Ma`ad, karangan Ibnul Qayyim IV/185):
راحة الجسم في قلة الطعام ، وراحة النفس في قلة الآثام ، وراحة اللسان في قلة الكلام
"Istirahatnya
tubuh dengan sedikit makan; istirahatnya diri dengan sedikitnya dosa
dan istirahatnya lisan dengan sedikit bicara."
*Dari berbagai sumber, dan gambar dari hasil pencarian Google.
Post a Comment