Imam al-Munāwiy menukil kisah menarik dalam Faydl al-Qadīr (vol. III, hlm. 546) tentang al-Hāfizh Ibn Hajar al-`Asqalāniy:
Suatu ketika Ibn Hajar,
yang kala itu menjabat sebagai Hakim Agung, berjalan di pasar.
Penampilan beliau sangat mewah dan menarik. Seorang Yahudi penjual
minyak dengan kondisi dekil, lusuh dan compang-camping lantas
menghampiri beliau, dan berkata, “Hai Syaykh al-Islam, kau mengklaim
bahwa Nabimu berkata,
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
‘Dunia adalah penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir.’ [HR Muslim dalam Shahīh-nya IV/2272/2956, dan lain-lain.]
“Dengan kondisi kita yang demikian ini, maka bagaimana mungkin kau sedang terpenjara sementara aku di surga?!”
Ibn Hajar
menjawab, “Begini, kondisiku saat ini dibandingkan dengan apa yang
Allah persiapkan untukku (sebagai orang Mukmin), berupa kenikmatan di
Surga nanti, adalah bagaikan sedang berada dalam penjara. Sedangkan
dirimu, dibandingkan dengan apa yang persiapkan untukmu (sebagai orang
kafir) berupa azab yang pedih di akhirat nanti, kau saat ini bagaikan
sedang di surga.”
Yahudi itu kemudian masuk Islam.
*Sumber gambar dari hasil pencarian Google.
قال
المناوي في فيض القدير (3/546): ذكروا أن الحافظ ابن حجر لما كان قاضي
القضاة مر يوما بالسوق في موكب عظيم وهيئة جميلة فهجم عليه يهودي يبيع
الزيت الحار وأثوابه ملطخة بالزيت وهو في غاية الرثاثة والشناعة فقبض على
لجام بغلته وقال: يا شيخ الإسلام تزعم أن نبيكم قال: الدنيا سجن المؤمن
وجنة الكافر، فأي سجن أنت فيه وأي جنة أنا فيها.
فقال:
أنا بالنسبة لما أعد الله لي في الآخرة من النعيم كأني الآن في السجن وأنت
بالنسبة لما أعد لك في الآخرة من العذاب الأليم كأنك في جنة، فأسلم.
Post a Comment