Hem tidak tertawa dan juga tidak bereaksi.
Haw
 mengambil batu kecil yang tajam dan menuliskan bahan untuk dipikirkan 
oleh Hem di dinding. Sama seperti kebiasaannya, Haw bahkan menggambar Cheese di sekelilingnya, dengan harapan tulisan itu bisa membuat Hem tersenyum, tergugah, dan mulai mengejar Cheese Baru.
Tertulis:
JIKA ANDA TIDAK BERUBAH ANDA AKAN PUNAH
Haw pernah punya keyakinan bahwa bisa jadi di dalam sana tidak ada Cheese, dan
 mungkin ia tidak akan pernah menemukannya. Keyakinan yang timbul 
karena ketakutannya itu telah membekukan dan membunuhnya. Haw 
tersenyum. Ia tahu Hem pasti sedang bertanya-tanya “Who Moved My Cheese?” namun saat ini Haw sedang bertanya pula, “Mengapa aku tidak bangkit dan bergerak bersama Cheese lebih awal?”
Saat
 ia mulai masuk ke dalam labirin, Haw menoleh lagi ke belakang, dan 
bisa merasakan kenyamanannya. Ia bisa merasakan dirinya ditarik ke 
daerah yang telah dikenalnya dengan baik—walaupun ia sudah lama tidak 
lagi menemukan Cheese di sana. 
Haw
 menjadi lebih cemas dan bertanya-tanya apakah ia benar-benar ingin 
pergi ke dalam labirin. Ia menuliskan sesuatu di dinding yang ada di 
depannya dan menatapnya beberapa saat: 
APA YANG ANDA LAKUKAN APABILA ANDA TIDAK TAKUT?
Ia
 tahu kadang rasa takut penting juga. Saat rasa takut menyerang, segala 
sesuatunya akan menjadi semakin buruk jika kita tidak berbuat sesuatu, 
sehingga hal itu bisa mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Namun, 
rasa takut tak akan berguna jika terlalu takut sehingga tidak berani 
melakukan apapun.
Ia
 melihat ke sebelah kanannya, ke bagian labirin yang belum pernah 
dijelajahinya, dan rasa takutnya pun mulai menyerang. Kemudian ia 
mengambil napas dalam-dalam, berbelok ke kanan, masuk ke dalam labirin,
 sambil berlari-lari kecil menuju ke tempat yang belum diketahuinya.
Saat ia mencoba menemukan jalannya, pada mulanya Haw merasa khawatir, jangan-jangan ia sudah terlalu lama menunggu di Cheese Station C. Ia sudah lama tidak makan Cheese yang
 membuat keadaannya saat ini lemah. Ia memerlukan waktu yang lebih lama,
 dan lebih sulit untuk berjalan di dalam labirin dibanding dulu. Ia 
memutuskan, jika ia mendapat kesempatan sekali lagi, ia akan keluar 
dari zona kenikmatannya dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi 
secepat mungkin. Hal itu akan membuat segalanya lebih mudah.
Kemudian Haw tersenyum simpul saat terlintas dalam pikirannya, “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.”
Selama beberapa hari Haw bisa menemukan sedikit Cheese di sini dan sedikit lagi di sana, namun jumlahnya tidak cukup banyak untuk bertahan lama. Ia berharap bisa menemukan Cheese dalam
 jumlah cukup besar, sehingga bisa dibawa kembali ke tempat Hem berada 
dan untuk membujuknya keluar dan kembali masuk ke dalam labirin.
Namun
 saat ini Haw masih belum begitu percaya diri. Ia masih sering 
kebingungan di dalam labirin. Banyak hal sudah berubah sejak terakhir 
kali ia masuk ke sana.
Saat
 ia merasa sudah mendapat kemajuan, tiba-tiba ia mendapati dirinya 
tersesat dalam lorong-lorong labirin. Perkembangannya seperti maju dua 
langkah lalu mundur lagi satu langkah. Itulah tantangannya, namun ia 
mengakui bahwa kembali ke labirin, memburu Cheese, tidaklah seburuk yang ia takutkan sebelumnya.
Setelah lewat beberapa waktu, ia mulai bertanya-tanya, apakah cukup realistis jika ia berharap dapat menemukan Cheese baru. Kemudian ia tertawa, menyadari bahwa saat ini tak ada sesuatu yang bisa ia makan.
Setiap
 kali ia merasa takut, ia mengingatkan diri sendiri akan apa yang sudah 
ia lakukan, betapa tidak nyamannya saat itu, bahwa keadaan saat ini jauh
 lebih baik dibanding dengan keadaan tanpa Cheese untuk dimakan. Kini ia memegang kendali, tidak lagi pasrah pada keadaan.
Kemudian ia mengingatkan dirinya sendiri, jika Sniff dan Scurry saja bisa berjalan terus, tentu ia juga bisa!
Kemudian, saat Haw melihat kembali ke belakang, baru disadarinya bahwa lenyapnya Cheese di Cheese Station C tidaklah terjadi begitu saja seperti yang dipercayainya selama ini. Jumlah Cheese yang ada, memang semakin berkurang, dan yang tertinggal pun sudah tua. Rasanya sudah tidak enak.
Bahkan jamur pun sudah bertumbuhan di atas cheese-cheese tua
 itu. Namun ia tidak begitu memperhatikan. Diakuinya juga, jika ia 
menyempatkan diri memperhatikan hal-hal tersebut, pasti ia sudah bisa 
menduga apa yang akan terjadi. Namun itu tidak ia lakukan.
Sekarang
 Haw sadar bahwa perubahan tidak akan mengejutkannya jika ia selalu 
memperhatikan kejadian-kejadian yang ada dan mengantisipasi perubahan 
yang terjadi. Mungkin itulah yang telah dilakukan oleh Sniff dan Scurry.
Ia
 memutuskan untuk lebih waspada mulai sekarang. Ia akan menyongsong 
perubahan yang datang dan mengatasinya. Ia akan lebih memperhatikan 
nalurinya untuk merasakan saat perubahan akan terjadi dan mempersiapkan
 diri untuk menyesuaikan diri.
Ia berhenti untuk beristirahat dan menulis di dinding Labirin:
CIUMLAH CHEESE SESERING MUNGKIN SEHINGGA ANDA TAHU SAAT IA MULAI MEMBUSUK 
Beberapa waktu kemudian, sesudah sekian lama tidak juga menemukan Cheese, Haw menemukan sebuah Cheese Station besar yang tampak menjanjikan. Namun saat ia masuk ke dalamnya, ia sangat kecewa karena ternyata kosong.
“Perasaan kosong ini sudah sering aku rasakan,” pikirnya. Ia merasa putus asa dan ingin menyerah saja.
Kekuatan
 Haw jauh menurun. Ia tahu ia tersesat dan takut kalau tidak bisa 
bertahan hidup. Ia berpikir untuk berbalik arah dan kembali ke Cheese Station C.
 Paling tidak jika ia kembali, dan Hem masih ada di sana, ia tidak akan 
sendirian. Kemudian ia menanyakan pertanyaan yang sama lagi, “Apa yang 
akan saya lakukan jika saya tidak takut?”
Haw
 merasa bahwa ia sudah bisa mengatasi rasa takutnya, namun sebenamya ia 
lebih sering merasa takut dibandingkan keberanian yang ia akui, bahkan 
pada dirinya sendiri. Ia tidak selalu begitu yakin akan penyebab rasa 
takut itu, namun dalam kondisi yang semakin lemah, ia tahu bahwa 
sebenarnya ia takut pergi sendiri. Haw tidak mengetahuinya, hal itu 
terjadi karena rasa takut yang ditimbulkan oleh berbagai macam 
kepercayaan yang diyakininya lebih mendominasi dirinya.
Haw
 bertanya-tanya apakah Hem juga sudah mulai bergerak, atau masih 
terbelenggu oleh ketakutan-ketakutannya. Kemudian Haw ingat masa-masa 
terbaiknya saat berada di tengah belantara labirin. Yaitu saat is terus
 bergerak.
la
 menulis lagi di dinding, karena tulisannya lebih merupakan pengingat 
bagi dirinya sendiri dibanding sebagai petunjuk jalan bagi temannya si 
Hem, dengan harapan diikuti:
GERAKAN KE ARAH BARU MEMBANTU ANDA MENEMUKAN CHEESE BARU
Haw
 melihat jauh ke jalan setapak yang gelap, dan ia sadar kalau ia takut. 
Apa yang ada di depan sana? Apakah kosong? Atau bahkan lebih buruk lagi,
 ada bahaya mengancam? Ia mulai membayangkan hal-hal yang menakutkan 
yang bisa terjadi pada dirinya. Ia membuat dirinya sendiri ketakutan 
setengah mati.
Kemudian
 ia tertawa sendiri. Ia sadar bahwa rasa takut akan membuat keadaan 
menjadi bertambah buruk. Maka ia pun melakukan apa yang akan ia 
lakukan jika ia tidak takut. Ia bergerak ke arah yang baru. 
Saat
 ia mulai berlari memasuki lorong yang gelap itu, ia pun tersenyum. Ia 
tidak menyadari sebelumnya, namun ia menemukan hal yang menyejukkan 
jiwanya. Ia merelakan yang telah terjadi dan mempercayai apa yang ada 
di depannya, meskipun ia tak tahu apa yang menantinya di depan sana.
Di luar perkiraannya, ia mulai menikmati apa yang dilakukannya. “Mengapa aku merasa sangat senang?” Pikirnya keheranan. “Aku tidak punya Cheese secuil pun dan tak tahu akan ke mana.”
Segera setelah itu, ia tahu apa yang membuatnya bahagia.
Ia berhenti dan menulis lagi di dinding:
SAAT ANDA MENINGGALKAN RASA TAKUT DI BELAKANG ANDA AKAN MERASA BEBAS
Haw
 menyadari bahwa dirinya telah terbelenggu oleh rasa takutnya sendiri. 
Bergerak menuju arah yang berbeda telah membebaskannya. Sekarang ia bisa
 merasakan tiupan angin dingin yang menyegarkan di bagian labirin 
tersebut. Ia mengambil napas panjang beberapa kali dan merasakan energi 
baru mengalir ke dalam tubuhnya. Begitu ia bisa mengatasi rasa takutnya,
 ternyata berada di labirin terasa lebih menyenangkan, berbeda dengan 
yang dulu dipercayainya.
Sudah lama Haw tidak merasakan hal seperti itu. Bahkan ia sudah hampir lupa betapa menyenangkannya mengejar Cheese.
Agar
 segalanya menjadi lebih baik, Haw mulai melukis gambar angan-angannya 
lagi. Ia melihat dirinya secara utuh sedang duduk di tengah tumpukan Cheese kesukaannya—baik Cheddar maupun Brie! Ia melihat dirinya makan Cheese
 favoritnya sebanyak ia mau, dan ia menikmati pemandangan yang 
dilihatnya. Kemudian ia membayangkan bagaimana puasnya ia bisa 
merasakan rasa Cheese yang enak-enak itu.
Semakin jelas ia melihat bayangan dirinya menikmati Cheese baru, semakin nyata dan yakin bahwa hal itu bisa didapatkannya. Ia bisa merasakan bahwa ia memperoleh semuanya.
Ia menulis:
MEMBAYANGKAN DIRIKU SENDIRI SEDANG MENIKMATI CHEESE BARU, BAHKAN SEBELUM AKU MENEMUKANNYA, TELAH MENGARAHKAN AKU KEPADANYA
Haw tidak lagi berpikir tentang kerugian yang bakal ia derita, sebagai gantinya ia memikirkan tentang apa yang akan ia peroleh.
Ia
 terheran-heran mengapa sebelumnya ia selalu berpikir bahwa perubahan 
akan selalu berakibat buruk. Sekarang ia menyadari bahwa perubahan bisa
 mengarah ke sesuatu yang lebih baik.
“Mengapa aku tidak bisa melihat hal ini sebelumnya?” tanyanya pada diri sendiri.
Dan
 kemudian ia pun berlari sepanjang labirin dengan kekuatan dan semangat
 yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Tak lama kemudian ia menemukan Cheese Station dan sangat gembira ketika melihat ada sepotong Cheese Baru terlihat di dekat pintu masuk.
Ada berbagai jenis Cheese yang belum pernah ia lihat sebelumnya, namun semuanya kelihatan enak. Ia mencobanya dan ternyata memang enak.
Ia memakan hampir seluruh Cheese baru
 yang ada dan menyimpan sedikit di kantongnya untuk dimakan kemudian 
atau bahkan untuk dibagikan kepada Hem. Kekuatannya pun mulai pulih.
Ia memasuki Cheese Station baru
 itu dengan penuh kegembiraan. Namun, ternyata di dalamnya kosong, 
sungguh mengecewakan. Seseorang sudah lebih dulu menghabiskan Cheese di situ dan hanya meninggalkan kepingan-kepingan kecil Cheese baru.
Ia menyadari bahwa jika saja ia bergerak lebih cepat, ia akan menemukan banyak Cheese baru di sini.
Haw memutuskan untuk kembali dan akan melihat apakah Hem sudah siap untuk bergabung.
Saat ia berbalik ke jalan yang pemah dilewatinya, ia berhenti dan menulis di dinding:
SEMAKIN CEPAT ANDA MELUPAKAN CHEESE LAMA SEMAKIN CEPAT ANDA MENEMUKAN CHEESE BARU
Beberapa saat kemudian Haw kembali ke Cheese Station C dan menemukan Hem di sana. Ia menawarkan sepotong Cheese baru, namun ditolak.
Hem menghargai tawaran temannya itu, namun katanya, “Kupikir aku tidak akan suka Cheese baru. Itu bukan yang biasa aku makan. Aku ingin Cheese-ku kembali dan aku tidak akan berubah sampai aku dapatkan yang aku mau.”
Haw
 hanya bisa menggelengkan kepalanya, kecewa, dan dengan enggan kembali 
keluar seorang diri. Saat ia tiba kembali di ujung tempat terjauh yang 
pernah ia jelajahi, ia pun merasa kehilangan teman, namun menyadari ia
 menyukai apa yang sedang ditemukannya. Bahkan sebelum menemukan 
impiannya, persediaan Cheese baru yang banyak, jika ada, ia tahu bahwa yang membuatnya bahagia bukanlah hanya memiliki Cheese.
Ia bahagia karena tidak dikejar-kejar oleh rasa takutnya. Ia menyukai apa yang sedang ia lakukan sekarang.
Menyadari hal ini, Haw tidak lagi merasa selemah saat ia masih tinggal di Cheese Station C tanpa Cheese. Kesadaran bahwa ia tidak akan membiarkan rasa takutnya menghentikannya dan bahwa ia sekarang menuju ke arah baru membuat Haw bersemangat dan merasa kuat.
Sekarang
 ia merasa bahwa tinggal menunggu waktu saja sebelum ia menemukan yang 
ia butuhkan. Bahkan ia sudah bisa merasakan ia telah menemukan apa yang
 ia cari.
Ia tersenyum saat menyadari:
JAUH LEBIH AMAN PERGI MENCARI CHEESE DI LABIRIN DIBANDING TETAP BERTAHAN DALAM KEADAAN TANPA CHEESE
Haw
 kembali menyadari, seperti yang pernah ia rasakan sebelumnya, yaitu 
bahwa apa yang kita takutkan tidaklah seburuk yang kita bayangkan. 
Ketakutan yang kita biarkan berkembang dalam pikiran kita jauh lebih 
buruk daripada kenyataan sebenarnya.
Ia pernah sangat takut kalau-kalau tidak bisa menemukan Cheese lagi, dan oleh karenanya ia takut untuk mulai mencari. Namun sejak ia memulai perjalanannya ia menemukan cukup banyak Cheese di
 lorong-lorong untuk membantunya bertahan. Dan sekarang ia berencana 
untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Hanya berencana saja sudah 
membuatnya bergairah.
Pemikirannya di masa lalu telah tertutup oleh awan kecemasan dan ketakutannya. Ia pernah berpikir akan kekurangan Cheese, atau Cheese-nya tidak
 bisa bertahan lama. Ia juga lebih banyak berpikir tentang akibat 
buruk apa yang akan terjadi dibandingkan kebaikan apa yang bisa ia 
peroleh.
Namun hal itu sudah berubah saat ia meninggalkan Cheese Station C.
Ia pernah punya keyakinan bahwa Cheese sebaiknya tidak boleh dipindahkan dan perubahan adalah sesuatu yang salah.
Saat
 ini ia menyadari bahwa perubahan akan selalu terjadi, baik kita 
mengharapkannya atau tidak. Perubahan hanya bisa mengagetkan kita jika 
kita tidak mengharapkannya dan tidak memperkirakannya.
Saat menyadari bahwa keyakinannya telah berubah, ia berhenti untuk menulis di dinding:
KEYAKINAN LAMA TIDAK AKAN MEMBAWA KEPADA CHEESE BARU
Haw belum lagi menemukan Cheese, namun saat ia berlarian di dalam Labirin, ia memikirkan pelajaran-pelajaran yang ia dapatkan.
Haw
 sekarang sadar bahwa keyakinan barunya membentuk perilaku yang baru 
pula. Tindakannya saat ini sangat berbeda dengan apa yang ia lakukan 
saat masih bolak balik ke station cheese yang kosong dulu.
Ia tahu saat Anda mengubah keyakinan Anda maka tindakan Anda pun berubah.
Bisa
 saja Anda percaya bahwa perubahan akan mencelakakan Anda sehingga Anda 
menolaknya. Namun bisa pula Anda berkeyakinan bahwa menemukan Cheese baru akan sangat membantu Anda, oleh karena itu Anda menyambut perubahan yang terjadi.
Itu semua tergantung dari pilihan keyakinan Anda.
Ia menulis di dinding:
JIKA ANDA SADAR BAHWA ANDA BISA MENEMUKAN DAN MENIKMATI CHEESE BARU MAKA ANDA AKAN MENGUBAH HALUAN
Haw mengakui jika saja ia lebih cepat mengatasi perubahan yang terjadi dan meninggalkan Cheese Station C dari
 awal, mungkin keadaannya sudah lebih baik. Ia akan merasa lebih kuat 
dan sehat lahir batin serta siap menghadapi tantangan pencarian Cheese baru.
 Bahkan, mungkin ia sudah menemukannya sekarang jika saja ia siap 
mengantisipasi perubahan, daripada membuang waktu untuk menyangkal 
bahwa perubahan sudah datang.
Ia menggunakan imajinasinya lagi dan melihat dirinya telah menemukan Cheese baru
 dan sedang menikmatinya. Ia memutuskan untuk terus menjelajahi 
bagian-bagian yang belum diketahuinya di dalam Labirin, dan menemukan 
sedikit Cheese di sana-sini. Haw pun mulai mendapatkan kembali kekuatan dan kepercayaan dirinya.
Saat
 ia memikirkan tempat asalnya dulu, Haw merasa gembira karena telah 
menulisi dinding labirin di beberapa tempat. Ia yakin tulisan-tulisan 
itu bisa menjadi petunjuk jalan bagi Hem, jika ia memutuskan untuk 
meninggalkan Cheese Station C.
Haw
 hanya berharap ia menuju ke arah yang benar. Ia memikirkan tentang 
kemungkinan Hem membaca Tulisan Tangan di Dinding dan menemukan 
jalannya.
Ia menulis di dinding, suatu hal yang telah berulang kali dipikirkannya:
MEMPERHATIKAN
 PERUBAHAN-PERUBAHAN KECIL SEJAK AWAL AKAN MEMBANTU ANDA MENYESUAIKAN 
DIRI TERHADAP PERUBAHAN BESAR YANG AKAN MUNCUL
Saat ini, Haw telah bisa melupakan masa lalu dan menyesuaikan diri dengan situasi sekarang.
la
 meneruskan pencariannya di dalam labirin dengan kekuatan dan kecepatan
 yang terus bertambah. Dan tak lama kemudian, terjadilah….
Saat
 ia merasa bahwa ia akan terjebak dalam labirin selamanya, 
perjalanannya—atau setidaknya perjalanannya saat ini—berakhir dengan 
cepat dan menggembirakan.
Haw menyusuri sebuah lorong yang belum pernah dimasukinya, berbelok, dan ia menemukan Cheese baru di Cheese Station N!
Saat ia masuk, pemandangan di depannya membuatnya sangat terkejut. Tumpukan Cheese tampak ada di mana-mana, benar-benar persediaan Cheese terbesar yang pernah dilihatnya. Tidak semua Cheese dikenalnya, karena beberapa di antara Cheese tersebut
 ada yang baru kali ini dilihatnya. Untuk sesaat ia bertanya-tanya 
apakah ini benar-benar terjadi atau hanya khayalannya saja, sampai ia 
melihat dua teman lamanya, Sniff dan Scurry.
Sniff
 menyambutnya dengan anggukan kepala, dan Scurry melambaikan cakarnya. 
Perut mereka yang membuncit menunjukkan bahwa mereka sudah cukup lama 
berada di sana.
Haw dengan cepat membalas salam itu dan segera mencicipi semua Cheese kesukaannya.
 Ia melepas sepatu larinya, mengikat kedua talinya, dan mengalungkannya 
di leher. Sniff dan Scurry tertawa. Mereka menganggukkan kepala tanda 
setuju. Kemudian Haw menerjang Cheese Baru. Saat ia sudah kenyang, diangkatnya sepotong Cheese segar dan bersulang. “Selamat untuk Cheese!“
Saat Haw menikmati Cheese-nya, ia mengingat-ingat kembali pelajaran yang diperolehnya.
Ia sadar saat ia merasa takut berubah ia terbelenggu oleh bayangan mengenai Cheese lama yang sebetulnya sudah tidak ada lagi.
Jadi
 apa yang membuatnya berubah? Apakah rasa takut akan coati kelaparan? 
Haw tersenyum, karena hal semacam itu kadang bisa membantu juga.
Kemudian
 ia tertawa dan menyadari bahwa ia mulai berubah saat la belajar untuk 
menertawakan dirinya sendin atas kesalahan yang ia lakukan. Ia sadar 
bahwa cara tercepat untuk berubah adalah dengan menertawakan kebodohan 
diri sendiri—sehingga kita bisa merelakan, melupakan, dan dengan cepat 
mulai bergerak.
Ia
 tahu, ia telah belajar hal yang sangat berguna dari rekan tikusnya, 
Sniff dan Scurry. Mereka membuat hidup ini sederhana. Mereka tidak 
memperumit masalah. Saat situasi berubah dan Cheese dipindahkan, mereka berubah dan bergerak mengikuti Cheese. la akan mengingat hal itu.
Haw juga menggunakan otaknya yang luar biasa untuk melakukan hal yang bisa dilakukan lebih baik oleh kurcaci dibandingkan tikus.
Ia
 juga menyadari bahwa halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam 
diri sendiri, dan masalahnya tidak akan membaik jika tidak berubah.
Mungkin yang paling penting adalah selalu ada Cheese baru
 di luar sana baik disadari maupun tidak. Dan itu baru bisa didapatkan 
setelah mengatasi rasa takut dan menikmati petualangan.
Ia
 tahu rasa takut itu penting, karena akan menjauhkan kita dari bahaya. 
Namun ia menyadari sebagian besar ketakutannya tidak masuk akal dan 
menghalanginya untuk berubah saat diperlukan.
Saat itu ia tidak menyukai perubahan, Namun ternyata perubahan tersebut menjadi suatu karunia yang mengantarnya menemukan Cheese yang lebih baik.
Saat
 Haw mengingat-ingat hal yang telah dipelajarinya, ia teringat temannya
 Hem. Ia bertanya-tanya apakah Hem sudah membaca pesan-pesan yang ia 
tuliskan di dinding Cheese Station C dan labirin. Apakah Hem 
sudah memutuskan untuk merelakan dan mulai bergerak? Apakah ia telah 
masuk ke dalam Labirin dan menemukan hal-hal yang membuat hidupnya 
lebih baik? Ataukah Hem tetap saja membatu karena ia tidak mau berubah?
Haw berpikir untuk kembali lagi ke Cheese Station C untuk melihat apakah Hem masih ada di sana—dengan asumsi ia masih bisa mengingat jalan kembali. Jika ia menemukan Cheese di
 sana, ia mungkin bisa menunjukkan cara bagaimana ia bisa keluar dari 
kesulitan yang dihadapinya. Namun Haw juga sadar bahwa ia sudah rernah 
mencoba untuk membuat temannya itu berubah.
Hem
 harus bisa menemukan jalannya sendiri, keluar dari rasa nyamannya dan 
mengatasi rasa takutnya. Tak ada seorang pun yang bisa melakukan hal itu untuknya atau membujuknya. Ia harus bisa melihat keuntungan dari perubahan yang terjadi bagi dirinya.
Haw
 tabu bahwa ia sudah meninggalkan petunjuk jalan bagi Hem dengan itu ia 
pasti bisa menemukan jalan, yang diperlukan hanya membaca tulisan 
tangannya di dinding.
Ia menghentikan lamunannya dan menulis ringkasan pelajaran yang diperolehnya di dinding terbesar di Cheese Station N. Digambarnya potongan Cheese yang besar di sekeliling kebenaran-kebenaran yang diperolehnya, dan ia tersenyum saat melihat apa yang telah ia dapatkan:
PERUBAHAN
 SELALU TERJADI, MAKA PERHATIKAN PERUBAHAN DAN BERSIAPLAH UNTUK 
MENGANTISIPASINYA. SESUAIKAN DIRI DENGAN CEPAT, BERUBAHLAH SEIRING 
PERUBAHAN DAN NIKMATILAH PETUALANGAN MENGARUNGI PERUBAHAN TERSEBUT.
Haw tahu ia telah banyak berubah sejak terakhir kali ia bersama Hem di Station Cheese C, namun
 ia juga sadar bahwa dengan mudah ia bisa kembali ke kebiasaan lama jika
 ia merasa terlalu nyaman. Oleh karena itu, setiap hari ia memeriksa Station Cheese N untuk melihat keadaan Cheese-nya. la melakukan segalanya agar perubahan tidak lagi mengejutkannya.
Meskipun Haw mempunyai persediaan Cheese yang
 sangat banyak, ia masih sering menjelajahi labirin dan mendatangi 
daerah-daerah baru, sehingga ia akan tetap tahu apa yang terjadi di 
sekitarnya. Menurutnya jauh lebih aman jika ia menyadari pilihan-pilihan
 yang ada di depannya dibandingkan mengunci diri dalam zona 
kenyamanannya sendiri.
Kemudian,
 Haw mendengar suara yang menurutnya berasal dari dalam labirin. Saat 
suara ribut itu semakin keras terdengar, ia sadar bahwa seseorang sedang
 menuju ke sana.
Hemkah yang datang? Diakah yang akan muncul di belokan sana?
Haw berharap—seperti yang sering ia lakukan selama ini—bahwa mungkin akhirnya temannya mampu untuk…
BERGERAK BERSAMA CHEESE DAN MENIKMATINYA!
Tamat… ataukah sebuah awal yang baru?

Post a Comment