Ada sebuah pertanyaan diajukan ke situs fatwa yang diasuh oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid. 


Pertanyaan: 


Saya ingin tahu bagaimana hukum saling kirim pesan berisi permintaan maaf via WhatsApp jelang bulan Ramadhan. 


Jawaban: 


Alhamdulillah.


Semua amal saleh, baik yang bentuknya ibadah ritual (mahdhah) kepada Allah Ta'ala, seperti shalat, puasa, dan semisalnya, atau yang bentuknya sikap baik kepada sesama makhluk, semua itu merupakan perkara dituntut perealisasiannya tiap saat.


Hal tersebut menjadi sangat dianjurkan pada waktu-waktu yang memiliki keutamaan. Tidaklah waktu-waktu tersebut diutamakan melainkan agar terjadi perlombaan dalam segala kebaikan dan amal saleh.


Di antara amal shaleh yang dianjurkan adalah: memaafkan dan menghilangkan permusuhan. 


Telah valid bahwa Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda: 


وقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : ( إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلا يَرْفُثْ ، وَلا يَجْهَلْ ، فَإِنْ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ ) رواه البخاري (1894) ومسلم (1151).


"Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah dia berkata kotor dan melakukan tindakan bodoh. Jika ada yang menghinanya atau ofensif terhadapnya, hendaklah dia berkata: 'Saya sedang berpuasa, saya sedang berpuasa.'" [HR al-Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151.]


Pada hadis tersebut terdapat anjuran bagi diri untuk meninggalkan perselisihan, menahan permusuhan, memenangkan diri, dan tidak membalas hinaan orang lain dengan tindakan yang semisalnya.


Ketika seorang muslim menyiapkan diri untuk melakukan banyak amal saleh pada musim-musim tersebut, dan takut bahwa kebencian akan menghalangi amalnya untuk naik kepada Allah Ta'ala, maka ia minta maaf kepada sesamanya. 


Nabi bersabda, 


روى مسلم (2565 ) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلا عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ : اتْرُكُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَفِيئَا ) . 


"Amal-amal hamba diangkat dua kali tiap pekan, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka tiap mukmin pun memeroleh ampunan kecuali seseorang yang sedang bermusuhan dengan saudaranya, diperintahkan: Biarkanlah kedua orang itu sampai mereka berdamai." [HR Muslim no. 2565.] 


Syaikh Ibn 'Utsaimin berkata, "Tidak diragukan bahwa perselisihan dan permusuhan merupakan sebab terhalangnya kebaikan. Dalilnya, bahwa pada suatu malam Ramadan, Nabi keluar menemui para Sahabat untuk mengabarkan tentang Lailatul Qadr. Namun ketika itu ada dua orang Sahabat yang sedang bertengkar, maka pengetahuan tentang Lailatul Qadar pun diangkat, yaitu pada tahun tersebut. Oleh karenanya, tiap orang seharusnya senantiasa berusaha agar dalam hatinya tidak terdapat kedengkian (permusuhan) terhadap sesama muslim." [Ref.: al-Liqa asy-Syahri 36.]


Orang yang menebarkan semangat pemaafan, mengembalikan tindak kezaliman, berusaha menyelesaikan kewajibannya terhadap hak orang lain, serta menganjurkan manusia untuk melaksanakan semua itu, baik pada bulan Ramadan maupun selainnya, maka tidak diragukan bahwa dia di atas kebaikan. 


Intinya, minta maaf dan lepas dari beban kezaliman pada momentum waktu yang mulia adalah tampak relevansinya. 


Jadi, sebatas pandangan kami, tidak ada masalah untuk saling minta maaf, serta saling mengingatkan dan menganjurkan hal tersebut. Allahu a'lam. 


Selesai kutipan. 


☆ ☆ ☆ 


Oleh karenanya, kalau ada sikap dan ucapan saya selama ini yang kurang berkenan di hati Antum semua, maka saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. 


4Ku 10.03.2024


☆ ☆ ☆ 


Link: https://islamqa.info/amp/ar/answers/272580 


Sumber foto: pexels.com



Kutipan asli: 


أريد معرفة حكم الرسائل التي في الواتس آب لطلب السماح قبل دخول شهر رمضان


الجواب


الحمد لله


جميع الأعمال الصالحة سواء كانت من العبادات المحضة لله عز وجل كالصلاة والصيام ونحوها ، أو كانت من قبيل الإحسان إلى الخَلق جميعها مطلوبة في كل وقت


ويتأكد الحث عليها في الأزمان الفاضلة ؛ وما فُضّلت هذه الأزمان إلا ليحصل التنافس فيها بجميع الأعمال الطيبة الصالحة


ومن الأعمال الصالحة التي يشرع الحث عليها ، والتواصي بها : المسامحة ، ورفع العداوات


وقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : ( إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلا يَرْفُثْ ، وَلا يَجْهَلْ ، فَإِنْ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ ) رواه البخاري (1894) ومسلم (1151)


وفي ذلك : ندب النفوس إلى ترك اللجج في الخصومات ، والانتصاف من الخصم ، والانتصار للنفس ، وعدم مقابلة الإساءة بمثلها


والمسلم لما كان يتأهب للإكثار من العمل الصالح في تلك المواسم ، ويخشى أن تكون الشحناء مانعة من صعود أعماله إلى الله : طلب المسامحة من الخلق


روى مسلم (2565 ) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلا عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ : اتْرُكُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَفِيئَا ) 


قال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله


"لا شك أن النزاع والخصومة بين الناس سبب لمنع الخير ، ودليل ذلك: أن النبي صلى الله عليه وسلم خرج ذات ليلة إلى أصحابه في رمضان ليخبرهم بليلة القدر فتلاحى رجلان من الصحابة -أي: تخاصما- فرفعت، أي: رفع العلم بها في تلك السنة... ولذلك ينبغي للإنسان أن يحاول ألا يكون في قلبه غل على أحد من المسلمين" انتهى من "اللقاء الشهري" السادس والثلاثين


فالذي يبث روح التسامح ، ويطلب العفو ورد المظالم ، ويسعى في إبراء ذمته من الحقوق ويحث الناس على ذلك ، في رمضان أو غيره : لا شك أنه على بر وخير


والحاصل


أن مناسبة طلب المسامحة والخروج من المظلمة في هذا الزمن الفاضل : ظاهرة


ولا يظهر لنا حرج، إن شاء الله، في التنويه بها في هذه المواسم ، أو التذكير بها والحث عليها


والله أعلم 

Post a Comment

 
Top