Ibnul-Qayyim berkata,
وَهَذِه كَانَت عَادَة السّلف يردد احدهم الاية الى الصَّباح
“Di antara tradisi para Salaf adalah mengulang-ulang satu ayat sepanjang malam.” [Ref.: Miftah Dar al-Sa’adah, vol. I, hlm. 187.]
Banyak contoh dalam hal ini. Di antaranya adalah sebagaimana yang dikisahkan oleh Muhammad bin ‘Auf al-Himshy, bahwa ia melihat Ahmad bin Abi al-Hawary (w. 230 H) melaksanakan salat dengan mengulang-ulang bacaan ayat “Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in” sepanjang malam. [Ref.: Siyar A’lam al-Nubala`, vol. XII, hlm. 87-88.]
تَأَمَّلْتُ أَنْفَعَ الدُّعَاءِ فَإِذَا هُوَ سُؤَالُ الْعَوْنِ عَلَى مَرْضَاتِهِ، ثُمَّ رَأَيْتُهُ فِي الْفَاتِحَةِ فِي إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Saya merenungkan tentang doa yang paling bermanfaat, maka saya dapati itu adalah memohon pertolongan untuk meraih rida-Nya dan itu terdapat dalam surah al-Fatihah pada firman-Nya: ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’ (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan).” [Ref.: Madarij al-Salikin, vol. I, hlm. 100.]
Contoh lainnya, dikisahkan pula bahwa al-Hasan sepanjang malam dalam salatnya mengulang-ulang pembacaan ayat:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Sekiranya kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menentukan jumlahnya.” [QS al-Nahl/16: 18] Lalu ada yang bertanya kepadanya tentang perbuatannya tersebut. Al-Hasan menjawab, “Sesungguhnya pada ayat itu terdapat ibrah. Tidaklah kita mengangkat dan menjatuhkan pandangan terhadap apapun, melainkan ada nikmat Allah di sana. Sementara yang kita tidak ketahui dari nikmat Allah itu masih jauh lebih banyak.”
Al-Hasan juga mengingatkan,
يَا ابْنَ آدَمَ كَيْفَ يَرِقُّ قَلْبُكَ؟ وَإِنَّمَا هِمَّتُكَ فِي آخِرِ سُورَتِكَ
“Wahai anak Adam, bagaimana hatimu akan menjadi lembut apabila concern-mu hanyalah pada akhir surah (memperbanyak bacaan tanpa penghayatan dan perenungan/tadabbur)?”
Dahulu Harun bin Rabab al-Usaidy dalam salat Tahajjud-nya sering mengulang-ulang bacaan ayat ini:
قَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبُ بِآيَاتِ رَبَّنَا وَنَكُونُ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Para penghuni Neraka itu berkata: ‘Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.’” [QS al-An’am/6: 27]
Beliau mengulang-ulang ayat tersebut sambil menangis sepanjang malam.
[Ref.: Mukhtashar Qiyam al-Lail, karya al-Marwazy (w. 294 H), yang diringkas oleh al-‘Allamah Ahmad bin ‘Aly al-Maqrizy, hlm. 148.]
Allahu a’lam.
28/03/2021
AdniKu
══ •◇ ✿ ❀ ✿ ◇• ══
📞 WA Group: bit.ly/faidahringkas
📋 Telegram: t.me/faidahringkas
🌐 Blog: adniku.blogspot.com
📷 IG: instagram.com/adniku
🎙 Twitter: twitter.com/adniku
📱 FB: facebook.com/adni.ku
Post a Comment